“Puas, makanya jangan bikin gara-gara, ha ha ha.”Beberapa menit kemudian, Papa mendekatiku.“Ma, hapus story Mama itu, tidak pantas!” perintah Papa tegas. Ih, Papa ternyata bisa tegas juga.“Pa, itukan aku privacy, tidak semua bisa melihatnya.” Aku membela diri. Tumben banget Papa suka melihat storyku. Biasanya cuek bebek.“Iya, tetap saja tidak pantas, hapus!” perintahnya lagi. Akhirnya kuturuti perintah Papa, kuhapus story’ whatsapp yang tadi kukirim.“Dasar emak-emak, ya, gara-gara story WA, jadi ribut,” ucap Papa lalu masuk ke kamar.“Eh, Pa, tunggu!” Papa berhenti dan menengok kearahku. “Pinjam hapenya,” peintahku sembari mengulurkan tangan.“Ini, ah, Mama,” ucap Papa sembari menyerahkan ponselnya ke aku.“Makasih.”Aku kembali duduk di ruang keluarga dan mengotak-atik Ponsel
Read more