Semua Bab Hasrat Suamiku Dengan Gundiknya: Bab 1 - Bab 10

65 Bab

Bab 1 Cincin Palsu

GUNDIK SUAMIKU (1)"Jeng, coba lihat, tadi malam aku di kasih kado cincin berlian loh sama suamiku," ucapku pada Ibu-ibu arisan yang biasa disebut Jeng. Seraya menunjukan cicin cantik nan berkilau yang tersemat di jari manisku. "Wah, cantik banget ya, Jeng. Harganya berapa? Kepo dong kita-kita, iya nggak Jeng?" sahut Jeng Lina sambil mencolek lengan Ibu-ibu lainnya. "Murah kok, Jeng. Suami aku bilang, cuman 400 jutaan harganya," jelasku dengan senyum merekah."Wah, emang suami idaman banget ya, eh Jeng Selin, kamu 'kan punya toko perhiasan tuh, paham dong mana yang asli dan mana yang bukan." kali ini Jeng Marisa yang menimpali. Dia memang agak sensi kalau punya barang-barang mahal. Orang bilang mah syirik istilahnya. "Mana coba, lihat." Jeng Selin menelisik jemariku. Tentu aku tak keberatan. Dan dengan percaya diri menujukan cincin ini pada mereka. Biar bungkam mulutnya. Enak saja main nuduh asli atau bukan. Dasar mulut kompor. Ir
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-12
Baca selengkapnya

Bab 2 Menukarnya

GUNDIK SUAMIKU (2)Mataku terbelalak saat sampai di pekarangan rumah yang kutempati. Mobil Mas Ari sudah terparkir di sana. Itu artinya Mas Ari sudah pulang. Oh Tuhan, bagaimana ini? Cepat kutepis semua kekhawatiran yang berkecamuk di dalam hati. Dan lantas memarkirkan mobil yang kutumpangi di sebelah mobil berwarna hitam pekat milik Mas Ari. "Nyonya sudah pulang?" aku terperanjat mendengar suara itu. Baru saja pintu mobil setengah terbuka. Pak Slamet, supir mertuaku sudah berada di teras depan. Ia berdiri dan menyambutku dengan senyum hangatnya. Namun, untuk apa beliau berada di sini? Bukankah dia supir pribadinya Mama mertuaku? Yang rumahnya lumayan agak jauh dari sini. Belum kujawab pertanyaannya, mataku sibuk celingukan memandangi sekeliling. Siapa tahu Mas Ari di sekitar sini, bisa gawat kalau dia udah pulang, atau ... dia sedang mencari cincin itu. Duh, bisa gagal semua rencanaku. Kuhampiri Pak Slamet yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-12
Baca selengkapnya

Bab 3 Siapa Dia?

GUNDIK SUAMIKU (3)Wanita itu mengenakan kebaya berwarna pink salmon dan jilbab yang menutupi bagian dadanya. Hatiku mendadak nyeri melihat pemandangan ini. Apakah dia wanita selingkuh suamiku? Parasnya yang cantik dan terlihat kalem mana mungkin mau merebut suami orang. Ah, jaman sekarang. Apa saja bisa dilakukan, tak perduli penampilannya seperti apa. Aku menghela napas panjang. Sebah di dada tak kunjung mereda. Lututpun terasa melemas dan tak mampu menopang tubuhku. Kucengkram baju gamis yang tergantung di depanku. Tahan Vina, jangan menangis. Air matamu terlalu mahal untuk menangisi lelaki tak punya malu seperti Ari.Mas Ari dan Mama kompak menoleh ke arah wanita itu. "Nah itu, Marisa udah dateng." ucap Mama mertua sumringah. Oh, jadi itu yang namanya Marisa. Kukira Marisa teman arisanku. Ternyata tidak. Dugaanku salah, dia Marisa ... wanita yang penampilannya  tertutup dan bahkan lebih baik dariku. kelihatannya sih begit
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-12
Baca selengkapnya

Bab 4 Lingerie Hitam

GUNDIK SUAMIKU (4)Kulirik ke arah mobil. Mobil Mas Ari masih di tempat semula. Lantas di mana Pak Slamet? Gegas kuberlari kecil menuju pintu yang langsung terhubung dengan ruang tamu. Pintu pun tidak dikunci. Mungkin Mbok Darmi belum tidur. "Nyonya, dari mana?" kutelan saliva yang terasa mengganjal di tenggorokan. Kakiku pun sontak berhenti tepat di keramik pembatas antara pintu dan teras. Cepat aku menoleh ke sumber suara. Benar dugaanku, bahwa itu suara Pak Slamet yang berasal dari depan garasi. "Oh, saya habis cek pintu di samping pagar, Pak. Sudah dikunci apa belum. Hanya untuk memastikan, takutnya Mbok Darmi lupa. Maklum, Pak. Sekarang banyak maling." alibiku meyakinkan. Untung saja, tadi masker dan jaket sudah kulepas dan kutinggal dalam mobil. Jadi, kini penampilanku biasa saja. "Oh, kalau begitu saya mau pamit, Nya. Mau jemput Pak Ari." pamit lelaki berkumis itu. Aku mengangguk dan menyunggingkan senyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-12
Baca selengkapnya

Minta Uang

GUNDIK SUAMIKU Part 5"Hah! Apa?!" pekik Mas Ari terdengar syok. "argh! kenapa kamu gak bilang dari tadi, Vin?""Ya aku mana tahu, Mas. Kalau tamu itu tiba-tiba datang." jawabku kembali membuka mata. Mas Ari tak menjawab lagi. Ia melangkah jengah menuju lemari dan membukanya dengan kasar. 'Rasain kamu, Mas. Itu hanya kejutan kecil buat kamu. Belum kejutan manis yang lainnya.' batinku tersenyum devils. Sesaat. Ranjang empuk ini terasa berkempis. Mas Ari tengah menata posisi untuk berbaring di sampingku. Namun ia memilih memunggungiku. Aku tahu, seberapa besar rasa kecewanya terhadapku dan kejadian tadi. Namun, itu tak sepenuhnya membuat hatiku lega dan merasa puas. Kalau belum aku melihat dia dan keluarganya menderita. *"Aku pergi ke kantor dulu ya, kamu baik-baik di rumah." selepas sarapan, Mas Ari berpamitan padaku. Ia bilang akan pergi ke kantor. Ini kesempatanku untuk mengurus surat-surat berharga yang suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-15
Baca selengkapnya

Bab 6

GUNDIK SUAMIKU Part 6Rasa penasaranku semakin membuncah. Hingga kuputuskan untuk diam dan tetap menguping. Dibuat bingung akan kejadian ini. Benakku terus bertanya, ada apa antara mereka orang-orang terdekatku? "Baik, nanti kita ketemu di rumah sakit." tak lama. Pak Slamet menuntup sambungan teleponnya. Lalu memasukan ponsel itu ke dalam saku celana.Rumah sakit? Siapa yang sakit? Pak Slamet bergegas menaiki motor lalu menyalakan mesinnya. Terlihat ia sedang memencet remote control pagar. Gawat jika aku sampai ketahuan. Karena pintu pagar akan segera bergeser ke araku. Cepat kulangkahkan kaki menjauh dan bersembunyi di dekat pohon bunga bougenville. Motor Pak Slamet ke luar dari pagar dan terpacu cepat ke arah barat.Tak habis akal. Lantas aku masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil. Rencanaku adalah, mengikuti ke mana pria tua yang kuanggap baik itu pergi. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Bab 7

GUNDIK SUAMIKU Part 7Marisa tengah berbicara dengan wanita berbaju biru tosca. Wanita yang tak lain adalah resepsionis rumah sakit ini terlihat menjelaskan sesuatu yang penting. Seperkian menit mereka berbincang. Marisa nampak mengangguk paham dan lantas melenggang pergi.Yang menjadi pertanyaan. Pak Slamet pergi ke mana? Lelaki itu tak kunjung kelihatan juga batang hidungnya. "Di mana ruangannya?" Terdengar suara yang tak asing di telinga. Lantas kuberbalik arah untuk memastikan. Buru-buru aku menyingkir dari tempat semula. Karena seseorang yang berbicara tadi membuat mata ini nyaris tak berkedip. Mas Ari, dia sedang berjalan ke arah sini bersama dengan Pak Slamet. Untung saja aku memakai masker, jadi mereka tidak mengenaliku. Ternyata Pak Slamet menjemput Mas Ari di gerbang depan. Pantas saja aku tak mendapati lelaki itu di area lobi. "Silakan lewat s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Bab 8

GUNDIK SUAMIKU Part 8"Sini ikut saya! Dasar penyusup!" Tarikan keras di lengan kananku membuatku terhenyak kaget. Sekilas, ekor mataku melihat ke arah ruangan tempat Mas Ari hendak melangsungkan acara ijab kabul. Mereka semua yang ada di dalam melihat ke arah sini. Beruntung, dua orang satpam tadi langsung menyeretku menjauh dari depan pintu tempat aku menguping. Sengaja aku menurut saja, kala dua satpam berseragam lengkap ini membawaku entah ke mana. Ya, karena untuk menghindari Mas Ari melihat apa yang sedang terjadi di luar. Mungkin aku gagal untuk menggagalkan pernikahan Mas Ari, tapi biarlah. Setidaknya aku tidak tertangkap basah oleh mereka. "Ikut saya ke kantor!" Salah satu satpam mengomel sembari memeganggi tanganku. "Nggak usah narik-narik! Saya bisa jalan sendiri." ketusku tak terima. Lagian, kenapa mereka bisa tahu kalau aku sedang menguping di situ
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Bab 9

GUNDIK SUAMIKU Part 9Duh, gawat! Gimana kalau Mas Ari nekat ingin membuka maskerku?"Anda tidak bisa bertindak seenaknya begini!" sergah satpam yang tadinya menyebalkan, kini jadi seolah membelaku. Cepat ia berdiri di depan Mas Ari, menghalangi posisiku yang masih terduduk di kursi. "Eh, apa-apaan kau ini! Minggir! Saya mau lihat, bagaimana wajah perempuan ini." sanggah Mas Ari bersikeras mendorong lengan satpam paksa. "Anda minggir, atau mau saya laporkan pihak rumah sakit atas tuduhan kegaduhan yang Anda perbuat." Satpam itu lantas mendorong tubuh Mas Ari ke luar dan menutup pintu."Arrgh! Dasar satpam belagu!" umpat Mas Ari dari balik pintu. Sebelum ia melenggang pergi, ia memukul daun pintu terlebih dulu. Lalu melangkah jengah dengan wajah merah padam dan gigi yang saling mengerat rapat. Terlihat dari jendela kaca di ruangan ini. "Vina, kamu nggak pa-pa 'kan?" Reflek aku mendongak, mendengar satpam ini mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Bab 10

GUNDIK SUAMIKU Part 10Gegas kututup pintu kamar mandi dan melangsungkan acara mandi secepat mungkin. Tersenyum penuh kemenangan aku malam ini, karena menggagalkan rencana Mas Ari. Kutepis segala macam pikiran yang sedari tadi memutar di kepala. Dan lantas menyudahi acara mandiku. Kulihat Mas Ari yang kini beralih duduk di sofa. Tak lupa, kumatikan lampu kamar mandi terlebih dulu seusai menutup pintu. Wajah Mas Ari yang tadi cerah, mendadak kelabu. Ya, aku tahu, mungkin dia merasa sebal dan jengkel karena ulahku yang hendak ikut lembur dengannya. Aku hanya ingin tahu, apakah dia benar lembur? Atau akan menghabiskan malam ini bersama gundiknya. Seperti yang kuperkirakan tadi. "Mas, tunggu ya, aku dandan dulu, bentar." kataku seraya duduk di depan meja rias dan mulai mepoleskan beberapa alat kecantikan yang tergelak di depanku. "Hem ...." ia hanya berdahem. Lalu menghunuskan napas panjang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status