Home / Romansa / Cinta Dibalik Hukum Adat / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Cinta Dibalik Hukum Adat: Chapter 91 - Chapter 100

122 Chapters

Bab 91 (Bunga)

“Jadi kamu nggak mau nerima lamaran aku?” Lirih Rama.“Bukannya aku nggak mau, tapi waktunya nggak tepat, harus berapa kali lagi aku bilang sama kamu sih Ram buat sabar, aku bakalan selesain semua ini tapi tolong jangan bikin kacau rencana ku kayak gini!” Maki Alena.Alena terus memaki Rama, dia benar-benar sudah kalut dan penat. Kejadian tadi membuat dia malu dan pasti jadi bahan pergunjingan seluruh kantor. Menurut Alena memang Rama terlalu gegabah dan tidak berfikir jauh, sungguh beda dengan Rama yang dulu dia kenal. Rama yang sekarang ada dihadapan Alena terasa jauh berbeda.Kegaduhan yang ada dalam ruangan Alena pun sedikit banyak dapat di dengar oleh karyawan yang ada di luar ruangan Alena, kali ini mereka memang tengah bergunjing satu sama lain karena menyaksikan kejadian luar biasa tadi. Di tengah gunjingan mereka, lalu Sarah datang menghampiri para karyawan yang tengah bergerombol di depan ruangan Alena.“Ada apa ini” Tanya Sarah yang mengejutkan para karyawan itu.Lalu sala
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

Bab 92 (Pertolongan)

Alena hanya diam sambil membiarkan air matanya terus mengalir membasahi pipinya, sedangkan Rama terus menginjak bunga-bunga itu hingga benar-benar hancur dan tak terselamatkan.“Udah Ram stop!” Lirih Alena.“Kenapa nangis? Kenapa? Kamu uda mulai suka sama Narandra? Kamu uda mulai cinta sama dia?” Teriak Rama.Alena lalu bersimpuh di tanah di hadapan Rama , sambil menatap bunga-bunga cantik yang selama ini dia rawat. Sepatah katapun dia tidak bisa menjawab kata-kata dari Rama. Dia hanya mampu menggelang-gelangkan kepalanya.Dan siapa sangka kejadian tersebut disaksikan langsung oleh Narandra yang kini tengah berdiri di depan gerbang sambil menggengggam erat bunga mawar putih. Melihat Rama merusak bunga-bunga darinya sungguh membuat hati Alena hancur, dan lebih hancur lagi melihat Alena menangis tersedu sambil bersimpuh seperti itu. Ingin rasanya dia menghampiri mereka, tapi berulang kali hatinya menolak. Dan akhirnya Narandra membua
last updateLast Updated : 2022-06-28
Read more

Bab 93 (Sakit Hati)

Bibi membantu Alena untuk duduk di ruang tamu, Alena terlihat masih menangis dan menggenggam beberapa kelopak bunga mawar putih yang terlihat sudah lusuh. Bibi lalu bergegas mengambil segelas air putih untuk Alena. Setelah memberikan Alena minuman, Bibi kemudian menghubungi Sarah. Bibi merasa kalau saat ini yang bisa menenangkan Alena adalah Sarah.“Halo Mbak Sarah!” Sapa Bibi dengan panik.“Bibi, ada apa?”“Mbak Sarah bisa kesini? Mbak Alena Mbak…!”“Alena kenapa Bi?” Tanya Sarah dengan panik.“Mbak Alena tadi bertengkar dengan Mas Rama!”“Oke..saya sama Rio kesana sekarang!”Sarah lalu menutup telfonnya, dan segera mengajak Rio untuk pergi ke rumah Alena. Sarah saat ini benar-benar khawatir dengan sahabatnya itu. Sepanjang perjalanan Sarah pun terlihat sangat gelisah, dan meminta Rio untuk lebih cepat lagi mengendarai mobilnya.“Apa aku telfon Narandra ya?” Tanya Sarah pada Rio.“Jangan..nanti Narandra ikutan panik, kita cari tahu kondisi Alena dulu!”Setelah sampai di rumah Alena,
last updateLast Updated : 2022-06-29
Read more

Bab 94 (kabar)

Sepanjang malam Alena terus mencoba menghubungi Narandra, tapi sekarang ponsel Narandra juga tidak aktif. Perasaan Alena juga merasa tidak nyaman sedari tadi. Bahkan malam ini pun Alena juga tidak bisa tidur karena terus kepikiran dengan Narandra.Keesokan harinya setelah Alena berangkat sebentar ke kantor, dan sebelum jam makan siang Alena pergi ke restoran milik Narandra. Perasaan Alena saat ini semakin tidak karuan, karena dia belum juga bisa mnghubungi kekasihnya itu. Saat sampai di restoran milik Narandra, para karyawan dan staff disana mengatakan kalau sedari pagi Narandra belum ke restoran. Mendengar kabar itu sontak saja membuat Alena semakin panik. Lalu dengan segera Alena pergi ke rumah Narandra. Dan disana Alena juga hanya bertemu dengan Asisten Rumah Tangga Narandra.“Bi Narandra dimana?”“Mbak Alena tidak tahu?” Tanya Bibi dengan wajah yang terlihat sedih.“Tahu tentang apa Bi?”“Pak Ardiya kecelakaan mbak tadi malam!”Mendengar kalimat itu serasa meruntuhkan hati dan per
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more

Bab 95 (Tangisan)

Alena dan Sarah dalam keadaan yang sangat khawatir berjalan cepat menyusuri Lorong menuju ke ruangan rawat inap Narandra. Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini air mata Alena terus berjatuhan karena dia sangat khawatir dengan keadaan calon suaminya itu. Dan ruangan Narandra pun semakin dekat, Alena dan Sarah kini sudah bisa melihat kedua orang tua Narandra tengah duduk merenung di di depan ruangan. Alena pun segera berlari menghampiri mereka.“Tente..tante..!” Panggil Alena.Alena langsung memeluk mamanya Narandra, tangis Alena pun semakin pecah didalam pelukan calon mertuanya itu.“Alena tenang ya, Narandra uda melewati masa kritisnya, kamu tenang ya !” Lirih mamanya Narandra sambil mengusap lembut rambut calon menantunya.“Alena boleh ketemu Narandra?” Lirih Alena.“Boleh sayang, kamu masuk ya temui Narandra!”Alena dan Sarah lalu masuk ke dalam ruangan itu, hati Alena sakit luar biasa melihat calon suaminya itu berbaring lemah dengan kepala dan lengan penuh perban. Air matanya pun s
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more

Bab 96 (sadar)

Narandra membuka matanya dan matanya langsung bertatapan dengan mata indah penuh air mata milik calon istrinya, yaitu Alena. Senyum Alena juga terlihat mengembang riang melihat Narandra sudah mulai sadar. "Gue panggil dokter dan orang tua Narandra dulu! " Ucap Sarah saat melihat Narandra mulai siuman. Sarah pun segera berlari untuk memanggil dokter dan juga kedua orang tua Narandra yang tengah duduk di depan ruangan. Mendengar kabar dari Sarah, kedua orang tua Narandra juga bergegas masuk ke dalam ruangan melihat kondisi anak mereka. Sedangkan Alena kini terus memegang tangan Narandra dan tak memalingkan pandangannya sedikit pun dari mata Narandra. "Haii… ! " Lirih Alena. Narandra lalu sedikit tersenyum, dan juga meneteskan air mata. "Kenapa nangis? Ada yang sakit? " Tanya Alena panik. Narandra lalu menggelengkan kepalanya pelan dan kembali tersenyum. Sedangkan kedua orang tua Narandra terlihat bahagia melihat putranya sudah sadar. Lalu tak lama kemudian Sarah datang bersam
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Bab 97 (Janji) 

"Maafin aku ya Ndra, ini semua salah aku! " Lirih Alena. Narandra lalu memegang tangan Alena dengan lemah. "kenapa kamu ngerasa kalau ini salah kamu? " "Aku tahu, malam itu kamu lihat semunya kan? Kamu datang dan lihat Rama di rumahku, dan kamu juga tahu pasti kalau Rama membuang semua bunga-bunga yang kamu kasih buat aku! " Lirih Alena. "Kamu secinta itu sama Rama Al? " Tanya Narandra syahdu. "Nggak Ndra, nggak gitu. Aku juga sedih dan sakit hati karena perbuatan Rama malam itu! " "Al aku tahu semuanya kok, aku tahu siapa yang sering datangin kamu ke kantor maupun ke rumah, bahkan aku tahu siapa yang akhir-akhir ini bikin kamu memar-memar, semua itu Rama bukan? Kalau kamu nggak cinta sama dia mana mungkin kamu masih mau bertemu dan menerima dia di rumah kamu padahal kamu tahu dia bisa aja mukul kamu kapan pun dia mau! " Lirih Narandra dengan mata yang berkaca-kaca. Alena lalu terdiam dan menunduk, dia tak sanggup menatap mata Narandra yang penuh dengan ketulusan itu. Dia tidak
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Bab 98 ( Pulang)

Hari demi hari keadaan Narandra semakin membaik, kondisi nya pun semakin pulih. selama Narandra di rumah sakit pun tak pernah seharipun Alena meninggalkan Narandra. Alena selalu menemani dan menjaga Narandra di rumah sakit. Bahkan Alena rela mengerjakana semua pekerjaannya di rumah sakit secara online. Dan tentang Rama, sudah berhari-hari pula Alena selalu mengabaikan panggilan maupun pesan dari Rama. Selama ini pun Rama tidak tahu keberadaan Alena yang sebenarnya, yang dia tahu Alena berada di kampung halamannya sesuai yang Sarah ceritakan pada Rama. Sarah memang sengaja mengarang cerita palsu itu agar Rama tidak terus berusaha mencari dimana keberadaan Alena. Dan hari ini akhirnya Narandra pun diizinkan untuk pulang ke rumah oleh dokter karena keadaan Rama yang sudah semakin membaik. Alena pun membantu membereskan baju dan barang-barang Narandra di rumah sakit. Dan Alena juga yang mengantarkan Narandra untuk pulang ke rumah. "Makasih ya Al, kamu uda mau nemenin aku setiap hari sel
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

Bab 99 (hikmah)

Rama melangkahkan kakinya ke arah Alena dan Narandra, tapi tiba-tiba Bu Nawang memegang lengan Rama dan menghentikan langkah Rama. Bu Nawang sebenarnya tidak tahu kalau Rama melihat Alena dan Narandra, tapi Bu Nawang menghentikan langkah Rama karena perawat sudah meminta Rama untuk masuk ke ruangan dokter. "Ram mau kemana? Kamu sudah harus masuk sekarang! " Ucap Bu Nawang. "Tapi ma, aku mau...! " "uda ayo cepetan masuk, dokter sudah menunggu! " Karena Rama tak kunjung beranjak, akhirnya Bu Nawang menarik lengan Rama dan memaksa Rama mengikuti langkahnya. Dan akhirnya Rama pun masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Setelah selesai chek up hari ini Alena segera mengantarkan Narandra untuk pulang ke rumah. Mereka bahagia hari ini karena kata dokter hasil dari pemeriksaan menyatakan kalau kondisi Narandra sudah semakin membaik.Saat sampai di rumah Narandra , Alena segera membantu Narandra untuk berbaring di atas tempat tidur. Alena juga memberikan segelas air Putih untuk Narandra."Aku l
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 100 (cincin)

Keadaan Narandra semakin hari semakin membaik, dan itu semua berkat pengobatan rutin yang dijalani Narandra juga berkat Alena yang tak pernah henti merawat kekasih hatinya itu. Dan hari ini pun mereka pergi berdua untuk mencari cincin pernikahan mereka. Ini adalah hari yang sangat ditunggu-unggu oleh Narandra dan akhirnya terwujud juga. Narandra pun menjemput Alena di rumahnya. Dan tak lama Alena segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil Narandra. Senyum Alena merekah begitu lebarnya, hatinya terasa sangat senang , melihat Narandra kembali sehat seperti sedia kala.“Kamu cantik!” Celetuk Narandra tiba-tiba.Alena tersipu malu mendengar pujian dari Narandra, dia lalu menyelipkan rambutnya di balik telinga kanannya. Pipi merah muda Alena pun kini semakin terlihat merona karena perasaan gugup dan malu-malunya.“Kita jalan sekarang ya!” Ucap Narandra segera.“I..iya!”Selama perjalanan mereka berdua terlihat begitu bahagia , dan terus mengumbar tawa renyah. Mereka pun juga sedang
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status