"Maafin aku ya Ndra, ini semua salah aku! " Lirih Alena. Narandra lalu memegang tangan Alena dengan lemah. "kenapa kamu ngerasa kalau ini salah kamu? " "Aku tahu, malam itu kamu lihat semunya kan? Kamu datang dan lihat Rama di rumahku, dan kamu juga tahu pasti kalau Rama membuang semua bunga-bunga yang kamu kasih buat aku! " Lirih Alena. "Kamu secinta itu sama Rama Al? " Tanya Narandra syahdu. "Nggak Ndra, nggak gitu. Aku juga sedih dan sakit hati karena perbuatan Rama malam itu! " "Al aku tahu semuanya kok, aku tahu siapa yang sering datangin kamu ke kantor maupun ke rumah, bahkan aku tahu siapa yang akhir-akhir ini bikin kamu memar-memar, semua itu Rama bukan? Kalau kamu nggak cinta sama dia mana mungkin kamu masih mau bertemu dan menerima dia di rumah kamu padahal kamu tahu dia bisa aja mukul kamu kapan pun dia mau! " Lirih Narandra dengan mata yang berkaca-kaca. Alena lalu terdiam dan menunduk, dia tak sanggup menatap mata Narandra yang penuh dengan ketulusan itu. Dia tidak
Hari demi hari keadaan Narandra semakin membaik, kondisi nya pun semakin pulih. selama Narandra di rumah sakit pun tak pernah seharipun Alena meninggalkan Narandra. Alena selalu menemani dan menjaga Narandra di rumah sakit. Bahkan Alena rela mengerjakana semua pekerjaannya di rumah sakit secara online. Dan tentang Rama, sudah berhari-hari pula Alena selalu mengabaikan panggilan maupun pesan dari Rama. Selama ini pun Rama tidak tahu keberadaan Alena yang sebenarnya, yang dia tahu Alena berada di kampung halamannya sesuai yang Sarah ceritakan pada Rama. Sarah memang sengaja mengarang cerita palsu itu agar Rama tidak terus berusaha mencari dimana keberadaan Alena. Dan hari ini akhirnya Narandra pun diizinkan untuk pulang ke rumah oleh dokter karena keadaan Rama yang sudah semakin membaik. Alena pun membantu membereskan baju dan barang-barang Narandra di rumah sakit. Dan Alena juga yang mengantarkan Narandra untuk pulang ke rumah. "Makasih ya Al, kamu uda mau nemenin aku setiap hari sel
Rama melangkahkan kakinya ke arah Alena dan Narandra, tapi tiba-tiba Bu Nawang memegang lengan Rama dan menghentikan langkah Rama. Bu Nawang sebenarnya tidak tahu kalau Rama melihat Alena dan Narandra, tapi Bu Nawang menghentikan langkah Rama karena perawat sudah meminta Rama untuk masuk ke ruangan dokter. "Ram mau kemana? Kamu sudah harus masuk sekarang! " Ucap Bu Nawang. "Tapi ma, aku mau...! " "uda ayo cepetan masuk, dokter sudah menunggu! " Karena Rama tak kunjung beranjak, akhirnya Bu Nawang menarik lengan Rama dan memaksa Rama mengikuti langkahnya. Dan akhirnya Rama pun masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Setelah selesai chek up hari ini Alena segera mengantarkan Narandra untuk pulang ke rumah. Mereka bahagia hari ini karena kata dokter hasil dari pemeriksaan menyatakan kalau kondisi Narandra sudah semakin membaik.Saat sampai di rumah Narandra , Alena segera membantu Narandra untuk berbaring di atas tempat tidur. Alena juga memberikan segelas air Putih untuk Narandra."Aku l
Keadaan Narandra semakin hari semakin membaik, dan itu semua berkat pengobatan rutin yang dijalani Narandra juga berkat Alena yang tak pernah henti merawat kekasih hatinya itu. Dan hari ini pun mereka pergi berdua untuk mencari cincin pernikahan mereka. Ini adalah hari yang sangat ditunggu-unggu oleh Narandra dan akhirnya terwujud juga. Narandra pun menjemput Alena di rumahnya. Dan tak lama Alena segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil Narandra. Senyum Alena merekah begitu lebarnya, hatinya terasa sangat senang , melihat Narandra kembali sehat seperti sedia kala.“Kamu cantik!” Celetuk Narandra tiba-tiba.Alena tersipu malu mendengar pujian dari Narandra, dia lalu menyelipkan rambutnya di balik telinga kanannya. Pipi merah muda Alena pun kini semakin terlihat merona karena perasaan gugup dan malu-malunya.“Kita jalan sekarang ya!” Ucap Narandra segera.“I..iya!”Selama perjalanan mereka berdua terlihat begitu bahagia , dan terus mengumbar tawa renyah. Mereka pun juga sedang
Alena dan Narandra menutup kencan indah mereka hari ini dengan makan malam di sebuah restoran favorit Alena. Mereka disana juga asyik mengobrol tentang rencana pernikahan mereka berdua yang sudah terbilang semakin dekat. Tawa dan canda tak sedikitpun hilang dari dari raut wajah mereka.Dan saat malam semakin larut akhirnya Narandrapun mengantarkan Alena untuk pulang.“Terimakasih untuk hari yang indah ini ya Al!” Ucap Narandra dengan kedua tangannya yang memegang erat kedua tangan Alena tepat di depan pintu masuk rumah Alena.Alena tersenyum manis sambil terus menatap indah kedua bola mata Narandra.Narandra lalu menjatuhkan ciuman manis tepat di kening Alena, bibir Narandra terasa begitu lembut dan sopan saat mendarat di kening Alena. Jantung Alena pun terasa amat tak karuan rasanya, badannya juga terasa begitu hangat dan nyaman.Keesokan harinya Alena tengah sibuk di dalam ruangannya untuk mengerjalan pekerjaannya yang menumpuk begitu banyak, karena memang selama Narandra sakit dia
“Sorry Ram, aku harus datang ke meeting ini. Kita bicara lagi lain waktu!” Ucap Alena.Rama menatap mata Alena dengan lesu lalu berbalik menatap Sarah. dan tanpa berkata-kata lagi Rama berjalan pelan menuju ke pintu keluar. Dari cara jalannya dapat dilihat kalau Rama dalam keadan yang kurang sehat, dia bahkan sedikit sempoyongan.Dan setelah Rama keluar, Sarah berjalan mendekati meja kerja Alena.“Materinya uda lo siapin kan Sar?” Tanya Alena.“Nggak ada!”“Maksud lo nggak ada? Ini kita mau meeting sama siapa dan kita mau bahas apa sebenarnya kenapa lo nggak nyiapin materi?”“Ya karena nggak ada meeting!” Ketus Sarah.“Hah maksud lo apaan?”“Ya gue bohong soal meeting itu, gue bohong biar Rama pergi dan nggak ganggu kerjaan lo dan ganggu hati lo lagi!”Sarah lalu berbalik dan keluar dari ruangan Alena dengan tangan kiri yang memegang kepalanya, sepertinya Sarah juga ikutan pusing melihat kelakuan Rama dan Alena.Narandra menjemput kekasih hatinya di kantor dan mengantarkan nya pulang.
Alena terus diam memandangi langit-langit kamarnya, pikirannya terus menuju ke Rama. Perkataan dari Bu Nawang tadi sangat mengganggu pikirannya malam ini. Perasaanya sungguh tidak nyaman, padahal beberapa hari terakhir pikirannya sangat tenang dan damai saat dia mencoba menghindar dari Rama dan hanya fokus pada Narandra. Tapi malam ini seolah-olah kedamaian dan kenyamanan itu telah hilang dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan apapun dalam hatinya. Magnet dari Rama ternyata begitu kuat dan hebatnya , sehingga membuat Alena malam ini hanya terfokus pada Rama dan Rama.Tapi semua itu bukan tanpa alasan, pikiran resah dan kacau Alena malam ini karena dia begitu takut jika hal buruk terjadi pada mantan kekasih hatinya itu. Dan jika terjadi apa-apa pada Rama maka Alena juga yang akan terpuruk dalam rasa bersalah dan lagi-lagi dia juga yang akan disalahkan oleh keluarga Rama terutama Bu Nawang.Keesokan harinya, Alena merias dirinya dengan cantik seperti biasa, dia juga memandangi dirinya
Setelah beberapa saat akhirnya Rama mulai membuka matanya perlahan, dia merasakan sentuhan lembut yang sedari tadi mengusap rambutnya. Dia juga mendengar sayup-sayup suara tangisan. Bibir Rama tersenyum kecil saat dia melihat bidadari cantik di depan matanya. Alena kamu disini? Lirih Rama.Kamu cepat sembuh ya Ram, kamu harus sehat kamu nggak boleh kayak gini! Lirih Alena dengan air mata yang terus menetes hingga jatuh di kening Rama. Aku akan sembuh kalau kamu terus disini sama aku, dan janji buat nggak ninggalin aku. Aku sakit Al kalau harus kamu tinggal , aku nggak bisa tanpa kamu, aku butuh kamu! Rengek Rama.Melihat Rama yang lemah seperti saat ini, sungguh mengobrak arik hati dan perasaan Alena, dia sangat tidak tega melihat keadaan Rama kali ini, apalagi saat dia melihat ke arah meja yang sudah tersedia beberapa jenis obat untuk Rama. Kamu janji kan Al, kamu nggak akan ninggalin aku kan? Kamu akan terus sama aku kan? Tanya Rama lagi.Tapi kamu juga harus cepat sembuh ya! Lir