Setelah beberapa saat akhirnya Rama mulai membuka matanya perlahan, dia merasakan sentuhan lembut yang sedari tadi mengusap rambutnya. Dia juga mendengar sayup-sayup suara tangisan. Bibir Rama tersenyum kecil saat dia melihat bidadari cantik di depan matanya. Alena kamu disini? Lirih Rama.Kamu cepat sembuh ya Ram, kamu harus sehat kamu nggak boleh kayak gini! Lirih Alena dengan air mata yang terus menetes hingga jatuh di kening Rama. Aku akan sembuh kalau kamu terus disini sama aku, dan janji buat nggak ninggalin aku. Aku sakit Al kalau harus kamu tinggal , aku nggak bisa tanpa kamu, aku butuh kamu! Rengek Rama.Melihat Rama yang lemah seperti saat ini, sungguh mengobrak arik hati dan perasaan Alena, dia sangat tidak tega melihat keadaan Rama kali ini, apalagi saat dia melihat ke arah meja yang sudah tersedia beberapa jenis obat untuk Rama. Kamu janji kan Al, kamu nggak akan ninggalin aku kan? Kamu akan terus sama aku kan? Tanya Rama lagi.Tapi kamu juga harus cepat sembuh ya! Lir
Narandra segera berpamitan kepada Bibi dan bergegas mengendarai mobilnya dengan kencang. Narandra segera menuju ke salah satu tempat yang dia yakini disanalah keberadaannya Alena. Hati Narandra merasa tidak karuan saat ini. Pikirannya terbang kemana-mana, dan serasa dia sudah tahu hal buruk akan terjadi. Setelah sampai di tempat tujuannya, Narandra segera memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah. Dan benar saja Narandra dikejutkan dengan mobil Alena yang terparkir di depan rumah itu. “Ternyata benar Alena di rumah Rama!” Gumam Narandra kesal. Narandra mengepalkan tangannya dan memukul keras setir mobilnya, hatinya benar-benar sakit melihat calon istrinya itu kembali menemui Rama. Padahal beberapa hari ini Alena sudah mulai terlihat perhatian kepada Narandra tapi ternyata hari ini Alena masih saja menemui Rama.“Apa gara-gara tadi malam, jadinya hari ini Alena pergi nemuin Rama dari pagi sampai larut seperti ini ?” Narandra terus menunggu Alena dengan perasaan yang hancur dan tera
Alena malam ini sungguh tidak bisa memejamkan matanya, karena dia kebingungan kenapa bisa Narandra tahu tentang dia yang seharian ini berada di rumah Rama. Alena pun tengah berfikir keras, bagaimana caranya dia besok untuk menjelaskan semuanya ini kepada Rama. Alena benar-benar takut jikalau nanti nya Narandra akan marah besar padanya. "Bukankah harusnya senang kalau dia marah dan mutusin hubungan ini, tapi kenapa rasanya aku nggak rela! " Gumam Alena sambil menatap langit-langit kamarnya. Waktu terus berjalan dan kini mataharipun sudah menyorot tajam masuk ke dalam kamar Alena melalui celah-celah di jendela di kamarnya. Rasanya tubuh Alena masih menolak bangun, karena masih sangat mengantuk, itu semua gara-gara semalaman dia tidak bisa tidur dan terus memikirkan Narandra dan juga Rama. Sedangkan pagi-pagi sekali Narandra terlihat sudah datang ke rumah Alena sambil membawa makanan untuk breakfast. "Hari ini mau pergi ya mas sama Mbak Alena, kan ini weekend! " Ucap Bibi sambil mene
Alena terdiam dan menunduk , dia sungguh tidak tega melihat Narandra seperti itu, tapi di sisi lain dia harus membuat Rama bahagia agar bisa kembali sehat.“Kenapa Al? Kenapa kamu malah diam? Kamu belum menjawab pertanyaanku!” Lirih Narandra dengan air mata yang coba dia tahan.Narandra menarik nafas panjag dan menyandarkan punggungnya di sofa, dia merasakan kalau selama ini perjuangannya sia-sia. Dengan melihat tingkah Alena saat ini pun dia merasa kalau Alena sudah benar-benar hilang dari haapannya.“Sudahlah Al, kamu jujur saja sama aku, aku nggak akan marah. Nggak masuk akal memang kalau kamu sampai seharian di rumah laki-laki tanpa ada perasaan apapun terhadap dia. Dan bagaiamana mungkin bisa sekhawatir itu kalau memang tidak ada apa-apa!” Lirih Narandra dengan nafas yang sangat sesak.Alena mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Narandra yang terlihat semakin pucat, Alena terlihat menitihkan air matanya. Dan bibirnya seperti tengah bersiap untuk berucap.“Ndra, aku…aku…aku min
Setelah mengabarkan berita itu pada tim WO nya, Narandra langsung mematikan ponselnya, dan kembali meratapi kahancuran hatinya. Padahal pernikahan nya dengan Alena tinggal sebenatr lagi , kurang dari 3 bulan lagi mereka berdua harusnya melangsungkan pernikahan. Bahkan baru saja kemarin mereka memesan cincin kawin dan membeli beberapa seserahan. Tapi ternayata hari ini semua impian itu terpatahkan dengan kenyatan kalau Alena ternyata lebih memilih Rama dibanding dirinya.“Ternyata sekeras apapun gue berusaha gue nggak mampu menggantikan posisi Rama di hati lo Al!” Gumam Narandra sambil memandangi langit-langit kamarnya, di langit-langit yang kosong itu seperti ada gambaran wajah Alena, yang pasti semakin menyakitkan bagi Narandra. Begitu susah dan sakit pasti di posisi Naradnra saat ini.Ditengah Narandra yang merasa sangat menderita , ternyata ada Rama dan Alena yang tengah berduaan menikmati makan malam yang indah di sebuah restoran favorit mereka semasa pacaran dulu. Rama terlihat l
Sarah langsung keluar begitu saja dari ruangan Alena, dia begitu kesal dengan kedaannya sekarang. Bukan maksud untuk tidak mendukmung hubungan Rama, tapi Sarah merasa kalau hubungan Alena dengan Rama sangatlah tidak sehat dan sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Dulu Sarah memang sangat mendukung hubungan mereka, tapi saat ini keadaannya sudah berbeda dan mereka tidak seharusnya bersatu saat ini. Selain pusing dengan hubungan Rama dan Alena, Sarah juga dibuat pusing dengan kabar yang beredar luas di media sosial ini, dia harus menerima telfon dari puluhan client yang meminta penjalasan tentang semua ini. Belum lagi dari tim marketing yang sedari tadi tiada henti memberi laporan kalau banyak supplier, agen dan distributor yang cancel orderan begitu saja, itu pasti akan menurunkan omset mereka minggu ini.Setelah meneguk secangkir kopi , lalu Sarah meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Narandra, dan tak lama akhirnya Narandra mengangkat panggilan dari Sarah itu.“Ndra gue uda tau kabar
Sarah lalu keluar dari ruangan Alena, sedangkan Alena hanya diam dan seperti pasrah begitu saja Saat sarah memaki-makinya tadi. Alena lalu mengambil map yang jatuh ke lantai itu dan meletakkan nya diatas meja. Baru saja Alena duduk di bangku kebesarannya, telfonnya pun berdering, dan ternyata itu adalah panggilan dari Bu Candra, ibu dari Alena. Alena pun segera mengangkat telfon itu.“Halo bu!”“Alena jawab ibu, apa berita yang tersebar itu benar? Kamu nggak jadi nikah sama Narandra?” Tanya Bu Candra dengan nada suara yang cukup tinggi.“Jawab Alena!”“I..iya bu, Alena putus sama Narandra!”Mendengar jawaban dari Alean seketika tangis Bu Candra pecah.“Bu jangan nangis!” Ucap Alena lirih.“Kenapa kamu ambil keputusan seperti ini tanpa bilang-bilang dulu sama bapak dan ibu? Kamu bikin malu aja sih, padahal perniakahn kalian sudah sebentar lagi. Dan yang lebih bikin malu pernikahan kalian gagal karena kamu selingkuh. Ibu dan bapak nggak habis fikir bagaimana jalan fikiranmu sebenarnya
Baru saja masuk ke dalam kamar Sarah sudah mendapatkan telfon dari Narandra, Sarah pun buru-buru untuk mengangkat panggilan itu.“Halo Ndra kenapa?”“Besok gue mau ngundang lo sama Rio buat datang ke acara grand opening café gue yang baru, bisa kan?”“Serius? Lo buka café lagi?”“Iya Sar, untuk barcode acara besok uda gue kirim ke lo ya!”“Oke-oke gue sama Rio besok pasti bakalan datang!” Ucap Sarah dengan riang.Keesokan harinya…Sarah dan Rio mengenakan baju bernuansa putih, sesuai tema dari acara grand opening café milik Narandra. Sarah dan Rio juga datang lebih awal karena mereka tidak mau terlambat di acara itu. Setelah perjalanan hampir 45 menit akhirnya Sarah dan Rio sampai juga di café baru milik Narandra. Café itu benar-benar terlihat mewah dan juga berkelas. Café yang hampir full kaca dengan interior kayu berwarna coklat gelap, dan lampu-lampu cantik tak lupa dengan tambahan tanaman-tanaman hijau yang semakin membuat tempat ini begitu memukau. Tempat ini juga terdapat bebera