Sarah lalu keluar dari ruangan Alena, sedangkan Alena hanya diam dan seperti pasrah begitu saja Saat sarah memaki-makinya tadi. Alena lalu mengambil map yang jatuh ke lantai itu dan meletakkan nya diatas meja. Baru saja Alena duduk di bangku kebesarannya, telfonnya pun berdering, dan ternyata itu adalah panggilan dari Bu Candra, ibu dari Alena. Alena pun segera mengangkat telfon itu.“Halo bu!”“Alena jawab ibu, apa berita yang tersebar itu benar? Kamu nggak jadi nikah sama Narandra?” Tanya Bu Candra dengan nada suara yang cukup tinggi.“Jawab Alena!”“I..iya bu, Alena putus sama Narandra!”Mendengar jawaban dari Alean seketika tangis Bu Candra pecah.“Bu jangan nangis!” Ucap Alena lirih.“Kenapa kamu ambil keputusan seperti ini tanpa bilang-bilang dulu sama bapak dan ibu? Kamu bikin malu aja sih, padahal perniakahn kalian sudah sebentar lagi. Dan yang lebih bikin malu pernikahan kalian gagal karena kamu selingkuh. Ibu dan bapak nggak habis fikir bagaimana jalan fikiranmu sebenarnya
Baru saja masuk ke dalam kamar Sarah sudah mendapatkan telfon dari Narandra, Sarah pun buru-buru untuk mengangkat panggilan itu.“Halo Ndra kenapa?”“Besok gue mau ngundang lo sama Rio buat datang ke acara grand opening café gue yang baru, bisa kan?”“Serius? Lo buka café lagi?”“Iya Sar, untuk barcode acara besok uda gue kirim ke lo ya!”“Oke-oke gue sama Rio besok pasti bakalan datang!” Ucap Sarah dengan riang.Keesokan harinya…Sarah dan Rio mengenakan baju bernuansa putih, sesuai tema dari acara grand opening café milik Narandra. Sarah dan Rio juga datang lebih awal karena mereka tidak mau terlambat di acara itu. Setelah perjalanan hampir 45 menit akhirnya Sarah dan Rio sampai juga di café baru milik Narandra. Café itu benar-benar terlihat mewah dan juga berkelas. Café yang hampir full kaca dengan interior kayu berwarna coklat gelap, dan lampu-lampu cantik tak lupa dengan tambahan tanaman-tanaman hijau yang semakin membuat tempat ini begitu memukau. Tempat ini juga terdapat bebera
Alena lalu menemui Bu Nawang yang sudah menunggu di ruang tamu rumah Alena. Alena sebenarnya saat ini tengah gugup dan juga takut. Karena setiap bertemu dengan Bu Nawang pasti dia akan mendapatkan pukulan yang cukup menyakitkan. Alena lalu menarik nafas panjang dan duduk tepat dihadapan Bu Nawang.“Tante!” Sapa Alena gugup.“Tante sudah tahu tentang kamu dan Rama, tante tahu kalau akhir-akhir ini kalian dekat lagi dan ternyata kamu membatalkan pernikahan kamu dan memilih Rama!”“Iya..iya tante!” Lirih Alena.“Bagus deh kalau gitu, tante harap kamu benar-benar serius sama Rama, dan nggak mainin perasaan Rama seperti dulu!”“Iya tente, saya tidak main-main untuk saat ini!” lirih Alena.“Lalu gimana dengan orang tua kamu? Dulu hubungan kalian selesai kan karena orang tua kamu, lalu sekarang bagaimana?”“Orang tua saya masih menganut tradisi yang sama seperti dulu tan, dan Alena belum tahu nantinya mereka bagaimana!” Ucap Alena dengan perasaan takut.“Apa kamu bilang barusan? Kalau sepert
“Kenapa sih Bapak sama Ibu egois banget, lagi keadaan kayak gini juga masih bisa sempat-sempatnya marah. Kan seharusnya juga ngasih support ke aku, semua orang memang egois dan nggak ngerti apa yang aku rasain. Kecuali….!”Alena lalu segera menghubungi Rama, karena yang dia pikir bisa mengerti keadaanya sekarang hanyalah Rama. Tak berapa lama Rama mengangkat panggilan dari Alena itu, mendengar suara Alena yang habis menangis membuat Rama khawatir.“Kamu habis nangis , kenapa?”Alena kemudian mencertitakan kepada Rama kalau dia baru saja berbincang melalui ponsel dengan Pak Candra, Alena juga menceritakan kalau Pak Candra kembali mengungkit masalah hukum adat dan tradisi keluarga Alena, Alena juga mengatakan kepada Rama kalau dia merasa apa yang dikatakan Pak Candra itu dia rasa ada benarnya, karena saat ini dia juga merasakannya sendiri. Baru seperti ini saja keuangan kantor Alena sudah tak beraturan, penjualan terus menurun dan dia bahkan juga sudah memikirkan untuk melakukan pengura
Narandra malam ini tengah makan malam bersama Rio dan Sarah di salah satu resto milik Narandra. Narandra ingin memperkanalkan menu barunya pada Sarah dan juga Rio, dan ingin mendengar pendapat dari mereka berdua. Sarah dan Rio terlihat sangat menikmati makanan-makanan yang Narandra hidangkan karena memang makanan-makanan itu sangatlah enak dan pastinya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi.“Gimana enak nggak? Atau kurang apa gitu?” Tanya Narandra.“Enak banget sumpah Ndra, rasanya pas!” Ucap Sarah.“Iya Ndra ini perfect banget, pasti menu ini bakalan laris !” Puji Rio.“Serius kalian ? Nggak cuma mau nyenengin gue aja kan?”“Ya nggak lah serus ini tuh enak banget!” Puji Raka lagi.Mereka berdua lalu lanjut untuk berbincang, Sarah sama sekali tak membahas tentang Alena karena ingin menjaga perasaan Narandra.“Sar gimana kabar Alena?” Tanya Narandra tiba-tiba.Sarah dan Rio lalu saling bertatapan mata, mereka berdua seolah – olah bingung harus menjawab seperti apa. Karena me
“Al ini makanan lo!” Ucap Sarah sambil mengulurkan makanan ke arah Alena yang tengah berdiri di depan ruangannya sambil menatap karyawannya yang terlihat bahagia.“Iya Sar makasih!” Jawab Alena sambil menerima makanan yang Sarah berikan.“Lo kenapa? Lo uda tahu siapa yang ngasih ini?” Tanya Sarah sambil mencondongkan badannya ke arah Alena.“Heem!” Jawab Alena singkat.Alena lalu masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Sarah yang masih berdiri di depan pintu ruangan Alena.“Meskipun lo nggak ngomong dan lo nggak pakai nama resto lo di packaging ini, gue tahu ini dari lo Ndra, karena cuma lo yang perhatian sama Alena dan semua karyawannya!!” Gumam Sarah.Sedangkan di dalam ruangan , Alena duduk di sofa panjang yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu, lalu dia membuka makanan yang dia pegang. Lalu Alena mengambil ponselnya yang ada di kantong jas yang dia kenakan.Alena l
Perkataan Bu Nawang tadi cukup membuat Rama terus kepikiran dengan nasib nya dan Alena nantinya, Rama merasa apa yang diakatan oleh mamanya itu memang ada benarnya juga. Bisa jadi hubungan mereka kali ini terhambat lagi oleh restu orang tua Alena yang dianggap kolot oleh Rama itu.Setelah semalaman dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, Rama hari ini memutuskan untuk menemui Alena di rumahnya. Rama datang tanpa memberitahukan dulu pada Alena, dan kedatangan Rama ini juga disambut baik oleh Alena meskipun dalam hati Alena dia masih cukup kesal karena perkataan Rama kemarin di ponsel.Mereka berdua lalu asyik menonton film dengan ditemani minuman dan juga beberapa cemilan, saat ini Alena berharap Rama menanyakan keadaannya dan juga perusahaannya tapi sudah hampir satu jam Rama disini, Rama tak sekalipun menanyakan kabarnya.“Oh ya ada yang mau aku bicarain sama kamu Al!” Ucap Rama tiba-tiba.“Ada apa?”“Aku mau kita nikah dalam waku dekat, mungkin bisa sebulan lagi!” Ucap Rama dengan
PLAKKKK…….Pukulan keras mendarat diwajah Alena yang mulus, Rama marah karena permintaanya di tolak oleh Alena, dan dia juga marah karena Alena berbicara dengan nada tinggi kepadanya.“Aku nggak terima penolakan dari kamu ya Al, kamu katanya mau nikah sama aku, tapi kenapa nggak setuju dengan ide kawin lari ini? Sedangkan orang tua kamu saja nggak akan ngasih kita restu, kamu mau mainin perasaan aku lagi?” Maki Rafandra sambil menjambak rambut Alena dengan kencang.“Lepas Ram sakit!” Lirih Alena.Tak menghiraukan permintaan Alena, Rama malah mendorong Alena hingga jatuh tersungkur.“Bilang kalau mau nikah sama aku Al, bilang !” Maki Alena.“Iya Ram tapi aku mau dapat restu orang tua aku!” Lirih Alena sambil terus mengeluarkan air mata.“Persetan sama restu orang tua kamu!” Maki Rama sambil mengayunkan tangannya lagi dan tepat mengenai wajah Alena lagi.Teriakan kesakitan Alena dan makian dari Rama terdengar jelas ke Bibi, Bibi saat ini memang sedang berada di ruang tamu yang tak jauh