Home / Romansa / Cinderella Hot Story / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Cinderella Hot Story: Chapter 81 - Chapter 90

160 Chapters

Curiga

“Mau fotokopi kartu keluarga buat apa?”Karena tidak ada siapa pun di rumah di siang hari seperti ini, maka Rindu bisa dengan bebas membuntuti sang ibu yang masih sibuk dengan pekerjaan rumah. Saat ini, Rindu sedang berada di belakang rumah, dan berdiri di samping Tiara yang tengah menjemur pakaian.“Buat ….” Rindu ikut menunduk dan mengambil satu baju untuk dijemur. Harusnya, ia sudah menyiapkan jawaban sebelumnya untuk berjaga-jaga. “Ambilin bentarlah, Bu. Biar aku foto aja. Ini cuciannya biar aku yang jemur. Lagian juga nggak bisa dibuat jaminan pinjam uang ke bank, kan?”“Hah, kamu itu, Rin!” Meskipun menghardik kesal, tapi Tiara berbalik pergi untuk mengambil kartu keluarga di kamarnya. Membiarkan Rindu yang sedari tadi belum melepas tasnya, menjemur pakaia
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

Telur di Ujung Tanduk

Rindu membuka mata beratnya, ketika merasakan tangan seseorang menepuk pipinya berulang kali hingga memanas. Samar suara beberapa pria tengah berbincang di belakangnya, memaksa Rindu mengangkat kepala yang masih terlampau berat.Manik Rindu menatap sayu, pada pria yang berbadan kekar di depannya. Sejurus kemudian, kepala Rindu berputar, untuk melihat di mana dirinya berada saat ini. Seperti berada di ruang tamu, atau mungkin ruang tengah sebuah rumah, dengan dekorasi modern minimalis bernuansa merah muda. Tertata rapi, juga bersih, dan membuat Rindu ingin memiliki sebuah rumah seperti yang dilihatnya saat ini. Hanya saja, satu hal yang baru Rindu sadari, kalau kedua tangannya saat ini sedang terikat di belakang, dan ia tengah duduk di sebuah kursi besi.“Minum?” tawar sang pria yang sudah menepuk
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Say Goodbye

“Tante, Saya—”“Nyonya!”Jawaban yang hendak dimuntahkan Rindu terhenti, ketika salah satu bodyguard yang dibawa Maria, menyela. Total, sudah tiga orang pria yang bertubuh kekar Rindu lihat berada di ruangan tersebut, setelah pria yang satu ini masuk.Hanya saja, ada yang sedikit aneh menurut Rindu. Pria yang memakai kacamata hitam di kepalanya itu, membawa setumpuk kotak di tangannya. Dari model dan baunya, Rindu bisa menebak kalau lima tumpuk kotak yang sedang dibawa pria itu adalah pizza.“Pizzanya sudah datang,” ujar sang bodyguard lalu meletakkan tumpukan benda persegi tersebut di atas meja, yang berada tepat di belakang sofa yang diduduki Maria.“Ha?” Wajah Maria ben
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

Nanti Malam

“Kamu nggak papa?” tanya Dewa pada Rindu saat mereka baru masuk dan duduk di dalam mobil. “Ke apartemen, Pak,” sela Dewa, sejenak memberi perintah pada sopirnya sebelum Rindu menjawab pertanyaannya.Saat mobil mulai melaju dengan perlahan, Rindu pun membuka suara, disertai gelengan kepala. “Aku nggak papa.”“Yakin?” tanya Dewa memastikan lagi, agar tidak terjadi sesuatu ketika Dewa kembali ke kantor nanti. “Atau, kita bisa pergi ke dokter dulu kalau memang ada yang sakit.”“Nggak ada yang sakit. Aku di sana tadi cuma ngobrol dan nggak kenapa-napa.” Rindu menggeleng sekali lagi, tapi raut wajahnya kali ini terkesan datar karena masih terngiang dengan ucapan Maria. Apa benar kalau Dewa sampai saat ini masih belum move on dari gadis yang bernama He
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

Ayo Kita Mandi

"Kalau kamu memang serius sama Rindu, bawa ke rumah." Dewa hanya membaca chat dari sang papa sebentar, tapi tidak membalasnya. Mengembalikan lagi benda canggihnya ke dalam saku jas, kemudian terus melangkah menuju kamarnya. Maria, pasti sudah mengadukan semuanya pada Abraham, tapi Dewa tidak akan mau peduli. Bukankah Maria yang lebih dulu menyulut masalah dengan membawa Rindu, jadi, yang dilakukan Dewa siang tadi hanyalah membela diri dan menjaga miliknya. Ya, Rindu adalah milikinya dan tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh, apa yang sudah menjadi milik Dewa. Sebelum membuka pintu kamar, Dewa kembali merogoh saku jas untuk mengambil ponsel yang baru saja berdering singkat. “Aku baru sampai, dan kita ketemu besok siang,” Tanpa menunjukkan ekspresi apapun, Dewa membalas chat dari Reno yang baru saja menginjakkan kakinya di ibukota. Setelah selesai, Dewa langsung membuka pintu kamar dan melihat Rindu tengah duduk di sofa sembari memangku laptopnya. “Ganti baju, Rin,” titah Dewa
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

Sepasang Suami Istri

Setelah pernyataan tersirat Dewa pada Rindu tadi malam, tembok tidak kasat mata yang sempat dibangun oleh Rindu, kini mulai terkikis tipis secara perlahan. Rindu mungkin tidak bisa secara langsung mengenyahkan rasa takutnya, tapi di luar itu, ia sudah mulai berdamai dengan perasaan yang ada saat ini.Sikap manis Dewa, perlindungan Dewa, keroyalannya yang tanpa batas, semua itu mampu membuat Rindu akhirnya percaya, kalau hati pria itu sudah mulai tertaut padanya.“Aku usahakan pulang sore hari ini, terus kita makan malam di luar. Jadi, jangan makan duluan.”Rindu yang tengah duduk di pangkuan Dewa itu mengangguk. Menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, setelah itu mengambil satu sendok lagi untuk ia suapkan ke mulut Dewa.“Nggak makan siang?” tanya Rindu setelah menelan sarapannya.“Aku ada janji makan siang sama Reno siang ini. Dia baru pulang dari KL tadi malam.” Sedari tadi, satu tangan Dewa sangat betah berada di atas paha Rindu. Hanya diam, dan tidak melakukan apa-apa, karena Dewa sa
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

Perang Semalaman

Rindu yang tengah duduk di tepi tempat tidur segera berdiri, ketika melihat Dewa baru saja keluar dari walk in closet. Tersenyum canggung, lalu menggigit sudut bibir karena tatapan Dewa kepadanya. “Kenapa? Nggak suka? Aneh ya?” tanya Rindu sembari menarik kedua sisi rok dressnya ke atas. Rindu menghampiri meja riasnya, lalu berputar sembari melihat penampilannya sekali lagi melalui pantulan kaca. “Ini, lebih pendek dari gaun yang aku pake nikah kemarin, tapi sedikit lebih sempit. Apa ukurannya di press, ya, sama Mbak Kiara.” Siang tadi, Rindu mendapat kiriman empat buah gaun yang benar-benar berkelas, dengan jahitan yang begitu halus tanpa cela sama sekali. Rindu pun yakin, jika gaun yang dipakainya saat ini tidak akan menemukan kembarannya jika ia pergi berkeliling mall di ibukota. Karena yang Rindu tahu review yang bertebaran di dunia maya, butik Kiara hanya mengeluarkan satu corak, dengan satu model. Untuk itu, Rindu sangat percaya diri ketika ia mencoba seluruh pakaian tersebut s
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more

Bucin

Wajah Dewa sempat menegang, ketika mendengar Arman menyebutkan alamat rumah mendiang ayah Rindu. Dewa bahkan sempat meraup wajahnya, karena tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar. Apa semua itu benar? Karena Dewa tahu pasti di mana tempat tersebut berada. Bahkan, ciri-ciri rumah yang disebutkan oleh Arman, sangat mirip dengan penggambaran yang masih tersisa di ingatan Dewa. “Tapi, Non, dengar-dengar daerah sana mau digusur,” ujar Arman kembali menjelaskan. “Mau dipake sama pemerintah.” Cocoklah sudah. Kini, Dewa hanya tinggal mendatangi Reno, dan melihat nama yang tertera pada sertifikat yang sudah diserahkannya pada Riko, dengan mata kepalanya sendiri. Dewa kembali mengingat, kalau Reno kerap mengatakan pernah melihat Rindu. Apakah mungkin, kalau Rindu adalah … Dewa menggeleng. Ingin menepis hal yang berkumpul di kepalanya, tapi tidak kunjung bisa. “Oh, gitu, ya, Pak?” tanya Rindu tapi tidak membutuhkan jawaban nyata dari Arman. Karena, nantinya Rindu akan datang sendir
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

Sudah Terlambat

Begitu mobil Dewa keluar dari area gedung apartemen, ia menghentikan roda empatnya di bahu jalan sebentar. Menghubungi Riko terlebih, untuk mempertanyakan sebuah kotak yang pernah Dewa berikan pada pria itu. Apakah benda tersebut sudah berada di tangan Reno, atau masih bersama Riko.“Rik, kotak kardus yang pernah aku suruh kasihkan ke Reno, apa masih sama kamu?” Telunjuk Dewa mengetuk-ngetuk kemudinya dengan cepat dan tidak sabar.“Sudah, Pak,” jawab Riko. “Tapi, karena waktu itu pak Reno masih di Malaysia, saya disuruh titipkan ke sekretarisnya.”“Oke, thanks.”Segera, setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Riko, Dewa langsung menelepon Reno. Pantas saja, Reno kerap curiga dan ngotot, kalau pria itu pernah melihat wajah Rindu, tapi di mana?“Ren! Di mana?” sahut Dewa terburu, tapi mencoba bersikap setenang mungkin.“Di rumah, kenapa?”“Kamu sudah buka kotak kardus yang dikasih Riko? Yang isinya sertifikat rumah markas preman timur?”“Ah, itu!” Reno menggantung kalimat yang hendak d
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Pulang Sekarang

Begitu mobil yang dibawa Dani berhenti di depan pintu lobi utama utama rumah sakit, Rindu segera keluar dari mobil, dan menghempas kasar pintu tersebut. Berlari menaiki tangga pelataran dengan tergesa, dan membawa semua rasa takut di dalam dada. Berharap, tidak ada hal serius yang menimpa Dewa di dalam sana.Namun, langkah kaki Rindu terhenti, ketika melihat seorang wanita yang cukup ia kenal sedang memasang wajah panik yang sama dengan dirinya. Wanita itu baru saja hendak beranjak dari meja resepsionis, ketika maniknya bersirobok tajam dengan Rindu.“Kamu!” tunjuk wanita itu, lalu menghampiri Rindu dengan tergesa. Wajah datar, dengan tatapan tajam itu, tidak lepas ia tujukan kepada Rindu. “Pergi dari sini dengan diam, atau saya suruh security seret kamu keluar dari sini.”Dengan wajah sembabnya, Rindu menggeleng sembari mundur satu langkah untuk menjaga jarak. Tatapan sayunya tertuju pada pria paruh baya, yang juga berjalan cepat menyusul di belakang wanita itu. Dari wajah tenang dan
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status