Home / Romansa / Cinderella Hot Story / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Cinderella Hot Story: Chapter 101 - Chapter 110

160 Chapters

Bunuh Aku

Setelah pergi menemui sang ibu, hati Rindu tidak menjadi lebih lega. Justru, Rindu semakin berkutat dengan banyak pertentangan yang sedang bergulat di dalam dada. Satu yang Rindu sadari ketika ia berpisah dengan Dewa, yakni hatinya sudah menjadi milik pria itu. Namun, satu fakta yang tidak bisa sama sekali Rindu terima, membuat semuanya begitu sulit untuk dijabarkan.Lantas, bagaimana caranya Rindu mengikhlaskan semua itu? Rindu bukan Tiara, yang bisa sabar karena sudah berada di zona nyamannya. Menutup mata dari masa lalu, yang benar-benar sudah dibuang jauh dari ingatan. Sementara Rindu, ia masih tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut karena tumpukan ego yang masih bergejolak pada gadis seusianya.Sampai akhirnya, Rindu membelokkan roda duanya menuju gedung apartemen tempatnya dahulu tinggal bersama Dewa.Rindu memasuki lobi, dan meminta access card pada resepsionis yang sudah sangat hafal dengan dirinya dahulu kala. Rindu rasa, ia tidak perlu menghubungi Dewa sama sekali untuk
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Tetap di Sini

“Ergh …” Saat geraman tertahan itu terlontar dari mulut Dewa, di situlah Rindu tersadar. Fokus akan warna kemeja Dewa yang berubah warna, seketika terpecah. Rindu dengan cepat menarik pisau tersebut, hingga terjatuh di lantai begitu saja. “Dokter!” Rindu berseru panik dengan sekujur tubuh tremornya. Ini kali pertama, Rindu melihat darah segar yang merembes tepat di depan mata. Terlebih, Rindu juga punya andil besar dalam hal tersebut. “Ambulans! Rumah sakit!” Rindu yang hendak berlalu dari hadapan Dewa untuk mencari pertolongan, segera dicekal oleh pria itu. Dewa menggeleng kesakitan sembari mencengkram tangan Rindu. Perlahan, tubuhnya merosot jatuh, lalu bersandar pada kitchen island dengan membawa Rindu bersamanya. “Aku panggil orang dulu!” Bingung bercampur panik, karena darah yang berada di sisi perut Dewa semakin melebar di kemeja putihnya. “Nggak, nggak!” Rindu menarik tangannya agar terlepas dari Dewa secepat mungkin. Ia meraih satu tangan Dewa dan merentangkan di balik k
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Aman

“Lukanya nggak dalam,” ujar sang dokter yang tengah menjahit luka sayatan di sisi perut Dewa. “Miring sedikit, kelar hidup, lo, Wà!”“Berengsek!” maki Dewa hendak tertawa, tapi harus menahan nyeri pada perutnya.Beberapa menit yang lalu, Reno datang membawa seorang dokter yang juga termasuk dalam circle keluarga Lee. Reno membawa Rindu untuk menunggu di luar, meninggalkan dokter yang datang membersihkan, dan menangani luka Dewa, hanya berdua di dalam kamar.“Cewek baru?” tanya Yoga, dokter yang saat ini duduk di samping Dewa.“Hm,” jawab Dewa dengan menggumam singkat.“Berantem?”“Hm.”“Toxic, Wà! Belum jadi istri sudah main tusuk.” Yoga menggeleng dan tetap berkonsentrasi dengan jahitannya. “Ini, lo, ngindar atau gimana?”“Gue yang toxic, Ga,” ralat Dewa tidak ingin Rindu tampak buruk di mata sang dokter, yang sudah bergabung dengan Lee Grup sejak lima tahun yang lalu. “Gue yang nusuk diri gue sendiri.”“Pantas.” Akhirnya Yoga terkekeh setelah mengetahui jawaban Dewa. “Lo, nusuknya
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Jangan Pergi ...

Rindu berdiri canggung, tapi hatinya sungguh merasa lega karena melihat Dewa yang masih membuka mata. Maniknya lalu berlari pada selembar kertas yang ada di nakas dan mengambilnya. “Ini resep dokter?” tanya Rindu sembari mencoba membaca tulisan yang tidak dimengerti olehnya. Namun, belum sempat Dewa memberikan jawaban, Rindu langsung berbalik dan pergi ke arah pintu. Membukanya, dan melihat Reno berdiri tepat di depan sana bersama Yoga. “Kenapa, Rin?” tanya Reno mendadak gugup. Ia khawatir, kalau pembicaraan mereka barusan terdengar oleh Rindu. “Ini resep obatnya.” Rindu memberikan secarik kertas pada Reno, lalu menganggukkan kepalanya sejenak pada Yoga. “Tolong minta beliin siapa gitu, Pak. Secepatnya, ya, biar obatnya bisa diminum sama pak Dewa.” “Ohh ….” Riko langsung membuang napas lega dan mengambil kertas tersebut dari tangan Rindu. “Oke, oke, biar aku suruh orang beli sekarang.” Rindu mengangguk. “Makasih, ya, Pak. Kalau bisa cepetan.” Rindu kembali menutup pintu, lalu me
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Menebus Semuanya

“Dewa … Sorry!”Reno segera memundurkan langkahnya, dan kembali menutup pintu dengan rapat. Harusnya, Reno mengetuk pintu terlebih dahulu ketika hendak masuk ke dalam kamar. Namun, karena ia terburu-buru, akhirnya Reno langsung saja membuka pintu tersebut, dan melihat sebuah adegan yang cukup membuat kedua matanya tercemar.Sementara itu, Rindu langsung berdiri seketika saat mendengar suara Reno yang tiba-tiba membuka pintu. Wajahnya langsung memerah malu, dan menunduk salah tingkah untuk menyembunyikan semua itu dari Dewa.“A-ku keluar bentar,” ujar Rindu lalu melangkah cepat ke arah pintu dan membukanya. Tepat di depan pintu, ada Reno yang meringis lebar dan terlihat salah tingkah. Bukankah, harusnya Rindu yang bersikap demikian?Rindu lantas berdehem sejenak untuk membuang rasa canggungnya. “Pak Reno mau ke dalam? Apa obatnya sudah ada?”“Oh, nggak, nggak,” ujar Reno mengibaskan satu tangannya ke arah Rindu. “Aku cuma mau pamit. Aku mau siap-siap … ada undangan. Tolong bilang Dewa,
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Perlahan tapi Pasti

“Aku perlu waktu.” Respons Rindu tersebut, langsung membuat Dewa membuang napas panjang. Sepertinya, Dewa harus lebih bersabar lagi agar bisa memiliki Rindu seperti dahulu kala. Saat ini, Dewa tidak bisa seenaknya mengancam Dewa, karena ia tidak ingin menambah rasa benci di hati gadis itu. Semua yang dilakukan Dewa di masa lalu, sudah cukup mematahkan dan menghancurkan hati Rindu menjadi serpiha debu, Untuk itu, Dewa harus mengatur cara lain, yakni dengan mengambil simpati sang istri agar mereka bisa bersama kembali. “Hubungan kita, sedari awal memang sudah salah.” Dewa sedikit menggeram ketika berusaha bangkit dari duduknya. Ia berdiri sejenak, untuk menghela napas dan menikmati rasa nyeri di sisi perutnya. Mungkin, saat ini Reno sedang memaki atas kebodohannya. Namun, seorang Reno yang tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun, tidak akan bisa mengerti apa yang Dewa rasakan saat ini. “Biar aku bantu.” Rindu pun ikut berdiri dengan terburu, ketika melihat Dewa yang tib
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

Buruan Tidur

Kedua alis Dewa tersentak pelan, karena melihat Rindu mengambil satu buah bantal dari tempat tidur, lalu meletakkannya di sofa panjang. Apa gadis itu, tidak ingin tidur satu ranjang dengan Dewa malam ini?Rindu memang lebih banyak diam dan tidak bersuara sepanjang bersama Dewa. Namun, gadis itu dengan telaten menyiapkan semua keperluan Dewa, yang sedari tadi hanya duduk bersandar di tempat tidur. Dari makan, minum obat, pun dengan mengganti pakaian yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri oleh Dewa.“Kamu mau tidur di sofa?” tanya Dewa ketika Rindu sudah duduk, dan mengurai surai yang sudah terlihat panjang itu.Rindu sudah memakai piyama tidur yang masih berada di walk ini closet pun mengangguk. Ia memijat leher belakangnya lalu menghempaskan tubuh lelahnya di sofa.“Bisa tidur sendiri, kan?” Rindu kemudian merentangkan selimut yang sudah ia ambil dari walk ini closet, untuk membalut tubuhnya. “Kalau malam pengen apa-apa, tinggal banguni aja.”“Kenapa nggak tidur di sini?”Rindu berbal
last updateLast Updated : 2022-05-29
Read more

Puas, Sayang

Sejak menjalin hubungan dengan Dewa, ini pertama kalinya Rindu terbangun lebih dulu dari pria itu. Biasanya, Dewalah yang akan selalu bangun lebih pagi dari Rindu, untuk bersiap pergi ke kantor. Namun, tidak pagi ini, di mana Dewa masih terlelap dan matahari pun belum menampakkan biasnya.Semalam, mereka benar-benar tidur dan tidak melakukan apapun. Meskipun, pagi ini Rindu terbangun dan mendapati dirinya berada di pelukan Dewa. Entah bagaimana caranya hingga guling yang membatasi tubuh mereka sudah tidak ada, dan Rindu tahu-tahu sudah menempel di tubuh pria itu, memeluknya.Rindu mencoba bangkit dengan perlahan. Namun, tangan besar yang mengalung di tubuhnya itu, tiba-tiba menegang dan tidak bisa digerakkan. Melingkar pada tubuh Rindu dan tidak bisa disingkirkan. Akhirnya Rindu sadar, kalau Dewa sudah lebih dulu terjaga, daripada dirinya.“Kamu udah bangun?” Suara Rindu terdengar berat dan serak.“Hmm.” Dewa hanya menggumam, tapi kedua matanya masih betah menutup rapat. Berharap, kei
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

Anything For You

“Kira-kira, lukanya kapan sembuhnya, ya, Dok?” tanya Rindu yang sedari tadi hanya duduk di tepi ranjang yang berseberangan dengan Yoga. Rindu memperhatikan dengan seksama, apa yang dilakukan Yoga pada luka jahitan yang ada di perut Dewa.“Kalau asupan gizinya baik, kondisinya juga fit, dan perawatannya benar. Bisa antara tujuh sampai empat belas hari,” jawab Yoga kemudian berdiri dan membersihkan sampah yang ada di sana. “Jangan terlalu banyak gerak dan melakukan hal yang berat-berat dulu, biar lukanya juga cepat tertutup.”Yoga tahu kalau semua ini adalah sebuah drama yang diciptakan Dewa, agar gadis itu tetap tinggal di sisinya. Oleh sebab itu, sedikit mendramatisir keadaan Dewa pun, Yoga rasa tidak mengapa.“Oia, tolong dipantau terus, ya!” ujar Yoga menambahkan. “Kalau bisa, untuk sementara ini, kalau mau apa-apa di bantu dulu. Biar jahitannya nggak terbuka, misal dia terlalu banyak gerak.”“Ohh.” Rindu mengangguk-angguk dan tetap memperhatikan dengan seksama semua hal yang dilaku
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

Aku Mau Sekarang

Pagi ini, Rindu kembali bangun di pelukan Dewa, dan lagi-lagi, pria itu ternyata lebih dulu bangun dari pada dirinya. Namun, karena Rindu sudah berniat untuk masuk kerja hari ini, maka ia tidak lagi berbincang-bincang dengan Dewa seperti kemarin.Sebelum Rindu berangkat kerja, ia terlebih dahulu mengurus semua hal terkait sang suami yang mendadak berubah manja. Satu hal yang meringankan Rindu saat ini, Dewa telah meminta Sri untuk kembali ke apartemen dan memasak untuk mereka. Jadi, Rindu tidak perlu bingung untuk memilih menu yang akan di ordernya secara on-line.“Yank,” panggil Dewa ketika Rindu sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. “Ke sini sebentar,” pinta Dewa menepuk tepi ranjang yang bersebelahan dengannya.Tidak ada alasan untuk menolak, Rindu pun menghampiri Dewa dan duduk di samping pria itu. “Apa? Kamu butuh apa lagi?” tanya Rindu dengan menyentak kedua alisnya ke atas. “Mas perawatnya bentar lagi datang, nanti biar dibukain pintu sama bu Sri.”“Tolong bukain laci nakas.
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status