Home / Romansa / Cinderella Hot Story / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Cinderella Hot Story: Chapter 121 - Chapter 130

160 Chapters

Berdoa dan Berharap

Malam itu, Rindu meminta Dewa agar membatalkan kunjungan ke rumah orangtua pria itu. Masalah yang terjadi hari ini, ditambah dengan perut Dewa yang kembali nyeri, membuat Rindu ingin beristirahat. Menghabiskan waktu di apartemen, dan tidur dengan tenang. Sementara itu, Rindu memohon pada Riko agar tidak menceritakan semua hal yang terjadi dengan Radit pada Dewa. Rindu beralasan, semua itu hanya akan mengganggu kesehatan Dewa yang belum terlalu pulih. Untungnya, Riko mau menuruti permintaannya, hingga Rindu bisa bernapas dengan tenang. Rindu tidak ingin, Dewa naik pitam dan kembali melakukan hal yang akan memperburuk keadaan. Karena Rindu tahu, kalau Dewa bisa bersikap sangat kejam jika seseorang sudah mengusik sesuatu yang dicintainya. Seperti kasus Hening dan mendiang Bagus dahulu kala. Sudah cukup sampai di situ. Rindu tidak ingin Dewa berbuat hal kejam lagi di sepanjang sisa hidupnya. “Emm, Yang ...” Panggilan Rindu kali ini, cukup membuat Dewa terkejut. Pasalnya, sejak mereka
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Selesai

“Kita mau ke mana lagi?” Rindu mengalihkan pandangannya ke luar mobil. Melihat trotoar yang bergerak cepat, dan tidak tahu menahu akan dibawa ke mana oleh Dewa.Mereka baru saja memeriksakan diri di rumah sakit. Menjalani beberapa tes, hingga membuat Rindu harus meminta izin kepada manajernya terlebih dahulu.Setelah semua pemeriksaan dan konsultasi untuk program hamil selesai, Dewa tidak langsung membawa Rindu kembali ke apartemen. Dewa yang hari ini mengemudikan mobilnya sendiri, membawa Rindu ke sebuah tempat yang terletak di kawasan elite.Jantung Rindu seketika melaju tidak menentu. Di dalam benaknya, Rindu sudah bisa menebak kalau Dewa sedang mengemudikan mobilnya ke kediaman orang tua pria itu.“Ke rumah papaku.”Benar, kan, tebakan Rindu. Mereka saat ini hendak bertemu dengan Abraham dan Maria. “Kenapa nggak bilang dulu! Aku nggak ada persiapan sama sekali.”“Cukup jadi dirimu sendiri,” balas Dewa tetap berkonsentrasi pada jalan di depannya. “Jangan berubah untuk menyenangkan
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Komitmen

Maria segera melompat dari paha Abraham ketika pintu ruang kerja sang suami terbuka tiba-tiba. Sambil membenarkan kancing dressnya, Maria berdecak dengan melotot menatap Dewa.“Mama besarin kamu pake sopan santun,” ketus Maria sambil berjalan melewati meja Abraham, menuju sofa yang terletak di salah satu sisi ruang. “Bisa ketuk pintu dulu, kan, sebelum masuk.”Dewa mencoba tidak acuh, atas pemandangan yang baru saja dilihatnya. Memang hanya beberapa detik, tapi, hal tersebut cukup mengganggu kinerja otaknya. Mana Dewa tahu kalau sang mama ada di ruang kerja Abraham, dan sedang ….Tahu begini, Dewa akan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kerja pria tua itu. Namun sudahlah, anggap semua yang ada barusan tidak pernah terjadi.“Jadi, mau bicara apa?” Abraham tetap duduk di kursi kebesarannya, dan tidak terlalu peduli dengan apa yang sudah dilihat putranya. Dewa bukan anak kecil lagi, yang harus diberi penjelasan mengenai kegiatan yang baru saja dilakukan kedua orang tua
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more

Siapkan Mental

“Jangan takut, jangan cengeng, jangan takut, jangan cengeng ….” Kalimat yang sempat diutarakan oleh Dewa, terus saja dirapalkan oleh Rindu di kepala. Ia tidak boleh memasang wajah takut, pun dengan wajah cengeng di depan Maria, jika tidak ingin dibantai oleh sang mertua.Namun, bagaimana bisa, jika jantung Rindu saja sudah menghentak tidak karuan di dalam sana. Apalagi, ketika wanita yang benar-benar masih terlihat cantik di usianya itu, sudah duduk di sisi yang berlainan dengan Rindu. Maria duduk bersebelahan dengan Abraham. Sementar Rindu, berpegangan erat dengan tangan Dewa tanpa sadar.“Jadi, kalian ke sini mau minta restu?” Ucapan Maria tidak ketus, tapi juga tidak ramah, Sedari tadi, Maria sibuk memperhatikan penampilan Rindu yang begitu sederhana. Tidak jauh berbeda, ketika Maria pertama kali bertemu dengan gadis itu.Harusnya, Rindu bisa merubah penampilannya. Mengingat, banyaknya uang yang bisa diberikan Dewa kepada gadis itu. Namun, mengapa Rindu masih saja terlihat seperti
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more

Rasa Curiga

Rindu mendorong, menepuk, juga memukul, untuk menjauhkan tubuh Dewa yang terus saja menyerangnya. Begitu keduanya masuk ke dalam unit, Dewa langsung menghimpit tubuh Rindu ke dinding dan tidak henti menjatuhkan pagutan pada bibir manis itu. Kedua tangan pria itu pun, sudah masuk dan bermain dengan lincah di dalam kemeja Rindu.“Akummph …” Dengan susah payah Rindu hendak berbicara di sela ciuman Dewa, “Kantmp … Yang!” Karena kesal tidak diacuhkan, Rindu menginjak kaki Dewa dengan keras.“Arrg!” Dewa hanya menjauhkan wajah, tapi kedua tangannya masih memegang tubuh Rindu dari dalam kemeja. “Apa?”Rindu mendorong tubuh Dewa dengan sekuat tenaga, tapi pria itu tetap bergeming di tempatnya. “Aku mau ke kantooor.”“Bolos aja lagi.” Dewa kembali menghimpit tubuh Rindu, tapi hanya menatap wajah cantik itu. Tidak melakukan apapun, atau … belum melakukan apapun. “Temani aku di apartemen hari ini. Bu Sri sudah aku liburkan, jadi kita bisa—”“Nggak bisa,” putus Rindu tidak bisa bergerak ke mana p
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

100 Persen

“Aku tinggal sebentar,” ujar Dewa setelah memagut bibir Rindu begitu dalam. Setelah puas memadu kasih, Dewa segera bangkit untuk membersihkan diri secepat mungkin. Ada masalah pribadi yang harus Dewa selesaikan, sebelum kembali menjalankan tugas sebagai pejabat negara.Sebagai seorang istri, Rindu sebenarnya masih merasa curiga dengan gelagat Dewa sejak pria itu menerima telepon. Bagaimana tidak curiga, jika penampilan Dewa jauh dari kesan formal. Pria itu memakai celana jeans, dan kaos polos hitam yang membuat penampilan Dewa jauh lebih menggoda daripada biasanya. Sekali melihat, gadis-gadis di luar sana bisa saja langsung menjatuhkan hati pada Dewa.Namun, Rindu berusaha percaya, bahwa yang menelepon Dewa beberapa waktu lalu adalah Riko. Bukan seorang wanita seperti yang tengah berkutat di kepala Rindu.“Aku disuruh izin dari kantor, tapi kamunya malah pergi.” Rindu merungut, dan enggan bangkit dari tempat tidur. Tubuh polosnya saja masih bergelung di dalam selimut. Rindu terlalu le
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Bapak Mertua

“Dewa?”Pria itu berusaha menutupi wajah tegangnya. Mecoba menarik senyum, walau ingatannya langsung tertuju pada sebuah revolver, yang kala itu terselip di pinggang pria yang berada di samping Dewa. Sebuah pikiran buruk, seketika itu juga langsung membuatnya menelan ludah.Dewa yang baru masuk ke dalam ruang yang tidak terlalu besar tersebut, hanya tersenyum kecil. Terus melangkah tegap, tanpa membalas sapaan terkejut dari pria paruh baya yang telah menjadi ayah mertuanya. Meskipun Radit bukanlah ayah kandung Rindu, tapi, status pria itu di masyarakat tetap akan menjadi ayah mertua Dewa.“Silakan duduk, Pak Radit.” Akhirnya, Dewa membuka suara saat dirinya sudah duduk pada kursi direktur di perusahaan tempat Radit bekerja. Bukan perusahaan besar, pun dengan ruangan serta perabotan kantor yang seadanya. Bersih, tapi tidak estetis layaknya kantor-kantor pejabat pemerintah dan perusahaan dengan skala luas. Perabot yang ada, hanya dibeli dan letakkan sesuai fungsinya saja.Radit yang tad
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Nahan Lapar

Rindu keluar kamar dengan canggung. Menghampiri Dewa yang sudah menunggunya di tengah sedari tadi. Kali ini, rasa percaya diri Rindu mendadak merosot jatuh karena pilihan pakaian yang tidak biasa.Rindu memakai sebuah dress merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Dress yang dikenakannya saat ini, merupakan buatan Kiara pada saat bobot tubuh Rindu cukup ideal kala itu. Sedikit longgar, karena bobot tubuhnya memang belum kembali seperti dahulu kala. Karena itulah, Rindu merasa sangat tidak percaya diri ketika mengenakannya.“Ehm!”Gumaman Rindu seketika membuat Dewa mengangkat wajah. Mengalihkan pandangan, dari ponsel yang sedari tadi tidak lepas dari tangan. Dewa tercengang, ketika melihat tampilan Rindu yang berbeda dari biasanya. Bahkan, kedua kelopak itu enggan berkedip karena ingin terus melihat sang istri tanpa jeda sama sekali.“Jelek, ya? Make up-ku ketebelan, ya?” cecar Rindu menyentuh pelan kedua pipinya. “Kayak mau ngelenong nggak sih? Tapi, bedakku nggak tebal-tebal a
last updateLast Updated : 2022-06-28
Read more

Salah Terus

“Kenapa aku nggak dibangunin, sih!”Dewa yang baru keluar dari kamar mandi terdiam sejenak. Melihat tubuh polos Rindu berlari cepat melewatinya, lalu menutup pintu kamar mandi dengan keras. Dewa memutar tubuh dengan tatapan heran. Setiap harinya, Rindu memang selalu bangun telat daripada Dewa. Namun, gadis itu tidak pernah menghardik Dewa seperti barusan.Tidak … bukan hanya pagi ini. Akan tetapi, istrinya itu mulai uring-uringan sejak tadi malam. Tidak bisa salah ucap, atau salah bersikap sedikit saja, maka Rindu akan membeo seketika.Apa salah Dewa sebenarnya?Atau, jangan-jangan Rindu telah mengetahui pertemuan Dewa dengan Radit. Namun seteleh dipikir lagi, rasanya tidak mungkin si pengecut Radit rela kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Jadi, untuk sementara ini Dewa menyimpulkan, emosi Rindu yang tidak menentu itu bukan karena Radit.Namun … karena apa? PMS, kah?Semakin dipikirkan, Dewa semakin tidak menemukan jawabannya.Mungkin, setelah mandi pagi ini, maka otak serta tubuh
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more

Restu

“Lita baru aja tidur.”Mendengar hal tersebut dari sang ibu, Rindu langsung berbalik badan lalu keluar menuju ruang tamu. Merebahkan tubuhnya di sofa, lalu menutup mata.Tiara segera menyudahi kegiatannya membersihkan dapur. Dengan segera, ia menyusul Rindu yang terlihat lelah.“Kalau ngantuk, pindah ke kamar Fandy, atau di kamar Ibu.” Tiara duduk di samping sofa yang ditiduri Rindu. Meletakkan telapak tangannya, untuk merasakan suhu tubuh gadis itu. Siapa tahu, Rindu pulang ke rumah karena merasa tidak enak badan.“Aku nggak ngantuk, cuma capek aja habis keliling.”“Kenapa nggak berhenti kerja aja?” tanya Tiara lalu menyandarkan tubuh pada punggung sofa. “Dewa, kan, orang kaya, Rin. Hidup kamu sudah terjamin ke depannya. Daripada capek-capek gini.”“Mas Dewa nggak ngelarang aku kerja. Jadi, selama aku masih pengen kerja, ya udah, aku kerja aja.” Rindu lalu membuka mata. Mendongak sebentar untuk melihat sang ibu. “Lita kapan kontrol ke dokter lagi?”“Haduuh, ngapain ke dokter, buang-
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status