Beranda / Romansa / Cinderella Hot Story / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Cinderella Hot Story: Bab 111 - Bab 120

160 Bab

Bayi Beneran

Rindu berjalan gontai memasuki unit apartemen setelah pulang kerja. Ia ingin berendam air hangat di bathtub, untuk mengusir semua rasa lelah yang merambat di tubuhnya. Satu hal yang tidak pernah lagi Rindu lakukan, sejak dirinya memutuskan hengkang dari apartemen tiga bulan yang lalu. Namun, nianya itu tampaknya harus Rindu urungkan sejenak. Ketika kakinya sudah berada di ruang tamu, Rindu mendapati seorang pria dengan baju perawat yang hendak pulang karena jam kerjanya telah usai.“Bang Eza?” Rindu berdiri kaku ketika melihat pria yang berusia sepantar dengan Dewa.“Rindu?” Eza pun terperangah ketika melihat Rindu di depannya. “Jadi, Rindu … Rindu yang dibilang pak Dewa istrinya, itu … kamu? Kamu sudah nikah, Rin?”Rindu yang sempat ternganga itu, kemudian menggeleng untuk mengumpulkan kesadarannya. Ia tidak menyangka kalau perawat yang ditugaskan oleh Yoga, adalah tetangganya sendiri.Rindu buru-buru menarik lengan Eza menuju sofa. Mereka duduk berdua di sofa panjang, dengan membe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Tanpa Harus Sembunyi

“Kamu nggak kerja hari ini?”Jarum jam dinding yang ada di kamar Dewa sudah menunjukkan pukul delapan lebih sepuluh menit, tapi Rindu masih belum mengganti pakaian rumahnya dengan baju kantor. Jika Rindu memang tidak bekerja hari ini, harusnya gadis itu sudah mengatakan pada Dewa sedari tadi. Namun, Rindu seolah sibuk dengan dunianya sendiri, tanpa melepas ponsel sama sama sekali.“Kerja,” jawab Rindu singkat, tanpa menoleh wajah untuk melihat Dewa. Ia tengah berbaring di sofa, dengan ponsel di tangan karena menunggu balasan chat dari seseorang, dari tadi malam.“Ini sudah jam delapan lebih.”“Hm, aku tahu.” Rindu kembali menjawab dengan tatapan lurus pada ponselnya. “Aku ada janji sama orang jam … sepuluhan. Jadi, aku ke kantornya nanti siang.”“Laki-laki?” selidik Dewa menahan rasa cemburunya. Ia tahu benar bagaimana pekerjaan Rindu di luar sana. Gadis itu kerap bertemu dengan pemasang iklan dari berbagai macam kalangan. Yang membuat Dewa geregetan dan ingin Rindu segera resign adal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

Menjalani Pernikahan

Rindu menghela kecil di depan kaca yang di dalam walk in closet. Ia sudah memakai kemeja, serta celana jeans untuk berangkat ke kantor. Namun, hati serta pikiran Rindu kini dipenuhi dengan ucapan Dewa. Pria itu, tidak akan lagi merahasiakan hubungan mereka, dan juga menginginkan anak dari Rindu.Rindu rasa, ia belum siap untuk hal itu. Akan tetapi, mulut Rindu seolah tidak kuasa untuk mengatakan tidak, akan hal tersebut.Melihat menit jarum jam yang terus bergerak ke kanan, akhirnya Rindu memutuskan untuk mengesampingkan semua itu untuk sementara waktu. Ada pekerjaan yang juga menjadi tanggung jawab Rindu dan harus diselesaikan hari ini juga.Ketika Rindu keluar dari walk in closet, ada Eza yang ternyata sudah datang. Sang perawat itu, tengah memeriksa tekanan darah Dewa, dan Eza tidak lupa untuk menyapa Rindu.“Baru mau berangkat kerja, Rin?” tanya Eza ketika melihat Rindu sudah rapi dengan tas yang menyilang di depan dada. Tidak ada yang berubah dari style yang dikenakan Rindu. Masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-06
Baca selengkapnya

Tetap Istriku

Pada akhirnya, hari itu Rindu kembali tidak masuk bekerja. Janji yang sudah diaturnya untuk menagih pembayaran iklan, akhirnya Rindu alihkan kepada rekannya. Tidak enak badan, hanya satu alasan itu yang dirasa sangat masuk akal jika hendak membolos dari kantor.Tidak hanya itu, Dewa pun pada akhirnya memutuskan untuk meliburkan Eza. Karena sudah ada Rindu dan Sri di apartemen, jadi Dewa tidak membutuhkan perawat tersebut sama sekali. Bagi Dewa, ada Rindu di sisinya saja, itu sudah cukup.“Kalau kamu butuh surat dokter, aku bisa minta Yoga buatkan dan nanti biar kurir yang antar.”Rindu yang bergelung di dada Dewa setelah menangis hebat beberapa saat yang lalu, tidak merespons. Ia masih ingin merasakan detak jantung Dewa, dalam ketenangan. Besarnya rasa sayang dan cinta Rindu yang melebihi rasa bencinya itu, sedikitnya membuat rasa bersalah di hatinya.Rindu merasa sangat bersalah, karena sudah memberikan hati kepada pria yang telah membuat ayahnya celaka. Karena itulah, dirinya tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Baca selengkapnya

Makan Bareng

Sudah beberapa hari ini, Rindu membatalkan kedatangannya untuk menemui Tiara. Bukannya tidak ingin mencari tahu semua hal yang terjadi di dalam keluarga saat ini. Namun, motor Lita yang selalu parkir di depan rumah, membuat Rindu mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. Rindu enggan bertemu dengan Lita, karena banyak kekesalan yang masih memerangkap hatinya.Sementara itu, hubungan Rindu dengan Dewa pun masih jalan di tempat. Rindu masih butuh waktu untuk meredam semua gejolak di dalam dada, terkait takdir buruk masa lalu yang mengikat mereka. Kendati, bantuan psikolog yang didatangi Rindu cukup membuat banyak perubahan dalam emosinya, tapi, Rindu masih belum siap jika harus menjalani semua dengan Dewa.“Pak Reno? Dari atas?” Rindu menghentikan langkahnya ketika bertemu Reno di lobi gedung apartemen. Karena Rindu baru menyelesaikan janji temu dengan seseorang di dekat kawasan apartemen, maka ia sekalian mampir untuk makan siang bersama Dewa di unit pria itu.“Oh, Rindu.” Reno sediki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-09
Baca selengkapnya

Kepalang Tanggung

“Nggak usah nyalain AC, ya.”Rindu baru saja menutup pintu balkon kamar, karena hujan disertai angin yang cukup berhembus kencang. Setelahnya, ia kembali melompat ke atas ranjang dan duduk bersila. Melihat segelas susu di nakas, di sisi tempat tidur Dewa yang masih tersisa separuh.“Kenapa? dingin?”Rindu mengangguk, lalu menunjuk gelas di samping Dewa. “Kalau nggak mau, sini aku yang minum.”Dewa berpaling pada gelas yang ada di nakas. Meraihnya, lalu memberikan pada Rindu. “Habisin,” titahnya.“Hm.” Rindu menggumam setelah bibirnya menyentuh ujung gelas. Meneguk sedikit demi sedikit susu yang ada di dalamnya, tanpa melepas pandang dengan Dewa. Rindu bersyukur, karena pria itu bisa pulih dengan cepat dan tidak terlalu bersikap manja seperti kemarin-kemarin. Rindu jadi berpikir, apa merawat bayi yang sebenarnya, akan sama repotnya seperti merawat Dewa?Rindu hampir-hampir tidak bisa membayangkan hal tersebut.Akan tetapi, mengapa tiba-tiba Rindu memikirkan tentang seorang bayi? Ia pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-11
Baca selengkapnya

Mempercepat Semuanya

“Ayo keluar, Yang,”Dewa memicing, menatap Rindu yang tidak kunjung keluar dari mobil. Sedari awal, gadis itu sudah tidak setuju jika mereka harus pergi menemui Radit dan Tiara hari itu juga.Akan tetapi, dalam hal ini Dewa tidak sepemikiran dengan Rindu. Hubungan mereka harus segera dipublikasikan dan tidak lagi disembunyikan dari siapa pun. Jika sudah begitu, maka Rindu pasti tidak akan bisa pergi dari Dewa.“Ayo,” ajak Dewa sekali lagi sambil mengulurkan tangan. “Kita sudah sampai di depan rumahmu, nggak mungkin balik lagi.”Rindu hanya menepuk keras telapak tangan Dewa, tapi tidak meraih dan menggenggamnya. Kesal, karena sifat memaksa pria itu tidak kunjung hilang. Meskipun, sikap Dewa belakangan ini memang sudah sangat lembut kepadanya, dan sudah tidak pernah lagi menatap tajam, atau berbicara datar pada Rindu.Jelas saja Dewa tidak akan berani bersikap seperti dahulu kala. Pria itu pasti sudah menyesal dengan banyak dosa yang telah dilakukan pada Rindu. Terutama dengan kematian
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-12
Baca selengkapnya

Terjawab Sudah

Radit tidak melepas pandangannya sedikit pun pada sedan mewah yang terparkir di depan rumahnya. Hitam mulus, dan sangat terawat. Bak mobil-mobil pejabat yang kerap dilihatnya di televisi, atau yang kadang melaju dengan iring-iringan di jalan raya.Apa mobil yang ada di depan rumahnya itu, adalah milik pacar Rindu yang tengah berada di dalam sana? Karena Tiara mengatakan, bahwa Rindu pulang dengan membawa pacar untuk dikenalkan dengan orang rumah.Sungguh sulit untuk dipercaya!Atau, jangan-jangan pacar Rindu adalah supir orang kaya, dan saat ini sedang meminjam mobil majikannya.Sudahlah! Lebih baik ia masuk ke dalam dan bertanya langsung, karena Tiara tidak menjelaskan hal apapun lagi pada Radit.Begitu Radit menginjakkan kaki di ruang tamu, seorang pria dengan wajah oriental dan terlihat masih muda langsung berdiri dan menghampirinya. Pria itu menjulurkan tangan dengan sopan, bersama senyum yang membuat matanya semakin sipit.“Saya Dewa, Pak,” ujarnya memperkenalkan diri sekali lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-13
Baca selengkapnya

Terima Beres

Selagi Tiara dan Radit sibuk menemani Lita yang sedang mendapat penanganan intens, Rindu pun sibuk mengkhawatirkan Dewa yang mengeluh nyeri di bagian perutnya. Untuk itu, Rindu segera meminta Riko untuk mencarikan dokter agar Dewa juga bisa diperiksa. “Ngapain juga pake gendongin Lita segala,” hardik Rindu tapi tidak tega melihat wajah Dewa. Pria itu sudah berbaring di sebuah ruang VIP dengan privasi yang benar-benar terjaga. “Cemburu?” tanya Dewa masih sempat memberi sebuah senyum jahil pada Rindu. “Aku nggak cemburu!” Rindu kembali menghardik Dewa. “Aku lebih khawatir perutmu kenapa-napa, daripada ngurusin cemburu sama Lita.” “Cuma nyeri, Yang. Dengar sendiri, kan, tadi. Kata dokter nggak papa, cuma nggak boleh angkat yang berat-berat dulu. Aku harus istirahat.” Mungkin, Dewa sudah gila, karena ia menyukai ketika Rindu menghardiknya seperti sekarang. Dengan begini, Dewa benar-benar tahu perasaan Rindu kepadanya. Istrinya itu, cuma belum bisa mengungkapkan itu semua dan mencoba j
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-15
Baca selengkapnya

Kita Sepakat

Rindu menghela kesal, tapi juga iba ketika melihat kondisi Lita. Wanita itu hamil tanpa suami, dan terlihat sangat frustasi. Jika tidak mengingat Tiara yang harus makan siang, maka Rindu tidak akan mau berada di dalam satu ruang dengan saudara tirinya.Sementara itu, Rindu meninggalkan Dewa yang masih beristirahat di ruangannya. Setelah nyerinya di perut pria itu reda, Dewa akan segera pulang dan melanjutkan istirahatnya di rumah.“Gue kira, lo, pinter. Ternyata bego!” Rindu bersedekap di ujung ranjang pasien. Menatap datar pada Lita. “Kalau, lo, mati, merdeka dong mantan pacar, lo, di luar sana.”“Daripada ngebacot, mending, lo, keluar!” usir Lita yang tidak bisa berbuat apa-apa. “Lo, nggak tahu rasanya jadi, gue!”“Gue emang nggak tahu, dan ogah mau tahu,” balas Rindu masih dengan datar. “Tapi Ta, kalau elo mati, mantan pacar, lo, di luar sana bakal cari pacar lagi. Dia ketawa ketiwi sama cewe barunya, terus, elo? Dimakan ulat di bawah sana, sendirian pula. Mana nanggung dosa seks b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status