Beranda / Romansa / Cinderella Hot Story / Sepasang Suami Istri

Share

Sepasang Suami Istri

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-30 13:45:00

Setelah pernyataan tersirat Dewa pada Rindu tadi malam, tembok tidak kasat mata yang sempat dibangun oleh Rindu, kini mulai terkikis tipis secara perlahan. Rindu mungkin tidak bisa secara langsung mengenyahkan rasa takutnya, tapi di luar itu, ia sudah mulai berdamai dengan perasaan yang ada saat ini.

Sikap manis Dewa, perlindungan Dewa, keroyalannya yang tanpa batas, semua itu mampu membuat Rindu akhirnya percaya, kalau hati pria itu sudah mulai tertaut padanya.

“Aku usahakan pulang sore hari ini, terus kita makan malam di luar. Jadi, jangan makan duluan.”

Rindu yang tengah duduk di pangkuan Dewa itu mengangguk. Menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, setelah itu mengambil satu sendok lagi untuk ia suapkan ke mulut Dewa.

“Nggak makan siang?” tanya Rindu setelah menelan sarapannya.

“Aku ada janji makan siang sama Reno siang ini. Dia baru pulang dari KL tadi malam.” Sedari tadi, satu tangan Dewa sangat betah berada di atas paha Rindu. Hanya diam, dan tidak melakukan apa-apa, karena Dewa sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
nikmati apa yang kamu punya rindu
goodnovel comment avatar
Susan Manies
tumben thor lm up nya? outhor sehat kan?
goodnovel comment avatar
Chacha Buburanda
Belum ada Update ya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinderella Hot Story   Perang Semalaman

    Rindu yang tengah duduk di tepi tempat tidur segera berdiri, ketika melihat Dewa baru saja keluar dari walk in closet. Tersenyum canggung, lalu menggigit sudut bibir karena tatapan Dewa kepadanya. “Kenapa? Nggak suka? Aneh ya?” tanya Rindu sembari menarik kedua sisi rok dressnya ke atas. Rindu menghampiri meja riasnya, lalu berputar sembari melihat penampilannya sekali lagi melalui pantulan kaca. “Ini, lebih pendek dari gaun yang aku pake nikah kemarin, tapi sedikit lebih sempit. Apa ukurannya di press, ya, sama Mbak Kiara.” Siang tadi, Rindu mendapat kiriman empat buah gaun yang benar-benar berkelas, dengan jahitan yang begitu halus tanpa cela sama sekali. Rindu pun yakin, jika gaun yang dipakainya saat ini tidak akan menemukan kembarannya jika ia pergi berkeliling mall di ibukota. Karena yang Rindu tahu review yang bertebaran di dunia maya, butik Kiara hanya mengeluarkan satu corak, dengan satu model. Untuk itu, Rindu sangat percaya diri ketika ia mencoba seluruh pakaian tersebut s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Cinderella Hot Story   Bucin

    Wajah Dewa sempat menegang, ketika mendengar Arman menyebutkan alamat rumah mendiang ayah Rindu. Dewa bahkan sempat meraup wajahnya, karena tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar. Apa semua itu benar? Karena Dewa tahu pasti di mana tempat tersebut berada. Bahkan, ciri-ciri rumah yang disebutkan oleh Arman, sangat mirip dengan penggambaran yang masih tersisa di ingatan Dewa. “Tapi, Non, dengar-dengar daerah sana mau digusur,” ujar Arman kembali menjelaskan. “Mau dipake sama pemerintah.” Cocoklah sudah. Kini, Dewa hanya tinggal mendatangi Reno, dan melihat nama yang tertera pada sertifikat yang sudah diserahkannya pada Riko, dengan mata kepalanya sendiri. Dewa kembali mengingat, kalau Reno kerap mengatakan pernah melihat Rindu. Apakah mungkin, kalau Rindu adalah … Dewa menggeleng. Ingin menepis hal yang berkumpul di kepalanya, tapi tidak kunjung bisa. “Oh, gitu, ya, Pak?” tanya Rindu tapi tidak membutuhkan jawaban nyata dari Arman. Karena, nantinya Rindu akan datang sendir

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Cinderella Hot Story   Sudah Terlambat

    Begitu mobil Dewa keluar dari area gedung apartemen, ia menghentikan roda empatnya di bahu jalan sebentar. Menghubungi Riko terlebih, untuk mempertanyakan sebuah kotak yang pernah Dewa berikan pada pria itu. Apakah benda tersebut sudah berada di tangan Reno, atau masih bersama Riko.“Rik, kotak kardus yang pernah aku suruh kasihkan ke Reno, apa masih sama kamu?” Telunjuk Dewa mengetuk-ngetuk kemudinya dengan cepat dan tidak sabar.“Sudah, Pak,” jawab Riko. “Tapi, karena waktu itu pak Reno masih di Malaysia, saya disuruh titipkan ke sekretarisnya.”“Oke, thanks.”Segera, setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Riko, Dewa langsung menelepon Reno. Pantas saja, Reno kerap curiga dan ngotot, kalau pria itu pernah melihat wajah Rindu, tapi di mana?“Ren! Di mana?” sahut Dewa terburu, tapi mencoba bersikap setenang mungkin.“Di rumah, kenapa?”“Kamu sudah buka kotak kardus yang dikasih Riko? Yang isinya sertifikat rumah markas preman timur?”“Ah, itu!” Reno menggantung kalimat yang hendak d

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Cinderella Hot Story   Pulang Sekarang

    Begitu mobil yang dibawa Dani berhenti di depan pintu lobi utama utama rumah sakit, Rindu segera keluar dari mobil, dan menghempas kasar pintu tersebut. Berlari menaiki tangga pelataran dengan tergesa, dan membawa semua rasa takut di dalam dada. Berharap, tidak ada hal serius yang menimpa Dewa di dalam sana.Namun, langkah kaki Rindu terhenti, ketika melihat seorang wanita yang cukup ia kenal sedang memasang wajah panik yang sama dengan dirinya. Wanita itu baru saja hendak beranjak dari meja resepsionis, ketika maniknya bersirobok tajam dengan Rindu.“Kamu!” tunjuk wanita itu, lalu menghampiri Rindu dengan tergesa. Wajah datar, dengan tatapan tajam itu, tidak lepas ia tujukan kepada Rindu. “Pergi dari sini dengan diam, atau saya suruh security seret kamu keluar dari sini.”Dengan wajah sembabnya, Rindu menggeleng sembari mundur satu langkah untuk menjaga jarak. Tatapan sayunya tertuju pada pria paruh baya, yang juga berjalan cepat menyusul di belakang wanita itu. Dari wajah tenang dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Cinderella Hot Story   Harapan Terakhir

    Di situasi seperti sekarang, Rindu hanya bisa mencari aman. Ia memang pergi dari hadapan Reno setelah pria itu mengusirnya. Namun, Rindu menunggu di pelataran rumah sakit dan mengintip ke dalam lobi hingga tubuh Reno menghilang dari sana.Setelah itu, Rindu kembali masuk ke dalam rumah sakit, dan melangkah menuju tempat Dewa berada. Rindu hanya bisa memantau dari jauh, dan bersembunyi di lorong yang berbeda agar dirinya tidak tampak dari penglihatan ketiga orang yang ada di sana.Menunggu dengan sabar, meskipun hati dilanda kegelisahan yang menggulung dan mengobrak-abrik perasaan. Abraham benar, kalau Rindu tidak boleh membuat keributan di rumah sakit dengan Maria. Untuk itulah, Rindu akan tetap menjaga jarak dengan bersembunyi, dan akan mencuri waktu jika kedua orang tua Dewa nantinya akan kembali ke rumah.Entah operasi apa yang tengah dijalani Dewa di dalam sana, tapi Rindu sangat berharap semuanya akan baik-baik saja. Sehingga, mereka bisa menjalani hidup sebagai suami istri denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • Cinderella Hot Story   Menunggu Pagi

    Kiara segera memeluk Rindu, setelah gadis itu menceritakan seluruh kesah yang terjadi malam ini. Bagi Kiara, hal yang diceritakan oleh Rindu merupakan kisah lama, yang kembali terulang dengan tokoh dan drama yang berbeda. Kiara yakin, bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh terbentang itulah, yang membuat kedua orang tua Dewa bersikap demikian terhadap Rindu. Sama saja seperti kisah Hening dan Genta, maupun Kiara dan Esa dahulu kala.“Kamu, istirahat di sini aja dulu malam ini,” ujar Kiara sembari menepuk-nepuk punggung Rindu dengan perlahan. “Besok pagi kita ke rumah sakit sama-sama.”Rindu mengurai pelukannya, dan segera mengusap satu lagi jejak basah yang baru saja tumpah di kedua pipinya. “Tapi, kita nggak tahu mas Dewa ada di mana, Mbak. Mereka sengaja sembunyiin semuanya.”Kiara hampir melupakan hal yang satu itu. Akan tetapi, ia tidak berkecil hati karena ada sang suami yang mengenal dekat keluarga Lee sedari dulu. Jika menyodorkan Esa tidak mempan, Kiara masih memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • Cinderella Hot Story   Kondisi Dewa

    Esa membuka kunci pintu pagar, sembari melihat sepasang suami istri yang ditunggunya keluar dari mobil. Esa menggeser pagar stainlessnya hingga separuh, lalu bersalaman sejenak dengan Genta yang berhenti di depannya.“Serius Dewa kecelakaan, Kak?” tanya Hening yang sudah terlihat sangat berat ketika menarik napasnya.“Ngapain bohong!” cibir Esa dengan sikap yang tidak kunjung berubah sedari dulu jika berbicara dengan sang adik. Namun, meskipun begitu, Esa sudah melupakan dan mengikhlaskan semua rasa benci yang dulu pernah singgah di hatinya. Sungguh, Esa sangat menyayangi Hening, tapi dengan caranya sendiri.“Lo, tuh, ya! sudah gue bilang nggak usah datang ke sini, masih aja nekat,” tambah Esa ingin menasehati sang adik yang masih saja bebal, dan tidak berubah. “Lo tinggal telpon om Abraham, atau tante Maria. Terus kabari gue.”“Berisik!” sahut Hening lalu melepas genggaman tangan Genta. “Gue, kan, mau lihat istrinya Dewa, yang mana.”Hening meneruskan langkahnya ke dalam rumah, dan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Cinderella Hot Story   Memikirkan Ulang

    Reno duduk tegak di samping ranjang pasien Dewa. Berkali-kali menghela besar dengan rasa bersalah, sekaligus memikirkan semua kekacauan yang ada. Reno baru saja datang sekitar lima menit yang lalu, dengan membawa kotak kardus yang berisi beberapa berkas ayah Rindu. Kemudian, semua berkas yang ada di dalamnya, saat ini sedang dibaca oleh Dewa satu per satu.“Batalkan isbat nikahmu dan lepas Rindu, Wà,” ujar Riko ketika melihat ekspresi frustrasi Dewa. “Aku bilang begini, untuk kebaikan kalian berdua.”Dewa segera menghempas kasar semua berkas, berikut kardus yang berada di pahanya ke sembarang arah. Ia menggeram putus asa, karena tidak ada yang bisa dilakukan sama sekali. Dewa hanya bisa terduduk di ranjang pasien, dengan satu kaki yang masih terbalut gips. Selain itu, beberapa bagian tubuhnya juga masih terasa nyeri, karena benturan yang di dapatnya ketika kecelakaan.“Di mana Rindu sekarang?” tanya Dewa sembari mengatur napas yang memburu.“Aku suruh dia pulang ke apartemen tadi mala

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17

Bab terbaru

  • Cinderella Hot Story   Pengumuman

    Haluu Mba beb tersaiank … Moon maaf pengumumannya dipublish agak siang, karena saia dari pagi sudah riweuh beredar ke sana kemari. Kita akhiri kisah Dewa dan Rindu sampai di sini, yakk. Nggak usah ditungguin lahirannya, karena mereka udah bahagia, kok, ehehee ... Saia nggak bisa janjiin sequel, atau season duanya, karena entar ditagih mulu seperti Sang Pengacara, ehehhee … Jadi, yang udah lihat pengumuman di I*, pasti sudah tahu kapan urutan Sang Pengacara akan terbit. Jadi, langsung aja ya. Berikut ini daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak untuk Cinderella Hot Story. RF Rifani : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Shifa Chibii : 750 koin GN + pulsa 150 rb Miss Ziza Ziza S : 500 koin GN + pulsa 100 rb Mulya Purnama : 350 koin GN + pulsa 50 rb Himatul Aliyah H : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeh @kanie

  • Cinderella Hot Story   Dewi August Lee

    “Gimana?” Dewa menggeleng tidak tega. Namun, tidak mungkin juga Dewa membohongi Rindu dalam keadaan seperti sekarang. Meskipun ia tahu, semua ini akan menyakitkan bagi sang istri, tapi, mau tidak mau Dewa harus mengatakan semuanya. “Tirta demam, jadi Ibu nggak bisa datang,” terang Dewa setelah mengakhiri pembicaraan singkatnya dengan Tiara di telepon. Itu pun, perbincangan mereka terganggu dengan tangis Tirta tanpa henti sebagai backsound-nya. Manik Rindu mengembun detik itu juga. Mencoba menarik napas panjang, serta mengedipkan kedua maniknya berulang kali agar tidak ada cairan yang menitik dari sudut mata. Namun, di antara kontraksi yang baru saja dialaminya, akhirnya buliran itu tidak sanggup Rindu bendung. Menitik begitu saja, karena ingatan tentang Tiara yang kala itu selalu berada di samping Lita saat di rumah sakit. “Heeei …” Dewa mendesah panik, frustasi, sekaligus merasa empati pada sang istri. “Ada aku di sini, bentar lagi mama sama papa juga sampai. Jadi, kamu masih puny

  • Cinderella Hot Story   Buruaaan

    “Yaaang, perutku sakit lagi.”Padahal, Dewa sudah rapi dengan setelan kerjanya, dan telah siap untuk berangkat ke kantor. Namun, sebelum itu Dewa harus mengantarkan Rindu ke tempat Maria terlebih dahulu. Titah yang satu itu, sudah tidak bisa dibantah dan diganggu gugat oleh siapa pun.Dewa segera menghampiri Rindu yang masih duduk di sofa. Istrinya itu pun, sudah siap untuk pergi ke rumah Maria, dan hanya tinggal menunggu Dewa yang sedari tadi sibuk dengan beberapa berkasnya.“Sakit seperti kemarin.” Dewa berjongkok di depan Rindu lalu menempelkan satu sisi wajahnya di perut sang istri. Kedua tangan Dewa yang sudah lebih dulu berada pada perut Rindu, merasakan bagaimana kaku dan kerasnya bagian tubuh yang disentuhnya. “Kram lagi.”Rindu mengangguk menahan nyeri sembari mengatur napas. “Udah waktunya kali, Yang.”“Catat dulu aja seperti yang mama bilang waktu itu,” ujar Dewa menarik diri dan ikut mengatur napas. Jantungnya kembali berdetak kencang, karena prediksi hari perkiraan lahir

  • Cinderella Hot Story   Mandi Dua Kali

    “Untung, kan, Mama bawa Rindu ke sini.” Baru saja masuk ke ruang keluarga, Dewa sudah kena cibir oleh sang mama. Inilah yang membuat Dewa pada akhirnya memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga. Apalagi, dahulu kala Dewa juga menikah muda dengan Dea. Jadi, selain ingin menghindari kecerewetan sang mama, Dewa juga ingin menikmati hidup bersama sang istri dengan bebas di luar sana. Walaupun, pada akhirnya mereka bercerai karena beberapa alasan. “Kamu kalau pulang sampai malam gini, terus Rindu ditinggal sendirian pas hamil besar begini, kan, kasihan,” lanjut Maria masih belum puas membeo. Ia menekan tombol remote teve, untuk menghentikan tayangang yang ditontonnya sejenak, “Dah! Malam ini nggak usah balik apartemen. Kalian berdua tidur di sini aja, daripada Rindu kecapekan terus cucu Mama kenapa-napa.” Dewa berhenti sebentar untuk berbicara dengan sang mama. “Aku sudah kabari Rindu kalau pulang telat.” “Bukan itu intinya,” sahut Maria tidak pernah ingin mengalah jika sudah be

  • Cinderella Hot Story   Kedatangan Maria

    Dewa terbangun seketika saat mendengar pintu kamarnya diketuk dengan tergesa. Menggeram kesal sejenak, karena tidak biasanya Sri akan membangunkannya secara tidak sopan seperti sekarang. Bahkan, Sri tidak pernah mengetuk pintu kamarnya sama sekali, ketika Dewa berada di apartemen.Dewa melihat Rindu yang masih tertidur nyenyak, dan begitu tenang. Setelah mengalami banyak drama ini dan itu, akhirnya mereka kelelahan sendiri dan tertidur jelang dini hari.Dewa kemudian bangkit dengan cepat, dan segera membuka pintu kamar. Namun, belum sempat Dewa membuka mulut untuk berbicara, wanita yang baru saja mengetuk pintu itu langsung masuk kamar begitu saja.“Mama!” desis Dewa hampir berbisik dan mencekal tangan Maria. Entah sudah pukul berapa saat ini, hingga Maria sudah berada di apartemen Dewa sepagi ini. Atau, jangan-jangan Dewa sudah kesiangan dan terlambat pergi ke kantor. “Rindu masih tidur.”“Perutnya masih sakit?”“Sudah nggak.” Melepas tangan Maria, Dewa lalu melangkah mundur untuk me

  • Cinderella Hot Story   Panik

    “Yang …” Rindu menepuk-nepuk pipi Dewa, yang sudah terlelap menuju alam mimpinya. “Bangun bentar, aku nggak bisa tidur.” Mendengar Dewa hanya menggumam, Rindu kembali menepuk pipi sang suami lebih keras lagi. Bahkan, tepukan Rindu meninggalkan bekas merah di pipi Dewa. “YANG!” Rindu mulai merengek, karena Dewa tidak juga membuka mata. Dan terjadi lagi. Meskipun masih diselimuti kantuk, tapi Dewa tidak bisa berbuat banyak. Daripada istrinya itu ngambek tidak berkesudahan, akhirnya Dewa membuka mata dengan perlahan, di tengah cahaya lampu yang sudah terang benderang. “Hm?” “Nggak bisa tidur, punggungku pegel.” Semakin mendekati hari perkiraan lahir, istrinya itu semakin banyak memuntahkan keluhan pada Dewa. Dari susah tidur, perut kram, bolak balik ke kamar mandi karena panggilan alam yang harus dituntaskan, dan masih ada beberapa hal lagi. Dewa mengusap wajah sebentar, seraya mengumpulkan nyawa yang masih tercecer entah ke mana. Menarik napas panjang sejenak, lalu mengulurkan satu

  • Cinderella Hot Story   Lima Watt

    “Namanya Tirta.” Seketika wajah Rindu tertekuk, setelah mendengar nama putra Lita yang baru saja disebut oleh Tiara. Entah mengapa, pikiran Rindu segera bercocoklogi. Namat Tirta tersebut, diambil dari gabungan antara Tiara dan Lita. “Siapa yang ngasih nama?” tanya Rindu sudah tidak lagi berminat mengambil Tirta yang ada di gendongan Tiara. Rindu sadar jika sikapnya kali ini sedikit kekanakan. Namun, mau bagaimana lagi jika hormonnya memaksa untuk tidak lagi tertarik dengan bayi lucu nan tampan di depannya. Rindu yakin sekali, jika ayah dari bayi itu suatu saat akan menyesal karena tidak menginginkannya. “Lita,” jawab Tiara sibuk melihat bayi lucu itu dan menimangnya penuh kasih sayang. Rindu semakin yakin, jika anaknya nanti pasti akan diperlakukan berbeda dengan anak Lita. Sama seperti Tiara, yang memperlakukan Lita dan Rindu dengan begitu berbeda. “Ohh, Tirta siapa?” Rindu berusaha bersikap biasa, dan tidak menunjukkan sedikit pun serpihan luka yang menggores hati saat ini. “

  • Cinderella Hot Story   Melewati Semuanya

    Rindu masih mengatur napas, sambil mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal. Membukanya, tapi masih belum menerima kabar apapun dari Tiara mengenai Lita. Kembali, meletakkan ponselnya dengan asal di atas ranjang, Rindu lalu merapatkan tubuhnya dengan Dewa. “Kok lama, ya?” Rindu bertanya-tanya tentang proses kelahiran Lita. Membayangkan, rasa sakit yang dialami Lita dari kemarin, hingga pagi ini. Tidak lama lagi, Rindulah yang akan berada di posisi tersebut, dan pastinya ia harus bersiap-siap untuk itu. “Dari kemarin, sampai sekarang belum lahir-lahir.” “Coba kamu telpon ibu,” ujar Dewa kemudian memeluk tubuh polos Rindu setelah menyelesaikan kegiatan pagi mereka. “Nunggu dikabarin aja.” Rindu kemudian menguap, lalu memejamkan mata. Masih ingin menikmati sisa-sisa endorfin yang mengalir di dalam tubuh. “Aku capek, pengen rebahan dulu.” “Sarapan di kamar berarti?” Rindu mengangguk. “Nasi goreng kayak biasa, ya. Terus, aku lagi pengen minum cokelat hangat.” “Cuma itu?” ta

  • Cinderella Hot Story   Menyemangati

    Rindu mengernyit ngilu, melihat wajah Lita yang tengah menahan nyeri saat kontraksi. Dari luar ruangan, Rindu bisa melihat bagaimana Tiara menyemangati Lita agar tetap bersabar dan bertahan ketika kontraksi itu kembali datang. Sebagai anak kandung, Rindu jelas merasakan adanya goresan di lubuk hati. Akankah Tiara ada di sisi Rindu jika waktunya melahirkan tiba, nanti? Rindu menggeleng, karena ia tahu jawabannya adalah tidak. Setelah bayi Lita lahir nanti, waktu Tiara pasti akan sepenuhnya untuk Lita dan bayi wanita itu. Melihat wajah sendu sang istri, Dewa segera merangkul Rindu dari belakang dengan satu tangan. Menjatuhkan satu kecupan singkat pada puncak kepala Rindu, lalu mengusapnya. “Nggak usah cemburu.” Dewa berujar pelan dan hanya bisa didengar oleh Rindu. “Lita cuma punya ibu, dan kamu punya aku, punya mama, papa … dan percaya sama aku kalau ibu juga tetap sayang sama kamu.” Rindu tidak merespons. Namun, Rindu tengah mencerna semua ucapan Dewa barusan. Setelah dipikirkan l

DMCA.com Protection Status