Rahang si kakek api menggembung. Telinganya panas dan hatinya meradang. ”Hai Para Junjungan, sudah nasib diri kami manusia di bumi ini. Jika salah langsung diterpa, jika celaka tidak pernah diambil kira. Puluhan tahun aku hidup dengan sosok hanya tinggal sebelah! Siapa yang peduli akan kesembuhanku? Manusia di bumi tidak, para Dewa di langit juga tidak! Tapi ketika aku mengambil keputusan memperkarakan makhluk jahat bernama Pasedayu, kesalahan justru ditimpakan pada diriku! Hai Junjungan, seperti katamu, aku akan bertanggung jawab akan segala apa yang terjadi sebagai akibat perbuatanku! Tapi ketahuilah, mulai saat ini jangan disebut lagi diriku ini sebagai Wakil Para Dewa Di Negeri Jin! Kelak Pabahala tidak hanya akan membuat kegegeran di permukaan bumi Jin tapi juga akan membuat heboh Para Dewa di atas langit sana!"Si kakek tundukkan kepala, tekuk lututnya lalu berkelebat tinggalkan tempat itu. Di langit sinar putih menyambar ke atas pulau namun Pamanyala telah lenyap
Terakhir Diperbarui : 2022-02-19 Baca selengkapnya