“Iya, iya. Besok kutransfer pas libur.” Aku berdecak dan mengecek arloji entah untuk yang keberapa kali. Seberapa lama sih nih orang pengen teleponan? “Tapi ..., beneran, ‘kan, kamu gapapa?” Enggak apa-apa? Yang benar saja. Di sini aku juga kesulitan, tahu. Tiap bulan cuma dapat gaji pas-pasan, tidur tak teratur, lembur jalan terus, sewa apartemen selangit, dan bos jelek mata keranjang tak tahu diri itu selalu melihatku dengan tatapan yang bikin aku tak nyaman. Akan tetapi, aku cuma menghela napas gelisah. “Iya, gak apa-apa, kok.” Sejenak berikutnya, panggilan itu dijeda oleh keheningan panjang. Apa sudah ditutup kali ya? Namun, ketika akan kucek, Ibu bersuara lagi. “Nad, Ibu minta maaf ya. Harusnya Ibu sama Ayah ikut bahagiain kamu, ikut bantu-bantu kamu, tapi malah kita yang ngerepotin. Ibu s
Last Updated : 2021-10-31 Read more