Tahu, tidak?Aku menyerah!Well.Kamu ngira, sebagai sosok tokoh utama rupawan-cerdik nan baik hati, semua kelumitan kisah ini bakal berakhir dalam naungan bahagia yang anggun; wangi; dan nyaman?Biar kuberitahu sesuatu:Itu enggak bakal kejadian.Malah.Kini, aku malah terjerumus dalam lahan kotor penuh lendir dan lumpur.Bener.Sebuah kandang babi.“Ya. Jangan lewatkan semuanya! Lemari-lemari, laci, perkamen. Lihat dokumen yang kira-kira penting juga.”Ah!Aku keceplosan bilang ini kandang babi, ya?Tolong, lupain aja.Kadang, orang emosi itu punya persepsi yang keliru.Pemandangan kamar Lucian yang diobrak-abrik oleh cecunguk-cecunguk suruhanku ini merupakan lansekap mahakarya enggak bernilai.Mona Lisa?Kalah jauh. “Kumpulkan semuanya ke tempat yang sudah kubilang.”Well, iya, kami masih—dan sepertinya akan selalu—bangkrut.Jadi, satu-satunya upaya supaya orang-orang ini mau patuh dan tetap tutup mulut adalah merogoh kocek lebih dalam—dan itu bukan sekadar kiasan belaka, aku benar
Terakhir Diperbarui : 2022-08-05 Baca selengkapnya