Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 51 - Chapter 60

343 Chapters

Firasat buruk

Tidak hanya sekali, bahkan untuk langkah berikutnya, mereka harus mengulangi tindakan yang sama, supaya dapat menjangkau tingkat berikutnya. Namun hampir beberapa jam berlalu mereka  melakukan cara itu, mereka belum juga menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat. Karena jalan yang sedang mereka lalui, hampir tidak memungkinkan untuk berpijak sekalipun. Kabar buruknya, Kencana dan Lengkukup hampir kehabisan tenaga dalam, karena setiap langkah yang mereka lakukan membutuhkan jumlah tenaga  dalam yang tidak sedikit. Lengkukup bahkan ingin segera berubah ke wujud iblis, untuk mengambil tindakan cepat, karena bukan tidak mungkin, dirinya akan segera kehabisan tenaga dalam sebelum berhasil sampai ke tingkat berikutnya. “Guru akan ku lakukan sekarang,” ucap Lengkukup.“Tidak, masih belum…” timpal Kencana.“Aku sudah kehabisan tenaga dalam!” ujar Lengkukup.
Read more

Kepergian Kencana

Lengkukup menduga, jika Kencana berniat untuk mati demi menyelamatkan dirinya, tentu hal itu merupakan kabar yang sangat buruk bagi dirinya, akan tetapi jika dugaan Lengkukup itu benar. Ketika menyadari tindakan yang Kencana berikan, Lengkukup sempat ingin berhenti dan mengurungkan niatnya, akan tetapi selang beberapa saat, dirinya menyadari jika dari arah bawah beberapa tebasan 7 bintang sedang mengarah kepadanya. Sejenak firasat buruk tentang gurunya, mulai memudar karena melihat pedang angin yang tercipta dari jurus Kencana, membuat Lengkukup berfikir jika Kencana baik-baik saja, sehingga dirinya kembali melanjutkan langkah yang sempat goyah. “Sedikit lagi, aku pasti bisa!” batin Lengkukup. Lengkukup mulai bergegas mempercepat gerakannya dengan jurus meringankan tubuh, sembari melompati beberapa pedang angin yang ikut membantunya melesat kearah atas. Dirinya bahkan baru menyadari, jika
Read more

Gundukan Tengkorak

Genangan air mata Leng tidak bisa ditahan, meski dirinya berusaha untuk tidak menangis namun akhirnya jatuh juga. Tidak pernah ia duga, jika ini akan menjadi perjalanan yang teramat sulit, terlebih dirinya harus kehilangan gurunya. Ingin rasanya Leng melompat untuk menjemput gurunya, akan tetapi jika ia melakukan hal itu, tentu kemungkinan untuk selamat bisa dikatakan tidak mungkin, terlebih dirinya tidak bisa memastikan, jika Kencana masih berada ditempat itu atau sudah terjatuh kedalam lembah siluman kembali. Leng beranggapan jika dirinya tidak pernah mencoba, maka dirinya tidak akan pernah tau dan akan menjadi penyesalan suatu hari nanti. Sesaat Leng ingin mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanannya dan ingin kembali menjemput gurunya. Namun pada saat yang hampir bersamaan, tiba-tiba sebuah pedang angin melesat kearah nya, yang membuat dirinya bereaksi dengan cepat. “Guru, kau masih hidup!” ucapnya.
Read more

Akhir Perjalanan Panjang

Leng melesat dengan cepat menggunakan kekuatan iblis yang ia miliki, menerobos semak belukar, serta bebatuan yang teramat gulir untuk berpijak. Namun, semua itu terasa teramat mudah bagi Leng saat ini, karena kekuatan iblis serta jurus meringankan tubuh miliknya, hampir dapat menyatu dengan baik.   Meski tenaga dalam Leng belum cukup banyak untuk menggunakan jurus meringankan tubuh, akan tetapi dengan adanya kekuatan iblis di dalamnya, Leng dapat mengatur tenaga dalam yang di keluarkan tanpa mengurangi keakuratannya.   Dirinya sendiri bahkan tidak begitu mengerti, jika ia dapat melakukan hal  yang telah ia  alami, semua kejadian itu terasa seolah terjadi begitu saja tanpa mampu ia mengerti sebabnya. Namun satu keyakinan yang Leng miliki, dirinya dapat mengendalikan kekuatannya saat ini.   “Sedikit lagi, aku pasti bisa,” gumam Lengkukup sembari menyipitkan mata.   Dari kejauhan Leng dapat me
Read more

Awal Yang Baru

Ketika dirinya selesai berucap, Leng menjatuhkan tubuh ke tanah yang membuat tanah itu bergetar cukup kuat, bahkan beberapa di antara musuh yang ada, langsung terduduk karena tidak kuasa menahan kaki yang bergetar. Ketakutan terlihat jelas diantara mereka, bahkan tidak sedikit yang mengeluarkan keringat dingin dengan wajah yang sangat pucat. Karena mereka baru pertama kali melihat sosok yang begitu aneh terlebih memiliki kekuatan yang sangat besar. Meski mereka sudah beberapa kali melihat siluman lumut dan tidak jarang membunuhnya, akan tetapi ketika melihat sosok Leng saat ini, ketakutan tidak dapat disembunyikan dengan mudah, terlebih akan mengambil tindakan bodoh dengan cara menyerangnya lebih dulu. “Siapa kau sebenarnya?” tanya salah satu orang yang terlihat seperti pemimpin kelompok.“Aku hargai keberanian mu, terlebih sudah membunuh beberapa anggota ku yang memang pantas mendapatkannya.&rdq
Read more

Dua Kelompok Aliran Hitam

Pria itu sedikit gemetar dan tidak menyembunyikan ketakutannya ketika berhadapan dengan Leng saat ini, berkali-kali ia mencoba menggerakkan kaki, akan tetapi sedikitpun dirinya tidak kuasa, ketika ketakutan mulai merasuk di sekujur tubuhnya. Melihat hal itu, beberapa rekannya mencoba untuk menyerang Lengkukup dengan jarak hanya beberapa depa darinya. Sambil berteriak, mereka menyerang hampir bersamaan, akan tetapi Leng bahkan menanggapi mereka dengan senyum seraya menebaskan pedangnya. Bahkan pedang Leng belum menyentuh tubuh mereka, ketika dirinya mengeluarkan jurus tebasan 1 bintang yang membuat pedang angin tercipta dari itu. Satu tebasan yang Leng berikan, membuat tubuh beberapa pendekar kelompok aliran hitam terbelah menjadi 2 bagian. “Siapa kau sebenarnya?” tanya salah seorang rekan mereka yang selamat, memberanikan diri untuk bertanya dengan ketakutan yang tiada tara. Ketika meliha
Read more

Pembantaian

Ketika itu, Leng bahkan tidak memberikan tanggapan sama sekali kepada Yun, karena dirinya menyadari hal itu tidak akan berdampak apapun, meski dirinya memberikan jawaban. Leng bahkan sempat menatap Yun sepintas, sebelum dirinya kembali menghadapi beberapa pasukan Yun, yang kembali menyerangnya. Satu demi satu pasukan Yun tumbang, bahkan tidak bisa memberi goresan sedikitpun di tubuh Lengkukup, sehingga membuat Yun menelan ludahnya sembari mencari cara lain, akan tetapi kini posisinya sangat tidak diuntungkan karena berada di tengah-tengah kedua belah pihak, yang sama-sama menyudutkan nya. Di sisi lain, kelompok Ming merasa di atas angin, karena semenjak kedatangan Lengkukup, sangat membuat perbedaan kekuatan yang sangat besar berada di pihaknya. Namun, jika mereka tau yang sebenarnya sedang terjadi, mungkin mereka akan menyelamatkan diri selagi masih ada waktu, akan tetapi pada saat ini, mereka belum tau maksud dan tujuan Lengkukup, sehingga
Read more

Sosok Ming Huo

Gongli yang merupakan wakil ketua kelompok Ming, sempat menyipitkan mata ketika melihat arah yang di tunjuk oleh Yun, akan tetapi dirinya sudah mengetahui maksud dari perkataan Yun, yang tidak lain ialah Lengkukup. Namun, dirinya tidak pernah menduga, ketika ia menyipitkan mata, sebuah batu kerikil melesat kearah mata tanpa bisa ia hindari. Akibat serangan yang begitu mendadak itu, Gongli harus kehilangan salah satu matanya, karena batu kerikil tersebut menembus salah satu bola matanya, sehingga membuat dirinya jatuh ke tanah seraya berteriak dengan keras. Gongli tidak berusaha menahan sakit, melainkan melampiaskan hal itu dengan berguling di tanah beberapa saat, sebelum dirinya berusaha untuk berdiri sembari memegang matanya yang telah berlumuran darah. “Keparat! Bunuh makhluk itu jangan biarkan dia lolos…!!” ucap Gongli memerintah.“Kau lihat sendiri! Dia sangat berbahaya,” timpal
Read more

Musuh Dari Teman

Puluhan pasukan Ming bergerak mundur beberapa langkah ketika Lengkukup berucap, mereka tidak melakukan hal itu tanpa alasan, ketika Lengkukup berucap, tatapan matanya seolah ingin melahap mereka hidup-hidup. Pada saat itu, Leng mendongak kearah atas beberapa saat, seolah dirinya sedang menghirup udara segar yang sudah sangat lama ia rindukan. Namun, sebenarnya yang terjadi Lengkukup sedang menahan nafasnya, karena perasaan aneh sedang merasuki pikirannya berkali-kali. Leng tidak pernah menduga, jika jika saat ini dirinya masih bisa bertahan dalam wujud iblis, ketika waktunya sudah lama habis terpakai. Namun, berkat Manggala yang beberapa waktu yang lalu kembali membantunya, Leng masih dapat mempertahankan wujud tersebut, andai Manggala tidak membantunya, mungkin Lengkukup sudah kehilangan nyawa karena kehabisan tenaga dalam. “Perasaan apa ini,” gumam Lengkukup.“Kau terlalu menganggap remeh lawan
Read more

Ketakutan Gongli

Ming Huo menatap dengan dingin kepada Yun yang sedang terluka cukup parah, karena di serang oleh anggotanya sendiri yang telah berkhianat. Ketika itu, Ming Huo berjalan mendekati Yun dan berniat akan memberikan kematian yang cukup lama kepada Yun.   Namun, belum sempat dirinya melangkah kan kaki lebih jauh, tiba-tiba dari arah berlawanan, beberapa pedang angin yang melesat dengan cepat mengarah kepada kelompoknya. Bahkan beberapa anggotanya yang mencoba menahan serangan itu, terbunuh seketika.   Mendapati hal itu, Ming Huo merasa sangat geram, karena dirinya merasa terganggu ketika ia berniat membunuh sasarannya. Dia paling tidak suka, jika telah mendapat sasaran, dan terusik dengan kedatangan orang lain yang mengganggu kesenangannya.   “Kau cukup beruntung! Akan ku selesaikan nanti jika aku sudah selesai mengurus makhluk itu,” ucap Ming Huo. “Kalian semua ikut aku dan tinggalkan beberapa orang untuk menjaga oran
Read more
PREV
1
...
45678
...
35
DMCA.com Protection Status