Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 31 - Chapter 40

343 Chapters

Petapa Yuanju

Mendengar ucapan dari Fines, Kencana tidak langsung menjawab melainkan melihat Conan lalu mengalihkan pandangan kearah sosok yang berada tidak jauh dari Lengkukup berada. Kencana mencoba menebak tentang kedatangan mereka yang telah membantu menghabisi siluman yang beberapa saat lalu hampir merenggut nyawanya serta Lengkukup yang telah berada diambang batas. Jika kedatangan mereka sedikit terlambat, mungkin Kencana tidak akan bisa selamat terlebih untuk menyelamatkan Lengkukup. “Kau tidak usah khawatir, kedatangan kami disini bukan untuk sesuatu yang buruk.” Ujar Fines.“Benar, kami yang salah, karena telah berbuat semau kami.” Conan menambahkan. Mendengar ucapan Fines dan Conan membuat Kencana bertanya-tanya seraya menaikkan alis, mencoba mencari tau maksud sesungguhnya dari kedatangan mereka.  Kencana ingin memberikan serangan namun ta
Read more

Kekuatan Tersembunyi Petapa Yuanju

Fines ikut bereaksi ketika Conan angkat bicara, dirinya tidak ingin jika Conan nantinya akan terkena imbas dari ketegangan yang sedang berlangsung. Semua kejadian yang menimpa Kencana di  lereng bukit berbatu itu merupakan ide dari Fines sendiri, pada saat itu Conan sempat menolak dan mencari caranya sendiri, sayangnya hal itu juga tidak berhasil.   Di sisi lain Yuanju sedang menuju kearah Kencana dengan diikuti Lengkukup di belakangnya, karena melihat situasi yang sepertinya tidak dapat dikendalikan dengan kepala dingin. Tidak butuh waktu lama kini Yuanju dan Lengkukup berada diantara Kencana dan kedua siluman tingkat tinggi yang tidak lain Fines dan Conan.   Melihat keberadaan Lengkukup, Kencana ingin memeluknya dengan erat namun sayang, tubuhnya menolak untuk melakukan gerakan. Kencana bahkan sempat memaksa sebelum akhirnya menerima jika dirinya tidak bisa menggerakkan tubuh.   “Percuma saja, kau berada didalam k
Read more

Rencana Perebutan Tahta

Mendengar ucapan dari Kencana membuat Yuanju mengangkat alisnya berkali-kali, karena tidak menyangka Kencana akan berkata demikian. Tentu hal itu tidak pernah terpikir oleh Yuanju yang akan mendidik Lengkukup kedepannya. Yuanju hanya berniat jika dirinya akan memberikan sesuatu kepada Lengkukup untuk mendapatkan bantuan dari Lengkukup sendiri. “Tunggu dulu, aku tidak berniat untuk mendidiknya.” Ucap Yuanju.”Aku hanya akan memberikan sesuatu kepada anak ini, agar dirinya bisa mendapatkan sedikit kekuatan dari iblis itu.” Tambahnya.“Jadi Tetua Yuan tidak akan mengambilnya dariku?” tanya Kencana.“Tentu saja tidak.!” Timpal Yuanju. Kencana sedikit merasa lega karena Yuanju tidak akan mengambil Lengkukup darinya, akan tetapi belum sempat Kencana berfikir lebih jauh Yuanju kembali berucap. “Tentu saja tidak gratis, kau harus membayarnya…!!”
Read more

Pedang Bermata Dua

Ular naga itu sempat menatap Lengkukup tajam sebelum akhirnya membuka mulut, terlihat sesuatu keluar dari dalam mulut ular naga itu dengan diikuti cahaya terang. Lengkukup dan Kencana hanya memperhatikan penuh antusias, berharap semua itu bukanlah hal buruk yang akan terjadi kepada mereka. Tampak Yewang sedikit kesusahan mengeluarkan benda itu, akan tetapi tidak lama kemudian Yewang dapat bernafas dengan lega ketika dirinya berhasil mengeluarkan dua benda yang tampak misterius. Lengkukup yang pertama bereaksi ketika melihat benda itu salah satunya adalah pedang, akan tetapi yang satunya lagi masih menjadi pertanyaan baik Kencana maupun Lengkukup sendiri. Yuanju kemudian mengajak Lengkukup untuk mendekati kedua benda itu dengan diikuti Kencana.“Benda apa itu paman?” tanya Lengkukup.“Kau akan mengetahuinya…” timpa Yuanju. Mendengar ucapan Yuanju semakin membuat Lengkukup penas
Read more

Hadiah Perpisahan

Mendengar ucapan Lengkukup membuat Kencana menepuk jidatnya sendiri, karena Kencana sendiri tidak tau bagaimana caranya supaya dapat keluar dari lembah siluman. Melihat Kencana yang seolah tidak menanggapi, Lengkukup menghampiri seolah mencari jawaban atas sikap yang diberikan Kencana. Fines dan Conan sempat merasa curiga jika Kencana sebenarnya tidak tau cara untuk kembali, akan tetapi itu semua sudah menjadi dugaan Fines sebelumnya, jika Kencana dapat masuk kedalam lembah siluman atas bantuan dari hati iblis yang kini menjadi milik Lengkukup. Di satu sisi Yuanju hanya bisa tersenyum tenang, seolah memiliki jawaban atas sikap yang diberikan Kencana. Yuanju bahkan belum sempat memberikan hadiah untuk perpisahan mereka, dirinya kemudian angkat bicara, “Ehem, maaf aku menyela, tetapi setidaknya kalian tidak mengabaikanku…” ucap Yuanju seraya memandangi Kencana dan Lengkukup. “Maaf paman, tetapi kam
Read more

Salam Perpisahan

Tidak begitu lama Fines dan Conan juga telah sampai dilokasi, pandangan mereka tertuju pada satu arah, yaitu Lengkukup yang sedang tidak sadarkan diri. Yuanju bahkan ingin menahan tawa ketika melihat tingkah yang di lakukan Lengkukup, sebagai pemilik hati iblis Lengkukup harusnya tidak bertindak demikian. Namun percayalah, itu semua bukan kehendak dari Lengkukup, semua orang juga pasti berfikir wajar jika Lengkukup tidak sadarkan diri, dia hanya anak-anak. Akan tetapi Kencana tidak berfikir demikian, dia hanya menduga jika Lengkukup hanya takut dengan ketinggian. Karena merasa sudah cukup lama, bahkan hampir 10 menit berlalu Kencana mengangkat tubuh Lengkukup yang masih terlihat tidak bertenaga itu keatas bahunya. Kencana tidak ingin berniat lebih lama ditempat itu, mengingat masih banyak yang harus dilakukan ketika berada diatas sana. “Tetua Yuan, aku rasa sudah saatnya…” ujar Kencana.“K
Read more

Rencana Yang Dibuat

Mendengar ucapan dari Kencana membuat Lengkukup sadar, jika dirinya sedang duduk diatas bebatuan, akan tetapi yang membuat Lengkukup sedikit terkejut ialah batu yang berada didekatnya terjatuh ketika mereka mencoba bergerak. Kencana sedikit memberikan saran kepada Lengkukup, jika lebih baik dirinya tidak perlu panik ketika menghadapi sesuatu. Mendengar ucapan dari Kencana, sekali lagi membuat Lengkukup tersadar jika dirinya memang masih perlu banyak belajar. Karena perjalanan yang cukup lama, tidak terasa sinar matahari telah meninggalkan mereka dan disambut dengan gelapnya malam. Mungkin lelap sesaat dapat menenangkan pikiran yang kalut. Ah, sudah cukup! Sepertinya jawaban itu akan segera datang ketika mentari membangunkan mereka esok pagi. “Apa yang harus aku lakukan ketika berhasil tiba diatas sana…!!” gumam Lengkukup. Di tengah gelapnya malam, Lengkukup tidak bisa memejamkan ma
Read more

Jalan Yang Begitu Curam

Dari upuk timur, sinar mentari menerobos diantara awan yang sesekali melintas dan terkadang menutupi sinarnya. Lengkukup bahkan sudah membuka mata lebih dulu dari pada Kencana, karena tidak bisa melakukan banyak hal, Lengkukup hanya menunggu Kencana sambil sesekali melempar batu kecil dari ketinggian. Angin yang begitu kencang menerpa, sesekali membuat tubuh mereka tidak hentinya berusaha tetap menyeimbangkan diri. Lengkukup bahkan tidak sanggup untuk menoleh kearah bawah, dirinya sadar jika melakukan itu maka bisa jadi akan kehilangan kesadaran. Tidak lama berselang Kencana terbangun dari tidur singkatnya dan mendapati Lengkukup sedang menatapnya penuh arti, Kencana ingin bertanya kepada Lengkukup, akan tetapi kata-katanya terhenti di tenggorokan sehingga mengurungkan niat untuk berbicara. “Ini tidak akan sulit…” ucap Kencana seraya menopang tubuhnya dengan kedua tangan.“Guru, aku bahkan
Read more

Melewati Tingkat Pertama

Kencana bahkan sempat menelan ludah, jika drinya ternyata bisa merasakan penolakan untuk pertama kalinya. Di satu sisi Lengkukup seolah tidak peduli dengan perkataan Conan dan sedikit memalingkan muka seolah tidak ingin melihat. Namun tentu saja Conan tidak peduli dengan sikap yang diberikan oleh Lengkukup, dirinya langsung meraih tangan Kencana dan Lengkukup hampir bersamaan. Lengkukup bahkan tidak sempat untuk berbicara ketika tubuhnya terangkat ke udara dan membuatnya histeris ketakutan. Tentu hal itu membuat Conan merasa lucu sehingga dirinya tertawa terbahak melihat tingkah yang dilakukan oleh Lengkukup. Kencana bahkan tidak menyangka jika diantara para siluman memiliki selera humor juga, akan tetapi hal itu sedikit berlebihan jika dikatakan sebagai tindakan untuk menghibur diri. “Adik Leng, kau baik-baik saja?” tanya Conan memastikan.”Kau sungguh lucu.” Tambahnya.“Maaf nona, ta
Read more

Menguji Kekuatan

Kencana bahkan belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika Lengkukup kembali menyerang secara acak. Tidak ada pilihan selain bertahan dan menerima semua serangan yang dilakukan oleh Lengkukup. Dalam hitungan detik sudah beberapa jurus yang Kencana keluarkan, sebaliknya Lengkukup masih menggunakan jurus cakaran yang dia miliki. Semua serangan yang Lengkukup berikan termasuk mematikan, sedikit saja Kencana salah mengambil tindakan, maka bisa dipastikan Kencana akan terluka parah. Di sisi lain Lengkukup masih tidak memperdulikan Kencana yang terlihat sudah mencapai batasnya, “Ada apa guru, apakah sudah selesai?” tanya Lengkukup. Sedikit pun Kencana tidak mengerti tindakan yang dilakukan oleh Lengkukup, Kencana hanya menduga jika Lengkukup ingin menguji kekuatannya, akan tetapi tindakan yang dilakukan oleh Lengkukup sangat tidak tepat. Menyadari posisinya yang tidak diuntungkan Kencana sed
Read more
PREV
123456
...
35
DMCA.com Protection Status