Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 21 - Chapter 30

343 Chapters

Arti Dari Sebuah Sayap

Dilain sisi, siluman rubah sedang melihat dari kejauhan pertarungan yang dihadapi Lengkukup dengan Fines, meskipun seolah tidak peduli namun siluman rubah sempat beberapa kali melangkahkan kakinya ketika melihat Lengkukup kesulitan menghadapi Fines yang saat ini belum menyerang.   Kencana bahkan kebingungan dengan tindakan Fines yang tidak ingin menghabisi mereka dengan cepat, mengingat kemampuan mereka yang terpaut jauh. Harapan satu-satunya bagi mereka untuk menghadapi Fines sekarang ialah Lengkukup seorang.   Namun tiba-tiba langkah kaki Fines berubah, dirinya terlihat ingin mengabaikan Lengkukup dan menuju Kencana yang kini bertambah bingung. Dari arah berlawanan Kencana tersenyum menatap Fines seraya menghunuskan pedangnya kearah Fines berada, tindakan itu tidak lain karena Kencana merasa Fines akan membunuhnya lebih dulu.   “Badai Menerpa!” Kencana berseru lantang ketika jarak mereka tinggal beberapa meter. Namun s
Read more

Sisi Gelap Yang Tersembunyi

Ch.22 Sisi Gelap Yang Tersembunyi Fines melesat kearah Lengkukup dan memberikan sebuah serangan yang mematikan, akan tetapi semua serangan Fines dapat dibaca dengan mudah oleh Lengkukup. Fines menggigit bibirnya sendiri sehingga tampak berdarah, ketika sedang berhadapan dengan Lengkukup.   Tiba-tiba Lengkukup bereaksi dengan menyerang kedua sayap Fines, menangkapnya, seolah Fines adalah seekor anak burung yang tengah belajar terbang. Fines terperanjat mendapati kedua maskotanya digenggam hanya menggunakan satu tangan Lengkukup saja.   “Kalian para siluman, sudah sangat keterlaluan karena berani mempermainkanku.” Ucap Lengkukup dengan suara yang sangat mengerikan.   Sebelum Fines sempat  membuka mulut, Lengkukup lebih dulu bereaksi dengan mencabik-cabik sayap Fines sehingga membuatnya kesakitan dan mencoba untuk melepaskan diri. Namun semua usaha yang dilakukan Fines seolah sia-sia, kini dirinya tengah mengha
Read more

Sedikit Harapan

Melihat kedua siluman didepannya sudah tidak berdaya, Lengkukup yang saat ini dalam bentuk iblisnya tertawa lantang seolah menikmati detik detik kematian yang akan segera menjemput mereka.   Tiba-tiba Fines ingin menangis, tetapi tidak mungkin dia lakukan didepan adiknya terlebih saat ini Lengkukup tertawa seolah mengejek. Fines sedikit mencoba meraih tangan adiknya dengan harapan bisa memegangnya untuk yang terakhir kali.   Tidak jauh halnya dengan Conan yang saat ini pasrah menerima nasibnya sembari mencoba meraih tangan Fines yang masih terlalu jauh untuk ia genggam. Ketika jarak mereka tinggal beberapa meter, Lengkukup berniat menghabisi keduanya dengan satu serangan, Kencana dapat dengan jelas melihatnya dari balik bebatuan.   “Maafkan aku…” gumam Fines.   Namun takdir mungkin berkata lain, 2 detik tidak, 1 detik ketika Lengkukup akan memberikan serangan kematian, tiba-tiba gerakannya terkunci l
Read more

Mendapat Tumpangan

Mendengar ucapan dari Lengkukup membuat mata Kencana sempat berkaca-kaca. Kencana merasa sangat bersyukur mendapati muridnya tidak terluka sedikitpun. Kini yang menjadi masalah tidak hanya persediaan air saja namun saat ini mereka kehabisan persediaan makanan.   Makanan yang mereka bawa sebelumnya telah tertinggal, pada saat Fines menyerang Kencana di lereng bukit berbatu.   “Syukurlah kau sudah sadar Leng!” ucap Kencana dengan menatap Lengkukup penuh arti. “Aku akan mencari makanan untukmu.” Tambahnya.   Lengkukup hanya mengangguk pelan seolah mengerti dengan ucapan dari Kencana yang kini telah beranjak dari tempat duduknya.   Namun sesaat Kencana berdiri, dari atas pohon raksasa tempat mereka beristirahat, tampak pohon itu menjatuhkan buah berwarna biru tua.   Kencana sempat terkejut dan mengambil posisi waspada ketika buah itu terjatuh karena menyangka jika itu merupak
Read more

Keberadaan Ular Naga

Dengan cepat Kencana melihat kearah yang ditunjuk oleh Lengkukup dan mendapati sebuah pemandangan yang langka, Kencana sempat membuka matanya lebar seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.   Tampak tanah beserta isinya melayang di udara yang terlihat seperti melawan gravitasi, tidak hanya satu mungkin ada puluhan yang berjejer kearah atas seolah ada tempat asing diatas sana. Kencana hanya menduga jika itu merupakan sebuah fenomena alam yang langka dan tidak begitu penting, sehingga Kencana memalingkan muka setelah melihatnya.   Kencana memperhatikan dengan seksama laju perjalanan mereka yang semakin jauh dari awal kepergian mereka, jika dugaan Kencana benar dalam beberapa menit lagi mereka akan segera tiba dilokasi.   “Guru, kau mendengarnya?” Lengkukup bertanya kepada Kencana yang sedikit antusias. “Tent saja Leng, aku rasa harapan kita tidak sia-sia.” Kencana menjawab dengan senyum penuh arti. &
Read more

Kedatangan Tamu Tak Diundang

Lengkukup sempat melotot kearah Kencana, karena merasa tidak terima dengan perlakuan gurunya tersebut, ia bahkan belum sempat menjawab karena banyaknya air yang tertelan. Namun Kencana sedikitpun tidak memperdulikan terlalu jauh keadaan Lengkukup karena dia tahu sendiri bagaimana kondisi Lengkukup sekarang.   Beberapa menit berlalu, Lengkukup sudah bisa menarik nafas lega, ketika berhasil mengeluarkan begitu banyak air yang tertelan, sedangkan Kencana tidak terlihat dilokasi, entah pergi kemana pria paruh baya itu. Lengkukup tidak melihat Kencana pergi, ketika dirinya berusaha sendirian mengeluarkan air dari dalam perutnya.   Namun perkiraan Lengkukup tidak jauh berbeda dari kebanyakan yang orang pikir tentang Kencana, dirinya mungkin mencari buah-buahan atau daging siluman untuk dimakan. Karena sudah pasti tidak mungkin Kencana mencari seorang wanita di lembah siluman bukan?   Hampir 1 jam Lengkukup menunggu kedatangan
Read more

Ritual Pemanggilan Naga

Ketika Manggala berucap, tiba-tiba Lengkukup tersentak lalu bangun dari tidur singkatnya, Lengkukup sempat bingung dengan kondisinya sekarang, karena ketika membuka mata pemandangan pertama yang dilihat ialah langit dan pepohonan yang menjulang tinggi. Kepala yang terasa sangat sakit membuatnya ingin meraba bagian itu, akan tetapi Lengkukup baru sadar jika kedua tangannya sedang terikat oleh sebuah akar. Menyadari ada sesuatu yang aneh Lengkukup mencoba menggerakkan tubuh namun tidak berhasil, dia juga tidak dapat melihat sekeliling karena posisinya sekarang sedang berada diatas sebuah tandu. Karena merasa sedang terancam Lengkukup mencoba memberontak dengan cara menghempaskan tubuh kesegala arah. Namun tiba-tiba tubuh Lengkukup di hempaskan ketanah beserta tandu tempat ia berbaring sebelumnya. “Lepaskan aku…!” ucap Lengkukup memerintah. Namun tidak ada yang menanggapi permintaan L
Read more

Tebasan 7 Bintang

Lengkukup sempat ingin menolak kenyataan, tetapi tidak sempat ketika pengelihatannya kembali dengan bentuk iblis Manggala, “Akhirnya aku bisa kembali sedikit merasakan kebebasan…” Lengkukup berucap seraya menatap ratusan ribu siluman yang membentang seperti lautan. Beberapa siluman yang berada tidak jauh dengan Lengkukup yang sedang dalam bentuk iblis Manggala, sempat bereaksi dengan cara melarikan diri, akan tetapi hal itu menjadi sia-sia ketika kepala mereka terlepas dari tubuh begitu mudahnya. Pemimpin siluman sempat ingin menghadang Lengkukup namun tiba-tiba dari arah belakang siluman ular naga menjadi waspada, ketika dirinya melihat Lengkukup dengan bentuk iblis yang mungkin dikenalinya. Karena merasa posisinya tidak diuntungkan siluman ular naga langsung memakan pemimpin para siluman lalu pergi begitu saja seolah tidak ingin terlibat. Ratusan ribu siluman tingkat rendah itu sempat ingin berlari n
Read more

Semburan Api

Kencana berlari berusaha mendekati Lengkukup yang kini terus membantai para siluman yang berada disekitarnya, akan tetapi usaha yang dilakukan Kencana tidak berjalan mulus ketika ratusan siluman mencoba menyerang dari segala arah. Kencana sempat berdecak beberapa kali seraya menghindari serangan dari para siluman yang akan mengenai tubuhnya, berkat pengetahuan yang tinggi Kencana berhasil menebak jika para siluman itu tidak begitu memperdulikan diri mereka. Namun itu bukan sesuatu yang baik, kini cara satu-satunya cara untuk membebaskan diri ialah berusaha menghabisi sebanyak mungkin siluman, sebelum memikirkan cara untuk keluar hidup-hidup. “Terlalu banyak…!!” batin Kencana berbisik. Disisi lain Lengkukup kini berhasil membunuh setidaknya 300 siluman, akan tetapi itu bukan jumlah yang pantas jika dibandingkan dengan kekuatan Lengkukup. Tanpa menunggu pergerakkan para siluman, Leng
Read more

Bantuan Dari Langit

Kencana baru menyadari jika dari arah langit, mendadak bersinar terang seolah cahaya surga menembus kedalam lembah siluman, mendapati hal itu Kencana sempat menutup sebagian matanya dengan sebelah tangan. Dari balik awan terlihat sepintas tiga sosok manusia, yang Kencana duga murupakan siluman tingkat tinggi. Kencana sempat berdecak berkali-kali karena disituasi saat ini, malah muncul lagi sosok yang akan membuat masalah, sedangkan posisi mereka sekarang sangat tidak diuntungkan. Para siluman yang beberapa detik lalu hendak menyerang Lengkukup, menghentikan gerakan mereka hampir serempak, mereka menatap langit yang kini bersinar terang, dari balik awan muncul 3 sosok siluman yang salah satunya memiliki sayap. “Mau apa mereka kesini” gumam Kencana.”Bukankah mereka terluka cukup parah.” Kencana masih tidak mengerti, mengapa tiga sosok siluman tingkat tinggi itu tiba-tiba muncul
Read more
PREV
123456
...
35
DMCA.com Protection Status