Beranda / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Bab 291 - Bab 300

Semua Bab Legenda Kitab Surgawi: Bab 291 - Bab 300

343 Bab

Bab 291: Jejak yang Tertinggal

Ling dan En Jio melanjutkan perjalanan mereka, menembus hutan yang semakin gelap seiring berjalannya waktu. Keberhasilan mereka mengalahkan Siluman Hutan memberikan dorongan semangat, tetapi bayangan kekuatan Manggala masih menghantui pikiran Ling. Setiap kali ia menggunakan kekuatan baru yang diperolehnya dari Kitab Dewa Naga, ia merasakan dorongan dari dalam dirinya yang mencoba menguasainya."Ling, kita perlu berhenti sejenak," kata En Jio, menghentikan langkahnya. "Aku perlu mengatur napasku."Ling mengangguk, memahami kelelahan yang dirasakan oleh temannya. Mereka mencari sebuah tempat di mana mereka bisa duduk dan beristirahat sejenak, jauh dari kemungkinan ancaman. Sinar matahari yang merembes dari celah-celah pepohonan menciptakan pola indah di tanah, tetapi Ling tidak bisa menikmati keindahan itu sepenuhnya. Semua ini terasa seperti perangkap, dan dia tahu bahwa mereka harus terus bergerak.Mereka duduk di atas akar pohon besar, mengambil napas dalam-dalam. "Ling, kau masih m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 292: Peluang di Ujung Jalan

Setelah melanjutkan perjalanan mereka, Ling dan En Jio melangkah lebih hati-hati. Mereka memasuki area hutan yang lebih padat, dengan pepohonan tinggi menjulang dan semak belukar yang rapat. Suasana di sekitar mereka semakin sunyi, hanya terdengar suara gemerisik dedaunan dan sesekali bunyi burung yang terbang tinggi di langit."Ling, menurutku kita harus lebih berhati-hati. Hutan ini terasa aneh," En Jio berkomentar, memperhatikan suasana sekitar yang semakin tidak nyaman.Ling mengangguk, merasakan ketegangan yang sama. "Aku merasakannya juga. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini."Mereka berdua berusaha untuk tetap waspada. Ling membuka indera spiritualnya, mencoba merasakan gelombang energi di sekelilingnya. Tiba-tiba, dia mendengar suara aneh, seolah ada bisikan lembut yang datang dari arah dalam hutan."Apa kau mendengar itu?" tanya Ling, berhenti sejenak.En Jio mengernyitkan dahi. "Tidak, tapi aku merasakannya. Suara itu terdengar dekat."Ling mengikuti arah suara t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 293: Ujian Ketulusan

Setelah melewati Ujian Keberanian, Ling dan En Jio merasa semangat mereka semakin membara. Mereka telah berhasil menghadapi ketakutan terdalam mereka, dan kini mereka bersiap untuk Ujian Ketulusan yang dijelaskan oleh Yara. Ling tahu bahwa ujian ini akan menjadi tantangan yang berbeda, tetapi tekadnya untuk melindungi orang-orang yang dicintainya memberinya kekuatan."Apa yang harus kami lakukan untuk Ujian Ketulusan ini?" tanya Ling dengan penuh rasa ingin tahu, sambil menatap Yara yang berdiri di depan mereka dengan tatapan penuh arti.Yara tersenyum lebar, matanya bersinar dengan kebijaksanaan. "Ujian Ketulusan akan menguji niat dan hati kalian. Kau harus bersedia menghadapi kenyataan pahit dan menyampaikan niatmu yang sebenarnya. Dalam proses ini, kau akan dihadapkan pada pilihan sulit."En Jio mengangguk, tampak lebih serius. "Apa yang akan terjadi jika kami gagal?""Jika kalian gagal, niat buruk akan terungkap, dan kekuatan kalian akan diambil," Yara menjelaskan. "Tetapi jika ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 294: Ujian Terakhir

Setelah mendengar penjelasan Yara tentang Ujian Ketahanan, Ling dan En Jio merasakan ketegangan di antara mereka. Mereka tahu bahwa ujian ini akan menjadi tantangan terberat yang pernah mereka hadapi, dan kegagalan bukanlah pilihan. Ling meremas tangan Pedang Pemabalik Surga yang terjuntai di sampingnya, merasakan getaran energinya yang memanggil."Kita tidak bisa kalah," kata En Jio, wajahnya serius. "Kita harus melakukan apapun untuk mendapatkan kekuatan yang kita butuhkan.""Ya," jawab Ling, berusaha menenangkan pikirannya. "Kita sudah terlalu jauh untuk menyerah sekarang."Yara melangkah lebih dekat, tatapan matanya menembus ke dalam jiwa mereka. "Ingat, Ujian Ketahanan ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga mental dan emosional. Kalian akan dihadapkan pada berbagai rintangan yang akan menguji tekad kalian. Kalian harus bersatu dan saling mendukung, karena tanpa itu, kalian tidak akan berhasil."Ling mengangguk, menyadari betapa pentingnya dukungan satu sama lain dalam menghad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 295: Kekuatan yang Terlahir Kembali

Ling dan En Jio berdiri di dalam ruangan cerah setelah melewati gerbang, merasakan energi yang mengalir deras ke dalam diri mereka. Ruangan itu dipenuhi dengan cahaya keemasan, seolah-olah dipenuhi oleh ribuan bintang yang berkelap-kelip. Di tengah ruangan, terdapat altar besar yang dihiasi simbol-simbol kuno, yang bergetar seirama dengan detak jantung Ling."Apa yang terjadi sekarang?" tanya En Jio, matanya takjub melihat keindahan ruangan itu. "Apakah kita sudah berhasil?"Ling mengangguk, merasakan jantungnya berdegup kencang. "Aku rasa ini adalah tempat di mana kita mendapatkan kekuatan baru kita." Dia melangkah maju, tertarik oleh energi yang memanggilnya. Saat mendekat, Ling merasakan getaran yang semakin kuat, seolah-olah altar itu ingin berbicara kepadanya."Kita harus bersiap," kata En Jio, mengikuti langkah Ling. "Apa pun yang terjadi, kita harus tetap bersatu."Setelah berdiri di depan altar, Ling mengangkat tangan dan merasakan energi itu mengalir ke dalam dirinya. Dalam s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 296: Pertempuran di Tengah Gelombang Kekuatan

Hawa pagi terasa dingin, menyelimuti desa saat Ling dan En Jio memimpin pasukan menuju medan pertempuran. Langit biru yang cerah tampak kontras dengan ketegangan yang menyelimuti hati mereka. Penduduk desa berkumpul, memandangi para prajurit yang bersiap-siap. Semua orang berharap Ling dan timnya bisa mengalahkan kelompok aliran sesat yang telah mengancam kedamaian mereka.Setelah melakukan persiapan yang matang, Ling berdiri di tengah pasukan, merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya. "Kita tidak hanya berjuang untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk desa dan orang-orang yang kita cintai!" teriaknya, suaranya menggema di antara barisan prajurit. "Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak akan menyerah! Kita adalah satu kesatuan!"Sorakan semangat menggema, dan Ling merasakan semangat kebersamaan menyelimuti mereka semua. Dia menoleh ke En Jio yang berdiri di sampingnya, mata mereka saling bertemu. "Kita bisa melakukan ini, kan?" tanya En Jio, mengedipkan mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 297: Jejak Kemenangan dan Keberanian yang Diuji

Setelah pertempuran yang sengit, suara gaduh perlahan mereda, meninggalkan kesunyian yang aneh di medan perang. Ling berdiri di tengah lapangan, napasnya masih terengah-engah, tubuhnya diselimuti keringat dan debu. Di sekelilingnya, rekan-rekannya saling memandang dengan tatapan campur aduk antara kelegaan dan kelelahan. Meskipun mereka telah memenangkan pertempuran ini, Ling tahu bahwa jalan menuju kedamaian masih panjang."Kita berhasil," kata En Jio, menepuk bahu Ling. "Kita berhasil mengalahkan mereka."Ling tersenyum, namun senyum itu teredam oleh kesedihan saat melihat beberapa prajurit yang terluka. "Ya, tapi tidak tanpa pengorbanan. Kita harus membantu mereka yang terluka," jawab Ling, hatinya dipenuhi rasa prihatin.Segera, mereka beranjak menuju area di mana para prajurit yang terluka terbaring. Beberapa prajurit dari kelompok aliran sesat yang menyerah juga tampak terluka, meskipun mereka adalah musuh. Ling dan En Jio bergerak cepat, memberikan pertolongan sebaik mungkin kep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 298: Pintu Menuju Keabadian

Cahaya pagi yang lembut menyapu hamparan hutan Siluman, menyinari wajah Ling yang masih termenung di bawah naungan pohon besar. Meskipun dia dan rekan-rekannya telah keluar dari hutan, hatinya masih dipenuhi ketegangan. Pertarungan dengan Tong Guan telah usai, namun ancaman yang lebih besar terus membayanginya.Gao Yi, yang berdiri di sampingnya, menatap ke arah cakrawala. "Tong Guan mungkin telah melarikan diri, tapi ini belum berakhir. Kita harus terus waspada," katanya tenang, tetapi matanya memancarkan keseriusan."Aku tahu," jawab Ling. "Kekuatannya masih terasa, tapi lebih dari itu... ada sesuatu yang lebih besar dari ini. Kitab Dewa Naga—aku bisa merasakan getarannya."Gao Yi menoleh, tatapan tajamnya tertuju pada Ling. "Kamu harus hati-hati, Ling. Kitab itu bukanlah pusaka biasa. Kekuatan di dalamnya bisa memakanmu jika kamu tidak siap."Ling menarik napas dalam, mengingat perasaan aneh ketika pertama kali membuka kitab tersebut. "Aku tidak punya pilihan. Jika aku ingin mengala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 299: Ujian Bayangan

Ling bergerak dengan cepat, pedangnya menebas ke arah salah satu bayangan yang mendekat. Tebasan anginnya berhasil memotong salah satu bayangan, tapi yang lain terus menyerang tanpa henti. Sesuai dengan ucapannya, ini bukanlah pertempuran biasa."Ini lebih dari sekadar ujian kekuatan," pikir Ling.Pedang Ling berkilat di udara saat ia mengayunkannya ke arah bayangan yang mendekat. Tebasan pertamanya langsung memotong bayangan itu menjadi dua, tetapi seperti asap gelap yang menguap, ia melihat makhluk-makhluk tersebut tidak benar-benar hancur. Bayangan lain segera menggantikannya, menyerang dengan kecepatan yang mustahil."Mereka tidak bisa dihancurkan dengan serangan fisik biasa!" Ling bergumam, keringat mulai membasahi dahinya.Di sekelilingnya, En Jio dan Gao Yi juga sedang sibuk menghadapi serangan bayangan. Gao Yi memutar pedangnya dengan presisi luar biasa, menebas setiap bayangan yang mencoba mendekat, sementara En Jio menggunakan kekuatan sihir untuk menciptakan perisai energi y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 300: Misteri yang Tersingkap

Setelah pertarungan dengan bayangan raksasa, suasana hutan Siluman kembali sunyi. Ling, En Jio, dan Lengkukup berdiri di tengah reruntuhan energi bayangan, napas mereka masih terengah-engah. Tubuh mereka basah oleh keringat, tetapi kemenangan telah mereka raih. Ling menyarungkan pedangnya, tatapannya masih terpaku pada Kitab Dewa Naga yang terselip di balik jubahnya. "Kitab ini…," gumam Ling, "rasanya semakin dekat, seolah-olah ada sesuatu yang harus aku pahami dari dalamnya." Lengkukup mengusap keringat di dahinya dan menatap Ling. "Kekuatan itu sungguh luar biasa. Tapi kau harus berhati-hati, Ling. Setiap kekuatan besar membawa tanggung jawab yang besar pula. Jangan sampai kau dikendalikan oleh kekuatan itu." Ling mengangguk, memahami nasihat temannya. "Aku tahu, Leng. Aku juga merasakan hal yang sama. Namun, kita tak punya pilihan selain terus maju." Sementara itu, En Jio yang berdiri di samping mereka masih terdiam. Matanya menyapu sekeliling, memperhatikan hutan yang perlahan-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status