Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 311 - Chapter 320

343 Chapters

Bab 311: Keberanian yang Terlahir Kembali

Suasana di dalam kuil masih dipenuhi keheningan setelah pertempuran sengit melawan Manggala. Ling berdiri di tengah altar, jantungnya berdegup kencang, merasakan adrenalin masih mengalir dalam darahnya. Lengkukup dan En Jio mendekat, wajah mereka menunjukkan campuran rasa khawatir dan rasa lega."Ling, kau baik-baik saja?" tanya En Jio, matanya penuh perhatian. "Tadi itu... sangat menakutkan."Ling menatap sahabatnya, tersenyum meski rasa lelah melanda. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit... terkejut." Dia mengalihkan perhatian ke altar, di mana Kitab Kekuatan Kegelapan masih terletak. "Tapi kita harus mengambil kitab itu. Mungkin ada informasi yang bisa membantu kita melawan Manggala lebih lanjut."Dengan langkah hati-hati, Ling mendekati kitab tersebut. Saat dia mengulurkan tangan untuk mengambilnya, sebuah cahaya lembut muncul dari halaman-halamannya. Di dalam cahaya itu, Ling melihat gambaran yang berputar, seolah menggambarkan peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. Dia terpes
Read more

Bab 312: Persiapan Menghadapi Kegelapan

Kehangatan pagi menyelimuti Sekolah Awan Tinggi saat Ling dan sahabat-sahabatnya berkumpul di halaman. Setelah berjam-jam mendiskusikan rencana, mereka merasa siap untuk menghadapi tantangan yang menanti. Aura optimis menghiasi setiap sudut sekolah, dan semangat petarung terbangun kembali di hati setiap siswa yang berkumpul.Ling berdiri di depan kelompok, berusaha menyalurkan ketenangan dan keberanian. "Kita semua tahu bahwa Manggala adalah ancaman yang sangat besar. Namun, kita tidak sendirian. Dengan kekuatan kita bersatu, aku yakin kita bisa mengalahkannya."Satu per satu, para murid dan guru mengangguk, menunjukkan dukungan penuh terhadap kepemimpinan Ling. "Kita harus melatih diri kita secara intensif," kata Lengkukup. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan dari kitab yang kita temukan. Kita perlu mempersiapkan diri secara fisik dan mental."En Jio menambahkan, "Aku setuju. Kita harus mengasah kemampuan bertarung kita dan menemukan cara untuk saling mendukung satu sama lai
Read more

Bab 313: Pertemuan dengan Pengkhianat

Kabut tebal menyelimuti hutan di sekitar Sekolah Awan Tinggi ketika pagi tiba. Ling dan teman-temannya baru saja selesai berlatih, tubuh mereka dipenuhi keringat, tetapi semangat mereka tak surut. Latihan demi latihan semakin mematangkan mereka untuk menghadapi ancaman besar yang akan datang.Namun, di balik semua itu, ada satu kekhawatiran yang tak dapat mereka abaikan: pengkhianat yang mungkin ada di antara mereka. Kabar tentang adanya sosok yang diam-diam membantu Manggala menyusup ke lingkaran Sekolah Awan Tinggi telah membuat setiap orang merasa waspada.Di dalam aula utama, Master Jian memanggil Ling dan kelompoknya untuk sebuah pertemuan penting. Aula itu tampak lebih sunyi dari biasanya, seolah atmosfer ketegangan menggantung di udara."Ling, Lengkukup, En Jio," ujar Master Jian dengan nada serius. "Aku telah mendapat informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Kita menghadapi ancaman dari dalam. Ada seseorang di antara kita yang berpihak pada Manggala, seseorang yang memberik
Read more

Bab 314: Strategi Baru

Setelah menangkap Xia Wei, Ling dan teman-temannya memutuskan untuk melakukan interogasi terhadapnya. Meskipun mereka berhasil menggagalkan rencana serangan malam itu, mereka harus mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai jaringan yang dibangun oleh Manggala. Interogasi diadakan di ruang bawah tanah Sekolah Awan Tinggi, tempat yang jauh dari perhatian orang-orang lain.Xia Wei terikat di kursi, wajahnya tampak marah dan bingung. "Kalian tidak bisa melakukan ini padaku!" teriaknya. "Manggala akan datang untuk menyelamatkanku!"Ling, dengan tatapan tajam, mendekat. "Kami tidak akan menyakiti mu, Xia Wei. Kami hanya ingin tahu apa yang direncanakan oleh Manggala. Siapa saja yang terlibat?"Dengan nada dingin, Xia Wei menjawab, "Aku tidak akan mengatakan apapun. Manggala lebih kuat dari yang kalian kira!"Lengkukup mendekat, memancarkan aura menakutkan. "Kalau begitu, kami akan melakukan cara yang lebih keras untuk membuatmu berbicara. Tidak ada gunanya melindungi orang yang mengkhiana
Read more

Bab 315: Pertempuran di Lembah Kegelapan

Dengan cepat, Ling dan kelompoknya meluncur ke depan, menyerang prajurit-prajurit itu dengan kecepatan dan kekuatan yang mengejutkan. Ling menggerakkan pedangnya, memancarkan cahaya tajam yang membelah kegelapan malam. Setiap tebasan tidak hanya menghancurkan tubuh lawan, tetapi juga menambah kepercayaan dirinya."Hati-hati, mereka terlatih!" teriak Lengkukup saat dia menghindari serangan balasan. Sebuah pedang meluncur melewati telinganya, dan dia membalas dengan jurus 'Tebasan Tujuh Bintang', melepaskan tujuh potongan angin tajam yang menewaskan dua prajurit sekaligus.En Jio tidak mau kalah. Dia mengaktifkan tekniknya, membentuk bola energi di telapak tangannya. "Ini untuk semua orang yang terjebak dalam kegelapan!" teriaknya sebelum melemparkan bola energi itu ke arah sekelompok prajurit yang sedang berusaha mengelilingi mereka. Ledakan besar mengguncang tanah, dan para prajurit itu terjatuh, kebingungan.Namun, meski prajurit Manggala tampak tak terhentikan, Ling bisa merasakan b
Read more

Bab 316: Kejaran di Lembah Kegelapan

Langkah kaki Ling dan kelompoknya menggema di lorong-lorong sempit markas Manggala. Nafas mereka terengah-engah, sementara suara para prajurit pengejar semakin mendekat di belakang mereka. Di tangan Ling tergenggam erat gulungan catatan berisi petunjuk artefak Dewa Naga yang baru saja mereka curi sebelumnya. Namun, kemenangan itu terasa berat, karena setiap detik yang berlalu, bahaya semakin mendekat terhadap mereka.Hal itu juga membuat salah satu dari mereka berfikir keras untuk menghadapi situasi yang sedang mereka hadapi saat ini. Ya, En Jio adalah orang yang tepat untuk melakukan tugas tersebut, di saat penting seperti ini, dia melakukan tugasnya dengan cukup baik."Kita tidak bisa terus begini!" ujar En Jio, napasnya tersengal. "Mereka akan mengejar kita, dan kita pasti terjebak jika terus berlari tanpa arah."Lengkukup melirik ke arah lorong di depan mereka, matanya menyipit penuh perhitungan. Ya, dia adalah orang yang cukup mahir dalam melihat peluang, namanya yang sama dengan
Read more

Bab 317: Di Ambang Takdir

Perjalanan menuju Kitab Dewa Naga semakin mendekati puncaknya. Setelah mengalahkan siluman penjaga, Ling, En Jio, dan Lengkukup melanjutkan perjalanan mereka dengan hati-hati. Hutan Siluman yang sebelumnya sunyi kini dipenuhi oleh energi yang kian berdenyut kuat, seolah-olah mereka semakin dekat dengan pusat kekuatan.Mata Ling terus memandang ke depan, meski tubuhnya masih terasa berat akibat penggunaan kekuatan Manggala. Keringat dingin mengalir di dahinya, namun dia terus menekan kekuatan iblis tersebut dalam dirinya. Dia tahu jika tidak berhati-hati, Manggala bisa kapan saja mengambil alih tubuhnya sepenuhnya."Kita semakin dekat," gumam Lengkukup sambil memperhatikan sekeliling. "Aku bisa merasakan kekuatan dari kitab itu semakin intens."Ling hanya mengangguk. Dia bisa merasakan hal yang sama. Setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka lebih dekat ke takdir yang akan menentukan nasib mereka. Getaran energi yang dihasilkan oleh Kitab Dewa Naga semakin terasa, seolah memanggi
Read more

Bab 318: Ujian Terakhir di Depan Kitab Dewa Naga

Langkah Ling, Lengkukup, dan En Jio semakin berat saat mereka mendekati mulut gua. Cahaya keemasan yang terpancar dari dalam memberikan perasaan magis dan agung, namun juga menimbulkan tekanan yang luar biasa pada mereka. Di balik cahaya tersebut, terletak Kitab Dewa Naga, sumber kekuatan yang telah lama mereka cari."Kita sudah sangat dekat," kata En Jio dengan suara yang dipenuhi kegembiraan dan ketegangan. "Ini adalah momen yang sudah lama kita nantikan."Namun, Lengkukup memperingatkan dengan suara rendah, "Jangan lengah. Tempat ini pasti dijaga oleh kekuatan besar. Kitab Dewa Naga tidak akan begitu saja membiarkan siapa pun menyentuhnya."Ling hanya mengangguk, matanya terus memandangi lorong yang menuntun mereka lebih dalam ke gua. Kekuatan Manggala yang ada dalam dirinya berdenyut kuat, seolah memberikan peringatan akan bahaya yang menanti. Tetapi dia menekan kegelisahan itu dan memusatkan perhatiannya pada tujuan mereka.Saat mereka melangkah semakin dalam, udara di sekitarnya
Read more

Bab 319: Kabut yang Mengintai

Setelah berhasil memperoleh Kitab Dewa Naga, Ling, Lengkukup, dan En Jio keluar dari gua dengan rasa lega yang melanda. Udara di luar gua terasa lebih segar, namun ketegangan belum sepenuhnya hilang. Matahari mulai terbenam, memberikan suasana yang lebih mencekam pada hutan di sekitarnya."Kita berhasil," ucap En Jio dengan nada gembira, "Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh sejak kita keluar dari gua."Ling memperhatikan sekeliling. Dia bisa merasakan sesuatu yang mengganggu, seperti ada mata-mata tersembunyi yang mengawasi mereka. "Aku juga merasakannya," jawabnya pelan. "Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama."Lengkukup berjalan di depan, memimpin mereka keluar dari area hutan itu dengan langkah yang hati-hati. Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin pekat kabut yang mengelilingi mereka. Kabut itu tidak biasa, berwarna abu-abu kebiruan, dan terasa dingin menyentuh kulit mereka."Kabut ini tidak wajar," gumam Lengkukup, berhenti sejenak dan mencabut pedangnya. "Ada sesuatu
Read more

Bab 320: Pertempuran di Bawah Cahaya Kitab Dewa Naga

Serangan dari sosok misterius itu menghantam tanah, memecah bumi dan menimbulkan gelombang energi yang dahsyat. Ling, Lengkukup, dan En Jio harus bertindak cepat untuk menghindari kehancuran yang diakibatkan oleh kekuatan tersebut. Asap dan debu mengepul, menyelimuti seluruh medan pertempuran."Kita tidak bisa menghadapinya dengan sembarangan," ucap Lengkukup dengan napas yang terengah. Pedangnya sudah bersiap di tangannya, namun dia menyadari betapa berbahayanya lawan mereka kali ini.En Jio mulai membacakan mantra, mencoba menyusun pertahanan dengan lingkaran sihir yang dia ciptakan di udara. "Dia bukan lawan biasa," kata En Jio sambil menatap sosok yang perlahan-lahan mendekati mereka dari balik kabut. "Kekuatan yang dia miliki... ini bisa menghancurkan kita jika kita tidak berhati-hati."Ling memusatkan kekuatan Kitab Dewa Naga, membiarkan cahaya dari kitab itu memancar lebih terang. Di bawah cahayanya, sosok misterius itu tampak lebih jelas. Dia mengenakan jubah hitam pekat denga
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status