Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 321 - Chapter 330

343 Chapters

Bab 321: Hantu Masa Lalu

Setelah pertempuran sengit di bawah cahaya Kitab Dewa Naga, Ling, Lengkukup, dan En Jio bergerak maju dengan langkah mantap. Namun, di balik rasa kemenangan yang mereka rasakan, Ling masih merasakan ketegangan di dalam hatinya. Dia tahu bahwa perjalanan mereka belum usai. Bahaya lebih besar menanti mereka, dan misteri tentang Kitab Dewa Naga semakin mendalam."Kita harus beristirahat sebentar," ucap Lengkukup tiba-tiba, menghentikan langkah mereka di tepi sebuah sungai kecil yang mengalir dengan tenang. "Kita semua kelelahan, dan aku tidak yakin kita bisa menghadapi musuh berikutnya dalam kondisi seperti ini."En Jio mengangguk setuju. "Kau benar. Energi sihirku sudah hampir habis setelah pertempuran tadi. Kita perlu mengisi ulang kekuatan kita sebelum melanjutkan perjalanan."Ling tidak berkata apa-apa, hanya duduk di tepi sungai sambil menatap air yang berkilauan di bawah sinar matahari. Kepalanya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang Kitab Dewa Naga dan kekuatan misterius yan
Read more

Bab 322: Pertarungan di Tengah Kabut

Kabut semakin pekat, menyelimuti seluruh hutan dengan aura dingin yang meresap hingga ke tulang. Sosok Tong Guan melangkah maju, senyum liciknya tidak pernah hilang dari wajahnya. Ilusi-ilusi dari masa lalu masih bergerak perlahan, mengelilingi Ling, Lengkukup, dan En Jio, seolah menghisap kekuatan mental mereka."Apa yang harus kita lakukan?" tanya En Jio, keringat dingin menetes di pelipisnya. Meski dia adalah seorang ahli sihir, kekuatan kabut ini terasa sangat mengerikan dan menakutkan."Jangan biarkan dirimu terjebak oleh ilusi mereka," ujar Lengkukup, suaranya keras dan tegas. Dia memegang pedangnya dengan kedua tangan, matanya menatap lurus pada Tong Guan. "Fokus pada kenyataan. Itu satu-satunya cara kita bisa menang."Tong Guan tertawa, suaranya menggema di seluruh hutan. "Kenyataan? Apa itu kenyataan, jika semua yang kau lihat adalah ilusi?" Dia mengangkat tangannya, dan kabut semakin berputar-putar, menciptakan angin kencang yang memutar semua di sekitar mereka. Sosok-sosok
Read more

Bab 323: Jejak di Jalan Berbahaya

Matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan nuansa merah jingga yang indah. Namun, keindahan ini tidak menghapus rasa cemas yang menyelimuti hati Ling, Lengkukup, dan En Jio. Mereka berjalan menyusuri jalan setapak di dalam hutan, berusaha mencari jalan keluar setelah menghadapi Tong Guan. Meskipun kemenangan mereka terasa manis, ancaman yang ditinggalkan Tong Guan tetap menghantui pikiran mereka."Kita harus segera keluar dari hutan ini," kata En Jio, melangkah cepat di depan. "Setiap detik yang kita habiskan di sini semakin berbahaya."Ling mengangguk setuju. "Aku juga merasakannya. Mungkin kita harus mencari tempat yang lebih aman dan merencanakan langkah berikutnya."Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan perjalanan, suara gemuruh mengejutkan mereka. Tanah di bawah kaki mereka bergetar, dan semak-semak di sekitar bergetar hebat. Mereka bertiga saling berpandangan, merasakan sesuatu yang mengancam datang mendekat."Apa itu?" tanya Lengkukup, bersiap dengan pedangnya.Tanpa peri
Read more

Bab 324: Rencana dalam Kegelapan

Malam telah menyelimuti hutan Siluman, dan suara-suara aneh menggema di antara pepohonan. Ling, Lengkukup, dan En Jio duduk di sekitar api unggun kecil, mencoba merencanakan langkah mereka selanjutnya. Dengan cahaya api yang menerangi wajah mereka, suasana terasa sedikit lebih hangat meskipun ancaman masih mengintai."Apa kita punya peta untuk wilayah ini?" tanya Lengkukup, membuka tasnya dan mengeluarkan berbagai dokumen yang ia kumpulkan selama perjalanan mereka.En Jio menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu ke mana kita harus pergi. Tapi kita perlu menemukan seseorang yang bisa memberikan informasi tentang posisi Tong Guan."Ling menatap api, merenungkan kata-kata temannya. "Ada beberapa kelompok yang mungkin bisa membantu kita. Namun, kita harus berhati-hati. Ada kemungkinan Tong Guan sudah mendapatkan informasi tentang kita dan menyiapkan jebakan.""Jadi, kita harus berpura-pura tidak tahu," kata En Jio. "Kita bisa berpura-pura mencari makanan atau barang-barang berharga. Itu bisa
Read more

Bab 325: Ujian Pertama

Ling berdiri di tengah medan uji, menghadapi bayangan terburuknya. Suasana menjadi tegang, dan rasa takut merayap ke dalam dirinya saat sosok-sosok menakutkan mulai muncul satu per satu. Dari kegelapan, mereka mulai memperlihatkan bentuk yang samar, seolah berasal dari kedalaman jiwanya yang paling gelap."Apa yang kau inginkan dariku?" Ling bertanya, suaranya bergetar meski dia berusaha keras untuk tetap tenang. Setiap sosok tampak menggoda ketakutannya, berusaha menjerat pikirannya dengan kenangan pahit dan rasa sakit yang telah lama terpendam.Salah satu bayangan menampakkan diri sebagai sosok ibunya, dengan wajah yang lembut namun penuh kesedihan. "Kenapa kau tidak bisa menyelamatkanku, Ling? Kenapa kau membiarkan mereka membunuhku?" Suaranya lembut namun tajam, seolah menusuk jantungnya.Ling menggigit bibirnya, berjuang melawan air mata yang hampir keluar. "Aku berusaha! Aku akan membalas dendam!" Dia mengingat kembali tekadnya untuk mengalahkan penyihir yang bertanggung jawab a
Read more

Bab 326: Pilihan Terakhir

Ling, Lengkukup, dan En Jio berdiri di persimpangan jalan, di mana dua jalan terbentang di depan mereka. Suasana di sekeliling terasa mencekam, seperti alam semesta menanti keputusan yang akan mereka buat. Di satu sisi, jalan yang berkilau dengan cahaya berwarna emas, menjanjikan kekuatan dan kemungkinan menuju Tong Guan, tetapi dengan ancaman yang tidak diketahui. Di sisi lain, jalan yang lebih gelap dan berkelok-kelok, yang menawarkan keamanan, tetapi menjauhkan mereka dari tujuan yang telah mereka tetapkan."Apa yang harus kita lakukan?" tanya En Jio, mengamati kedua jalan tersebut. "Kita sudah menghadapi banyak rintangan. Apakah kita siap untuk mengambil risiko ini?"Ling merasa hatinya bergetar. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Kita telah berjuang begitu keras untuk sampai di sini. Jalan yang berkilau mungkin memiliki risiko, tetapi itu mungkin juga membawa kita lebih dekat ke Tong Guan.""Tapi kita harus memikirkan konsekuensinya," Lengkukup menambahkan, menatap jalan yang gela
Read more

Bab 327: Jalan Menuju Tong Guan

Setelah melewati ujian yang menegangkan, Ling, Lengkukup, dan En Jio melanjutkan perjalanan mereka ke Tong Guan. Jalan berkilau di depan mereka kini terlihat lebih menawan, dipenuhi cahaya lembut yang memandu langkah mereka. Namun, di dalam hati mereka, ada ketegangan yang menggelayuti. Setiap langkah terasa lebih berat, seolah ada sesuatu yang besar sedang menunggu di ujung jalan."Kita harus tetap waspada," kata Ling, suaranya mantap. "Meskipun kita telah melewati ujian, masih banyak tantangan yang harus kita hadapi.""Setuju," Lengkukup menjawab. "Kita belum tahu apa yang menanti kita di depan. Kekuatan dan keberanian kita akan diuji lagi."En Jio mengangguk, matanya menyapu ke sekeliling untuk memastikan tidak ada ancaman yang mengintai. "Jika kita bersatu, kita pasti bisa mengatasi apa pun yang datang."Perjalanan mereka berlanjut dengan semangat baru, tetapi suasana di sekeliling mulai berubah. Langit di atas mereka menjadi gelap, awan-awan hitam menggulung menutupi cahaya. Semi
Read more

Bab 328: Bayangan di Balik Tong Guan

Setelah kemenangan yang menegangkan, Ling, Lengkukup, dan En Jio akhirnya melanjutkan perjalanan menuju gerbang besar Tong Guan. Kabut tipis menyelimuti jalan setapak yang mereka lewati, membuat suasana terasa semakin mencekam. Di kejauhan, terlihat sebuah benteng besar dengan menara-menara tinggi menjulang. Itu adalah Tong Guan, tempat yang mereka tuju setelah berbagai rintangan berat."Akhirnya kita sampai," kata En Jio sambil menghela napas lega. "Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh di tempat ini."Lengkukup mengangguk setuju, tatapannya penuh kewaspadaan. "Aura gelap masih terasa kuat. Kita harus bersiap untuk yang terburuk."Ling menatap gerbang raksasa di depan mereka. "Apa pun yang menunggu di dalam, kita tidak boleh lengah." Dia mengencangkan genggaman pada gagang pedangnya, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.Mereka bertiga melangkah mendekati gerbang besar itu. Di saat yang bersamaan, angin berdesir kencang, membawa suara-suara samar yang terdengar seperti bisikan. P
Read more

Bab 329: Rahasia Tersembunyi di Tong Guan

Langkah mereka terasa berat saat melewati aula besar yang sekarang sepi, setelah penjaga berzirah itu tumbang. Meski berhasil mengalahkan musuh kuat itu, rasa waspada terus menyelimuti mereka. Jalan di depan mereka dipenuhi dengan bayangan yang bergerak seperti makhluk-makhluk tak kasat mata yang mengawasi setiap langkah mereka.“Perasaan ini semakin aneh,” ujar Lengkukup dengan tatapan tegas. “Seolah kita sedang diawasi.”Ling, yang memimpin di depan, mengangguk pelan. “Ini bukan tempat biasa. Tempat ini penuh dengan keajaiban kuno. Kita harus bersiap menghadapi hal yang lebih dari sekadar penjaga tadi.”Dari balik kegelapan, cahaya samar mulai terlihat. Mereka mendekati sebuah ruang terbuka yang berbeda dari bagian-bagian benteng sebelumnya. Di sini, langit-langit lebih tinggi, dengan pilar-pilar besar yang menjulang ke atas. Cahaya keemasan memancar dari pusat ruangan, memantul di dinding-dinding batu yang dihiasi dengan ukiran kuno.Di tengah ruangan, ada sebuah altar besar, dan d
Read more

Bab 330: Pertarungan Tak Terduga

Ling merasakan jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena ketegangan menghadapi musuh yang tampak berbahaya, tetapi juga karena kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya dari gulungan kuno itu. Dia mengangkat pedang, bersiap untuk bertarung, sementara Lengkukup dan En Jio berada di sampingnya, menghadapi sosok misterius yang menghadang.“Siapa kau sebenarnya?” Lengkukup menantang, suaranya menggema di ruang besar itu. “Apa yang kau inginkan dari gulungan ini?”“Aku adalah penjaga kegelapan,” pria berwajah tirus itu menjawab dengan nada sinis. “Gulungan itu adalah kunci untuk menguasai kekuatan yang akan mengubah dunia. Dan sekarang, kau semua akan menemui akhir yang layak bagi pengganggu!”Dengan gerakan cepat, sosok itu meluncurkan gelombang energi gelap ke arah mereka. Ling berlari ke depan, melindungi kedua temannya dengan mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan.“Tebasan Tujuh Bintang!” teriak Ling, mengayunkan pedang dengan segenap kekuatan. Sebuah gelombang angin mema
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status