Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 151 - Chapter 160

343 Chapters

Sayembara 23 Kekuatan Yuwen

Ketika itu Fu hanya bisa terdiam, karena tidak dapat memberikan perlawanan kembali sehingga membuatnya berkeringat dingin. Dengan keadaan itu, dirinya berusaha menolak dan tetap ingin bertarung meski sakit yang teramat sangat, mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Sesekali ia menoleh kearah kedua rekannya, Yuwen dan Zixin yang berada diluar arena, bahkan keduanya terlihat begitu tegang ketika melihat keadaan Fu yang terlihat tidak berdaya. "Percuma! pilihanmu hanya ada dua, menyerah atau terluka parah," ujar Ling memastikan. "Sial...!" sahut Fu menyeringai."Andai aku tidak meremehkan nya, mungkin tidak akan seperti ini," gumam nya sembari berdecak. Fu hanya bisa menelan ludah, ketika tidak ada pilihan lain, akan tetapi dirinya bahkan tidak berniat untuk menyerah, sehingga dengan sisa tenaga yang dimiliki, ia berusaha memberikan sebuah serangan dengan taruhan terluka parah. Semua mata tertuju dengan pertarungan itu, bahkan orang yang sempat menaruh benci terhadap Fu, mulai prihatin
Read more

Sayembara 24 Kekalahan Yang Pahit

Mendapati Yuwen yang telah berada dibagian belakang, membuat dirinya terlambat bereaksi, bahkan untuk menggunakan jurus tubuh besi ia tidak sempat, sehingga membuat Yuwen dengan leluasa menyerangnya.Satu pukulan terarah tepat mengenai bagian wajah, akan tetapi hal itu tidak membuat Hen Swe berhenti untuk mempertahankan posisinya, meski telah beberapa kali mendapat pukulan serta tendangan dari Yuwen. Disaat yang sama, Hen Swe berusaha mengambil jarak dengan pemuda itu, dan berharap dapat memberikan satu pukulan yang cukup berarti, meski ia telah menebak jika disaat itu ia tidak mampu menghadapi Yuwen seorang diri. "Cih! Aku terlalu meremehkannya," gumam Hen Swe. Hen Swe masih tidak habis pikir dengan keadaan itu, meski ia sempat sangat yakin dengan kemampuan yang dimiliki, tetapi ketika mendapat serangan bertubi-tubi dari Yuwen, sementara dirinya tidak dapat membalas, sempat membuat mentalnya menjadi turun. Namun beberapa saat setelah Hen Swe mengambil jarak, Yuwen kembali menatap
Read more

Sayembara 25 ketakutan Zixin

Selesai berbicara, keduanya bahkan tidak menahan diri, untuk segera melakukan serangan, dan berusaha untuk memberikan sebuah pukulan maupun tendangan, demi mencapai sebuah kemenangan. Feng Ying yang pada awalnya merasa cukup tenang, kini mulai kewalahan menghadapi Zixin yang terus menekan dirinya, bahkan pemuda itu belum menggunakan jurusnya sama sekali. Namun berbeda dengan Feng Ying, yang telah menggunakan jurus kaki halilintar nya untuk mengatasi pergerakan Zixin, yang begitu cepat. "Jangan senang dulu! Aku bahkan belum serius," ujar Feng Ying memastikan. "Baiklah, tunjukkan kekuatan mu!" sahut Zixin sembari melesat kearah Feng Ying. Mendapat reaksi itu membuat Feng Ying berdecak, sembari menangkis tendangan kaki kanan Zixin yang mengarah tepat menuju wajahnya, akan tetapi belum sempat ia membalas serangan itu, Zixin mencabut pedangnya. Kedua matanya sempat membuka lebar, seolah tidak percaya dengan gerakan itu, sehingga disaat yang sama, Feng Ying memutar tubuhnya diudara la
Read more

Sayembara 26 Kukuatan Sekte Bunga

Belum sempat Zixin mengerti maksud dari ucapan Feng Ying, dirinya sangat terkejut ketika baru menyadari jika kaki kanan Feng Ying yang terlihat patah.Namun disaat yang hampir sama, Guan Ping kembali memekik dengan keras, memanggil muridnya itu, sembari melompat kedalam arena pertandingan.Guan Ping yang terlihat sangat gusar, atas kejadian yang menimpa Feng Ying, malah menyalahkan Zixin dan menuduhnya sebagai pelaku, atas tindakan itu, sehingga menyebabkan cedera yang teramat parah menimpa muridnya."Kau akan menerima akibatnya...!" ucap Guan Ping sembari menunjuk Zixin."Guru hentikan! Ini semua salahku, aku terlalu lemah!" sahut Feng Ying."Tutup mulutmu Feng! Jangan membuatku menyalahkanmu!" timpal Guan Ping.Guan Ping yang saat itu dipenuhi api amarah, menatap Zixin dengan tajam, bermaksud menyerang pemuda itu demi melampiaskan kemarahannya.Namun belum sempat ia bertindak lebih jauh, En Jio menghentikan pergerakan Guan Ping, dengan menghadang langkahnya.Tetapi amarah yang dimil
Read more

Sayembara 27 Aksi Qianfan

Qianfan yang saat itu sangat hawatir, dengan kondisi Kong memutuskan untuk menghampirinya, dan mengantar pemuda untuk segera mendapat pengobatan dari juru obat yang sudah menunggu. Sementara satu rekannya yang lain, Shilin tidak melakukan apapun, meski ia sempat bereaksi ketika Kong kalah menghadapi lawannya, yang berasa dari sekte Bunga tersebut. Beberapa menit ketika Qianfan mengantar Kong untuk mendapat pengobatan, dirinya segera berdiri diatas arena pertandingan, sesuai dengan urutannya, dengan mendapatkan kesempatan pertama bagi desa mereka, bertarung dengan lawan yang hebat. "Sekarang giliranku!" ujar Qianfan. "Sebaiknya kau menyerah nona! Aku tidak ingin melukai seorang wanita," sahut Zhang. "Bodoh! mana sudi aku melakukan hal itu," timpal Qianfan. "Terserah padamu, tetapi jangan salahkan aku, jika kau terluka!" ujar Zhang. Mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Qianfan, sedikit membuat Zhang merasa direndahkan, akan tetapi disaat yang sama, ia merasa diuntungkan kar
Read more

Sayembara 28 Qianfan Terluka Parah

Kala itu, Qianfan yang mendapati aksi tipu daya yang dia lakukan tidak berhasil, hanya bisa berdecak lalu menampakkan sikap dinginnya kembali. Melihat Zhang yang melesat kearah nya, membuat Qianfan juga bersiap untuk menerima serangan yang segara datang itu, sembari mencabut pedang miliknya. Qianfan bukanlah seorang pengguna pedang, dirinya lebih senang menggunakan tangan kosong dalam pertarungan, itulah sebabnya ia jarang sekali menggunakan pedang itu untuk bertarung, meski ia selalu membawa pedang kemanapun ia pergi. "Hanya ini satu-satunya senjata yang kumiliki saat ini!" gumamnya. Tidak sampai satu detik, ketika Qianfan mencabut pedang miliknya, Zhang sudah lebih dulu memberikan sebuah tendangan tepat mengenai dada, sehingga membuat Qianfan terpental, bahkan belum sempat Qianfan menjauh, Zhang dengan ganasnya menendangnya kembali. Aksi yang dilakukan oleh Zhang, membuat Qianfan muntah darah, bahkan tidak hanya sekali, Qianfan terlihat terluka cukup parah akibat menerima seran
Read more

Sayembara 29 Mengalahkan Ling

Saat itu, Zixin yang melihat sikap Ling yang begitu dingin, sempat merasa ketir, meski ia telah mencoba menghilangkannya dengan menahan nafas beberapa saat, sebelum dikeluarkan secara pelan. Zixin sendiri telah memperhitungkan secara matang, jika pertarungan dirinya kali ini, tidak akan mudah, meski yang dia hadapi adalah seorang anak kecil yang jauh lebih muda dari pada dirinya. Namun, demi membalaskan sakit hatinya terhadap kekalahan Fu beberapa saat yang lalu, Zixin berniat mempertaruhkan semua kemampuan yang dia miliki untuk mengalahkan Ling dan demi sebuah kemenangan. "Apa pun yang terjadi kau harus kalah ditangan ku Ling!" ucap Zixin kembali. "Sebagai seorang yang dituakan, tidak sepantasnya kau menunjukkan sikap aroganmu itu, tetapi aku memastikan, jika kau akan kalah dalam sekali tarikkan nafas," timpal Ling sembari tersenyum tipis. "Omong kosong! Kita buktikan siapa yang terkuat," ujar Zixin sembari menghunuskan pedangnya. Melihat Zixin yang melesat sangat cepat kearah
Read more

Sayembara 30 Kemenangan Yang Manis

Disaat yang sama, Ling juga melakukan serangan dengan tebasan satu bintang miliknya, akan tetapi serangan itu bahkan dapat diatasi dengan cukup mudah oleh Zixin menggunakan jurus pedang bayangan miliknya. Namun tidak sampai disitu, Ling kembali menebaskan pedangnya lagi, dengan jurus badai menerpa miliknya, sehingga disaat itu, muncul putaran angin yang menghantam Zixin, akan tetapi, lagi-lagi Zixin dapat mengatasinya, seolah sudah terbiasa dengan hal itu. Melihat aksi yang dilakukan oleh Zixin membuat Ling tersenyum tipis, seakan memuji atas pencapaian yang telah dilakukan oleh pemuda itu, sehingga tiba disaat jarak mereka tinggal beberapa depa, dan Ling kembali menebaskan pedangnya. "Bagaimana dengan yang ini! Tebasan tujuh bintang...!" ucap Ling. Tujuh pedang angin tercipta lalu melesat dengan cepat kearah Zixin, bahkan tidak sampai satu detik, ketujuh pedang angin itu, mulai menghantam pedang yang digunakan oleh Zixin. Mendapat serangan itu, Zixin sempat kewalahan, terlebih
Read more

Sayembara 31 Mengalahkan Zhang

Kala itu Zhang hanya tersenyum tipis ketika Yuwen menunjukkan sikap, yang seakan sedang menganggap remeh dirinya. Bahkan ketika pertandingan telah dimulai pun, Yuwen masih saja bersikap seolah dirinya, memiliki kemampuan yang jauh melebihi Zhang. Namun, Zhang bahkan tidak memperdulikan hal itu, melainkan dirinya mulai menarik nafas dengan dalam, lalu memasang kuda-kuda seakan bersiap menerima serangan dari Yuwen. "Majulah!" ucap Zhang. Mendengar ucapan Zhang, sedikit membuat Yuwen menelan ludah, meski ia sempat menggertak, akan tetapi ia menyadari, jika semua yang dia lakukan sia-sia. Namun, tentu saja Yuwen tidak berniat untuk mengakui kekalahan nya, sebelum bertarung sampai titik darah penghabisan. Ya, setidaknya itulah yang terlintas dibenak Yuwen saat ini, meski tidak memiliki potensi menang yang tinggi, akan tetapi dirinya harus tetap berjuang. "Bersiaplah Zhang...!" ujar Yuwen. Di saat yang sama, Zhang hanya bisa berdecak, karena tidak senang dengan sikap yang telah dibe
Read more

Sayembara 32 Menjadi Pemenang

Ratusan pasang mata, tertuju kepada Yuwen dan Zhang yang sedang bertarung, memperebutkan satu kemenangan. Terilihat saat itu, Yuwen tidak sedang baik-baik saja, akan tetapi sebaliknya, pemuda dari desa Nahui itu, bahkan bisa dikatakan dengan kondisi tubuh yang prima. Mendapat luka dalam yang cukup berarti, membuat Yuwen hampir tidak bisa mempertahankan keseimbangan tubuh, disaat ia sedang mempersiapkan jurus terbaiknya. "Rasakan ini...!" pekik Yuwen. Satu gerakan pedang yang ia kibaskan, membentuk beberapa pedang, yang terarah tepat menuju Zhang saat ini. Namun ketika melihat jurus tersebut, Zhang hanya menguap seolah bosan dengan hal serupa, sehingga ia sedikit mengacuhkan Yuwen. Di saat serangan Yuwen hendak mengenainya, Zhang bahkan dapat menghindar tepat waktu, sembari memberikan satu pukulan tepat dibagikan perut Yuwen. "Lambat!" ucap Zhang. Mendapat satu pukulan dibagian perut, kembali membuat Yuwen memuntahkan darah, seraya mundur dua langkah kebelakang. Ia pun terlih
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
35
DMCA.com Protection Status