Beranda / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab Legenda Kitab Surgawi: Bab 171 - Bab 180

343 Bab

Tertekan

Disisi lain, Yu Lian yang memisahkan diri dari pasukan darah besi tampak mulai kelelahan karena banyaknya musuh yang datang.Sementara rekannya, tampak tidak sadarkan diri, ketika berhadapan dengan musuh yang cukup kuat.Dengan sedikit tertatih Yu Lian hendak menyelamatkan satu rekannya itu, ketika berhasil membunuh beberapa musuh yang hendak menyerang."Bertahanlah!" ujar Yu Lian.Namun belum sempat ia bertindak lebih jauh, dari arah yang sama, puluhan orang dari kelompok aliran hitam kembali menyerangnya.Mendapati hal itu, Yu Lian sempat berdecak sembari mencari cara untuk meloloskan diri, akan tetapi semakin dekat musuh yang datang, Yu Lian semakin tidak bisa bergerak.Hal itu bisa terjadi, karena Yu Lian melihat beberapa orang yang merasa ia kenal telah kalah, dengan mendapat luka yang sangat parah."Tidak...!" pekik Yu Lian."Menyerahlah!" ujar beberapa orang yang mulai mengepungnya.Mendapati hal itu, Yu Lian hanya bisa mengutuk diri sendiri, karena tidak bisa menyelamatkan adi
Baca selengkapnya

Bocah Iblis

Kala itu, Yu Lian hanya bisa memejamkan mata, seakan menerima nasib dengan tidak melakukan apapun.Namun belum sempat ia menutup rapat kedua matanya, tiba-tiba tubuhnya menjadi hangat dengan diikuti beberapa orang yang terbaring tidak berdaya.Rasa hangat yang menyelimuti Yu Lian bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya, karena sesaat setelah ia menyadari, jika hal itu merupakan darah orang-orang yang kini membasahi tubuhnya."Apa yang terjadi?" batin Yu Lian bertanya.Yu Lian yang sempat merasakan putus asa, bahkan hampir menyelimuti dirinya secara utuh, perlahan mulai muncul sebuah harapan, jika ia mampu memberikan sebuah serangan balasan. Namun yang menjadi pertanyaan bagi dirinya, siapakah yang telah menyelamatkan ia dari maut,sehingga membuat Yu Lian menelisik kesegala arah. Tetapi diluar dugaannya, sesuatu yang sangat mengejutkan terjadi, tidak ia sangka, dari arah belakang ia melihat sesosok anak kecil tengah berlari, sembari menebaskan pedangnya. "Ling!" ucap Yu Lian. "Celak
Baca selengkapnya

Kekalahan Bai Han

Disaat itu Bai Han sempat menggigit bibirnya sendiri, karena merasa kekuatan Ling terlalu kuat untuk dihadapi.Namun hal itu tidaklah membuat dirinya berniat mundur satu langkah pun, melainkan langsung melesat kearah Ling sembari menghunuskan pedangnya.Hanya dengan sekali tarikan nafas, dirinya berhasil mendarat didepan Ling yang langsung memberikan beberapa tebasan sekaligus."Kenapa kau tidak berubah, menggunakan wujub iblismu?" tanya Bai Han sembari terus menebaskan pedang.Mendengar hal itu, sempat membuat Ling menaikkan alisnya, seolah ingin memastikan, siapakah yang telah membongkar rahasianya.Karena merasa terganggu dengan pertanyaan Bai Han, Ling yang terus menepis serangan dari Bai Han itu, langsung mengambil jarak ketika mendapat celah.Namun sayangnya Bai Han seolah tidak ingin kehilangan kesempatan, sehinga disaat itu dirinya menyusul keberadaan Ling. Akan tetapi sesaat setelah dirinya melesat, Ling menebaskan pedangnya, sehingga membuat pedang angin melesat kearah Bai
Baca selengkapnya

Teman Lama

Kala itu, Bai Han yang merasa akan segera menemui ajal, sempat menelan ludahnya serta berniat meminta ampun.Namun hal itu ia hilangkan dengan cepat sembari menepis muka kearah kanan, berusaha mencari cara untuk bisa meloloskan diri.Bak sebuah keajaiban, tiba-tiba beberapa anggotanya berlari kearah mereka, seakan mendapat pertolongan dari sang dewa, akan tetapi sesuatu yang lain tampak mengajar anggotanya itu, yang terlihat lari ketar ketir dari kejaran orang-orang dibelakangnya. "Celaka, aku harus segera meninggalkan mereka!" gumamnya. Ling yang telah membuat Bai Han tunduk, sempat teralihkan pandangannya kearah kelompok aliran hitam yang sedang berlari itu, karena merasa penasaran dengan suara keributan yang datang. Dari sana, Bai Han mendapat kesempatan memikirkan cara untuk segera melarikan diri, berharap bisa menyelamatkan hidupnya. Aksinya itu seolah didukung oleh anggotanya yang semakin mendekat kearah mereka, akan tetapi semakin dekat jarak mereka semakin membuat Bai Han
Baca selengkapnya

Ch.175 Kekuatan

Saat ini, En Jio sudah berhasil membuat Bai Han tidak berdaya, bahkan sudah bisa di katakan mati itu, nyatanya belum cukup merasa puas.Terlebih saat ini ia masih menghawatirkan keadaan Heng Juesha serta orang-orang yang dia anggap penting bagi hidupnya.Sementara itu, beberapa kelompok aliran hitam mulai kembali berdatangan hampir dari segala arah, seakan tidak pernah ada habisnya."Serang...!" pekik salah satu orang dari kelompok aliran hitam.Setelah mendengar suara teriakan tersebut mereka lantas menatap dengan dingin lalu langsung menyerang kearah Ling dan En Jio hampir bersamaan.Namun belum sempat mereka mendekat, tiba-tiba saja mereka berhenti dengan wajah memucat.Hal itu terjadi karena, mereka baru saja menyadari, jika ketua mereka Bai Han, yang mereka segani itu telah di kalahkan, sehingga membuat nyali mereka menciut."Mundur..!!" teriakkan itu kembali terjadi.Menyadari keberadaan mereka tidak di untungkan, sikap mereka berubah drastis di ikuti dengan rasa sedikit cemas
Baca selengkapnya

Ch.176 Kedatangan Heng Juesha

Sosok berbadan besar itu, hanya bisa mematung ketika melihat En Jio bergerak kearahnya lalu beberapa detik kemudian.Sing.Satu tebasan dari pedang itu menebas batang lehernya dan membuat kepala yang memiliki rambut panjang tersebut, terpisah dari tubuhnya dengan setengah rambut yang ikut juga melayang.Brak.Suara terjatuh dari tubuh tanpa kepala itu, sempat memberonta sesaat lalu di ikuti dengan caiaran berwarna merah, yang memercit keluar dari dalam leher hingga membasahi tanah di bawahnya.Melihat kejadian itu, para musuh yang berasal dari kelompok aliran hitam langsung mengambil tindakan, untuk segera melarikan diri, meski beberapa saat yang lalu, mereka sempat berniat untuk kembali bertarung.“Selamatkan diri kalian masing-masing...!”Salah seorang dari mereka berseru dengan lantang, sembari mengambil gerakan langkah seribu untuk menyelamatkan hidupnya.Namun tentu hal tersebut tidak akan di biarkan oleh seorang pemuda yang kini menatap dingin keberadaan mereka, dimana ia telah
Baca selengkapnya

Ch.177 Malapetaka

Saat ini, En Jio tidak dapat menolak kenyataan, jika semua kejadian itu termasuk dari aksi yang dia lakukan, ya, meski tidak semuanya benar.Beberapa kali dia melirik kearah Ling berada, lalu dengan cepat dia alihkan, seakan merasa malu untuk mengakui jika semua kejadian itu akibat ulahnya.Namun dengan sikapnya itu, membuat Heng Juesha menyadari tentang semua yang terjadi, ya, bagi dirinya hal itu tidak mungkin dapat terjadi, mengingat En Jio tidak akan bertindak terlalu berlebihan.“Aku mengerti, lalu bagaimana dengan yang lain?” tanya pria itu sembari mengangkat alis berusaha mencairkan suasana.Untuk saat ini, En Jio seakan merasa bingung ketika harus menjawab pertanyaan dari pria itu, yang membuatnya sedikit menggaruk kepala lalu berkata, “Entahlah, tetapi-“ ujarnya.Mendengar hal tersebut, membuat Heng kembali mengangkat alisnya, “Apa maksudnya En?” tanya pria itu.Namun belum sempat En Jio menanggapi pertanyaan pria itu, secara tiba-tiba datang seseorang yang menggunakan jurus
Baca selengkapnya

Ch.178 Kedatangan Bandit Gunung

Di sisi lain Ling bersama Heng Juesha telah berjalan cukup jauh dari keberadaaan mereka sebelumnya, tetapi hingga sampai saat ini, mereka belum menemukan jejak dari kelompok aliran hitam yang di duga kuat masih berada di sekitar sana.Mereka berdua bahkan telah memasuki gubuk satu demi satu, berharap masih ada yang bisa di selamatkan, akan tetapi pada akhirnya mereka tidak menemukan seorang pun yang berada di sana.Dengan temuan mereka itu, Ling dapat menyimpulkan, jika mayat yang sempat mereka jumpai beberapa saat lalu, pasti merupakan orang-orang yang pernah tinggal di gubuk tersebut.Mendengar pendapat yang di lontarkan dari mulut pemuda itu, membuat Heng Juesha menanggapinya, “Kau benar Ling!”Setelah Heng berbicara, barulah pemuda itu berkata kembali, sembari menoleh kearah kanan,“Sebaiknya kita kembali, Guru!”Heng Juesha sempat ingin melanjutkan pencarian mereka tersebut, akan tetapi mengingat mereka tidak memiliki cukup waktu, sehingga ia hanya mengangguk pelan ketika Ling mel
Baca selengkapnya

Ch.179 Dua Orang Itu Ikut Bereaksi

Dua orang pria itu ikut bereaksi, ketika melihat Ling menemukan seseorang yang masih bernyawa, lalu tanpa menunggu aba-aba keduanya lantas mendekat ke arah Ling berada.Rasa cemas ikut menghampiri dua orang tersebut dan berharap masih ada beberapa di antaranya yang masih bernyawa sehingga dapat di selamatkan.Pada saat mereka tiba di tempat itu, En Jio dan Heng Juesha langsung dapat mengenalinya, ya, pria itu adalah salah satu sepuh yang berhasil selamat meski terdapat banyak luka di tubuhnya.Tangan pria itu menggenggam erat tangan milik pemuda yang berada di sisinya, perlahan mulut pria tersebut mulai terbuka kembali diikuti dengan getaran dari kedua bibirnya, “A.. aku-“ ucapnya terputus,”Minta maaf!”Meski satu tangannya sedang berpegangan pada pemuda tersebut, akan tetapi kedua bola matanya menatap En Jio dan Heng Juesha secara bergantian.Nampak jelas di wajah pria tua itu, rasa penyesalan karena tidak ikut serta bertempur bersama mereka beberapa saat yang lalu, kini yang dia ras
Baca selengkapnya

Ch. 180 Aksi Guan Ping

Saat ini, pria itu sedang terkejut ketika melihat betapa banyaknya orang yang telah mati dan menutup pintu tempat sayembara berada.Ya, keterkejutan itu bahkan hampir membuat Guan Ping hampir jatuh pingsan, karena tidak kuasa menahan sesak di dadanya.Pandangan matanya mulai memudar, ketika ia berusah untuk tetap melangkahkan kaki menuju tempat tersebut, hingga langkah kaki yang perlahan itu berhasil tiba tepat di hadapan semua mayat yang menggunung.“Siapa yang telah melakukan ini?” ucapnya.Pada saat yang sama, kedua bola matanya menatap kepada tumpukan mayat itu, hingga akhirnya ia mulai menyadari, jika semua mayat manusia tersebut tidak satupun dari mereka yang dia kenali.Nafasnya yang semula berat, perlahan mulai membaik, ketika dia mengetahui jika semua mayat itu berasal dari kelompok aliran hitam, bukan orang-orang yang berasal dari desa.Tatapan matanya yang semua mulai kosong, kini kembali terang, seterang harapan yang dia miliki saat ini, hingga di saat yang sama, terdengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
35
DMCA.com Protection Status