Beranda / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Legenda Kitab Surgawi: Bab 131 - Bab 140

343 Bab

Sayembara 3 Ling

Disaat itu, Leng sempat terkejut ketika melihat sikap Hen Juesha terhadap anaknya sendiri, yang bahkan tidak pernah menunjukkan sikap kasih sayang, sebagai orang tua. Dirinya sempat ingin menahan Heng Juesha, akan tetapi ketika kaki kanannya melangkah, tiba-tiba terdengar suara lonceng dari arah aula pertandingan, yang merupakan tanda jika sayembara tidak akan lama lagi akan segera dimulai. Dengan kejadian itu, Heng Juesha memerintahkan kepada peserta untuk segera memasuki aula itu, karena jika mereka terlambat, maka mereka akan dinyatakan gugur dari pertandingan. "Leng, semoga berhasil," ujar Heng Juesha. Leng kecil hanya mengangguk pelan, seolah tidak menampakkan sesuatu dari raut wajahnya, sembari melangkah dengan cepat dan menahan pikiran, tentang Heng Juesha terkait dengan keberadaan anaknya, Hen Swe. Lee Nara bahkan sempat melihat kearah Heng Juesha, akan tetapi keadaan itu tidak berlangsung lama, karena dirinya tidak ingin t
Baca selengkapnya

Sayembara 4 Fen melawan Kong

Suara gong terdengar dengan jelas, yang menandakan sayembara telah dimulai, sorakan dari penonton yang ada, semakin menambah meriah suasana itu.Puluhan orang bahkan meneriaki jagoan mereka masing-masing, tidak terkecuali dengan para tamu dari desa tetangga, mereka juga mendapatkan dukungan dari desa Suban Dara.Meski mereka hanya datang sekali saja, nyatanya pihak dari desa Suban Dara, bahkan tidak menganggap mereka sebagai orang asing, melainkan sebagai teman atau bahkan keluarga."Berjuanglah!" "Semangat!" Suara itu bahkan terdengar sangat nyaring, hingga menggema diudara, akan tetapi sesaat kemudian, En Jio kemudian berjalan perlahan keatas panggung, lalu mengatakan jika para peserta nantinya akan terbagi kedalam beberapa kelompok berdasarkan desa masing-masing. Para jagoan yang diharapkan, akan bertanding satu demi satu, dan yang menang akan melanjutkan pertandingan berikutnya, sedangkan yang kalah akan dinyatakan gugur, begit
Baca selengkapnya

Sayembara 5 Longwan

Kala itu kedua rekan Fen mulai mencaci makinya, karena dianggap tidak becus dalam sebuah pertarungan, sehingga membuat mereka geram akan pemuda itu. Namun, belum sempat mereka berkata lebih jauh, En Jio kembali meminta perwakilan dari desa Dazong untuk kembali bertarung melawan dari perkawakilan desa Longwan. Hal itu membuat mereka sempat berebut untuk maju lebih dulu, akan tetapi pada akhirnya, seorang pemuda memutuskan untuk membiarkan rekan Wanita nya untuk maju terlebih dahulu. "Ku harap kau tidak akan mengecewakan kami Baoyu," ujar Jun. "Berisik!" timpal wanita itu. Dengan langkah yang begitu percaya diri, wanita itu maju kedalam arena pertarungan, dan dihadapkan dengan seorang wanita juga dari desa Longwan. Baoyu sempat tersenyum sinis, seolah meremehkan lawan bertarung nya, akan tetapi wanita dari desa Longwan itu, bahkan tidak memperdulikan sikap yang diberikan oleh Baoyu tersebut. Sehingga membuat Baoyu mengam
Baca selengkapnya

Sayembara 6 Kong

Disaat yang bersamaan, Jun melompat keatas arena sembari menghunuskan golok miliknya tepat kearah Shilin, yang terlihat sedang memainkan tombak miliknya. Tidak ada basa basi diantara keduanya, melainkan langsung bertarung ketika suara gong yang mulai terdengar kembali, dalam beberapa detik kedua senjata mereka sudah bertamu satu sama lain. Jun yang merupakan peserta terakhir dari desa Dazong, menahan amarahnya karena mereka sudah tertinggal dua kekalahan dipihak mereka, hal itu sempat membuatnya mengumpat dalam hati sembari menghardik kedua rekannya, yang sudah lebih dulu kalah dalam pertarungan. "Lihat baik-baik aku akan mengalahkan mereka!" ujar Jun. "Jangan alihkan pandangan mu, lawan aku!" sahut Shilin yang mulai menyerang kembali. Jun sempat mengalihkan perhatiannya terhadap Shilin, karena merasa dirinya cukup kuat untuk menghadapi pemuda itu, terlebih ia sendiri sudah menebak jika Shilin belum begitu mahir menggunakan tombaknya. Mendapat kese
Baca selengkapnya

Sayembara 7 Kemenangan Kong

Beberapa saat yang lalu, En Jio sempat memastikan ucapan dari pemuda desa Longwan itu, untuk tidak membiarkan Jun menggunakan goloknya kembali. Namun ternyata, Kong benar-benar serius dengan ucapannya, dengan mengangguk pelan, seolah memberi isyarat kepada En Jio untuk segera membiarkan mereka bertarung. Melihat tekad dari Kong tersebut, akhirnya En Jio memutuskan untuk membiarkan Jun menggunakan goloknya kembali, dan berhadapan langsung dengan Kong yang tanpa menggunakan senjata sama sekali. "Kau akan menyesalinya," ucap Jun. "Tidak perlu banyak bicara, majulah!" timpal Kong. Tidak perlu menunggu lebih lama, Jun bahkan langsung menyerang Kong dengan penuh ambisi untuk mengalahkan pemuda itu, menggunakan golok miliknya. Dirinya sempat menebak, jika ia akan lebih mudah menghadapi lawan yang tidak memiliki senjata, akan tetapi dugaan Jun ternyata salah, ketika ia hendak mengenai Kong dengan goloknya, pemuda itu mampu mengatasi ser
Baca selengkapnya

Sayembara 8 Pedang Bayangan

Tanpa diduga, pemuda langsung memberikan sebuah serangan, sesaat Tomu dari desa Pingle, hendak memperkenalkan dirinya. Di saat yang hampir bersamaan, ratusan pasang terbuka dengan lebar, karena tidak percaya dengan gerakan pemuda itu yang begitu cepat. Tehnik pedang bayangan yang pemuda itu gunakan, telah membungkam mulut Tomu serta para peserta yang lain, tidak terkecuali Hen Swe yang mulai berdecak beberapa kali. "Jika kau menginginkan nama, sebut saja aku dengan Fu," ujarnya. Sesaat pemuda dari desa Nahui itu selesai berucap, disaat itu juga Tomu memuntahkan darah segar dari mulutnya, serta membuat ia jatuh bertekuk lutut. Jarak mereka tidak begitu jauh, hanya tiga depa dari keberadaan dirinya, akan tetapi ia bahkan tidak dapat mengikuti pergerakan pemuda itu, hingga membuat dirinya menerima serangan yang begitu telak mengenai tubuhnya, tanpa sempat menghindar lebih dulu. Di saat yang hampir sama, Tomu sempat mengutuk pe
Baca selengkapnya

Sayembara 9 Pedang Bayangan 2

Disaat yang hampir sama, Yelu yang tadinya masih percaya diri, kini mulai mengeluarkan keringat dingin dari sekujur tubuhnya. Bahkan tidak hanya itu, wajahnya juga ikut memucat, seolah darah berhenti mengalir, semua itu karena Keterkejutan dirinya yang menyaksikan secara langsung satu rekannya lagi, Wen Hua tumbang hampir dalam hitungan detik. Di satu sisi, Tetua dari desa Pingle bahkan jauh lebih buruk kondisinya, dikarenakan akan menerima kekalahan dengan sangat cepat, tentu hal itu tidak bisa ia terima begitu saja, terlebih ia sudah memberikan sumber daya yang cukup banyak, untuk melatih ketiga murid berbakat dari desa mereka itu. "Jangan mempermalukan desa kita, serang dia!" ujarnya. Mendengar perkataan dari Tetua nya, Yelu sempat berdecak sembari menoleh kesegala arah, ia sedang memperhatikan seluruh penonton yang mulai semakin antusias, ketika melihat dirinya akan kalah. Dengan keadaan yang seperti itu, membuat mental Yelu menjadi turun, semangat
Baca selengkapnya

Sayembara 10 Intimidasi Hen Swe

Kala itu Hen Swe menatap dengan tajam setiap peserta yang tersisa, bahkan ia sempat menantang ketiga peserta dari desa Xidi untuk bertarung dengannya sekaligus. Hal itu ia lakukan, untuk menunjukkan kekuatan dirinya, terlebih ia ingin jika Kong serta Fu akan ketir melihat aksinya itu. Namun sayangnya, mereka bahkan tidak perduli dengan sikap yang ia berikan, sehingga hal itu membuatnya berdecak beberapa kali, sembari menatap satu peserta yang mulai melangkah maju kearah nya. "Biarkan aku menemani kau bermain untuk sementara," ujar pemuda itu. Di saat bersamaan, pemuda itu melontarkan ucapan yang sempat membuat Hen Swe kembali berdecak, akan tetapi karena merasa percuma, ia hanya bisa menarik nafasnya dengan dalam lalu memberikan tatapan yang begitu dingin kepada pemuda itu. Namun lagi-lagi pemuda itu, bahkan tidak bergeming dengan sikap yang diberikan oleh Hen Swe, meski ia telah mengintimidasi lawannya beberapa saat yang lalu.
Baca selengkapnya

Sayembara 11 Chao

Kala itu, Hen Swe sempat menatap Fu seolah sedang memperlihatkan kekuatan yang dia miliki. Dan disaat yang sama, Fu juga mengerti maksud dari Hen Swe yang seakan menantang dirinya. Berkat aksi yang dilakukan oleh Hen Swe itu, berhasil membuat Fu menjadi panas dan seakan ingin menyerangnya secara langsung. Hen Swe yang melihat sikap yang diberikan oleh Fu tersebut, justru semakin membuatnya menjadi parah, dengan menunjuk keberadaan Fu, akan tetapi bukan untuk menyerangnya melainkan ia melayangkan beberapa pukulan kearah Guo secara langsung. "Selesai sudah!" Di saat yang sama, Guo yang tidak sempat bereaksi dengan serangan Hen Swe, terpaksa membuatnya mundur seraya menghindari serangan itu sebisa mungkin, akan tetapi tidak semua pukulan tinju besi Hen Swe dapat dihindari dengan sempurna, dan membiarkan sebagian besar pukulan itu mengenai tubuhnya. Suara tinju yang menyentuh tubuh bahkan terdengar cukup keras, sehingga membuat Guo dipak
Baca selengkapnya

Sayembara 12 Ketakutan Chao

Dalam sekali tarikkan nafas Ling sedikit berkelit ketika serangan Chao akan mengenai wajahnya, sehingga serangan itu melesat disamping wajahnya. Bahkan tidak sampai disitu, Chao bahkan tidak berniat untuk berhenti menyerang Ling, yang masih saja bersikap dengan tenang, seakan meremehkan dirinya. Beberapa tebasan ia layangkan kearah Ling, akan tetapi lagi-lagi serangan yang ia lakukan terlihat percuma, apalagi melihat Ling yang masih tersenyum dengan tipis. "Kenapa berhenti menyerang?" tanya Ling. "Jangan terus menghindar, lawan aku!" jawab Chao. Dengan nafas yang sedikit memburu, akibat serangan yang dia lakukan terhadap Ling sebelumnya, terlebih setiap tindakan yang ia lakukan bahkan tidak bisa mengenai tubuh Ling sedikitpun. Hal itu sempat membuatnya Chao mengumpat, seraya menatap Ling dengan tajam, akan tetapi Ling bahkan tidak menunjukkan niatnya bertarung dengan pemuda itu dengan serius. Sehingga membuat para peno
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
35
DMCA.com Protection Status