Disaat yang hampir sama, Yelu yang tadinya masih percaya diri, kini mulai mengeluarkan keringat dingin dari sekujur tubuhnya. Bahkan tidak hanya itu, wajahnya juga ikut memucat, seolah darah berhenti mengalir, semua itu karena Keterkejutan dirinya yang menyaksikan secara langsung satu rekannya lagi, Wen Hua tumbang hampir dalam hitungan detik. Di satu sisi, Tetua dari desa Pingle bahkan jauh lebih buruk kondisinya, dikarenakan akan menerima kekalahan dengan sangat cepat, tentu hal itu tidak bisa ia terima begitu saja, terlebih ia sudah memberikan sumber daya yang cukup banyak, untuk melatih ketiga murid berbakat dari desa mereka itu. "Jangan mempermalukan desa kita, serang dia!" ujarnya. Mendengar perkataan dari Tetua nya, Yelu sempat berdecak sembari menoleh kesegala arah, ia sedang memperhatikan seluruh penonton yang mulai semakin antusias, ketika melihat dirinya akan kalah. Dengan keadaan yang seperti itu, membuat mental Yelu menjadi turun, semangat
Baca selengkapnya