Home / Romansa / BURONAN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of BURONAN: Chapter 41 - Chapter 50

81 Chapters

41. DENDAM

"Jika kenyataannya saya ini mengalami amnesia, tapi mengapa saya masih bisa mengetahui siapa diri saya, saya masih mengingat dengan baik siapa-siapa keluarga saya, apa pekerjaan saya. Hanya saja, saya tidak mengenal wajah-wajah yang akhir-akhir ini seringkali hadir mengganggu saya dalam memori ingatan saya yang terpecah. Mereka hadir dalam benak saya begitu saja seolah saya pun mengenal mereka begitu dekat, ini Dok, ini foto orang-orang itu," Norman memperlihatkan sebuah foto yang dia temukan di gudang belakang di kediamannya pada Dokter Ilham.Dokter Ilham tersenyum. Sepertinya, penyakit Amnesia yang diderita oleh pasiennya itu mulai menunjukkan tanda-tanda kesembuhan."Sebagai orang luar saya memang tidak tahu siapa orang-orang di foto ini, Jendral. Namun Jendral bisa menanyakan hal ini pada orang-orang terdekat Jendral sendiri. Dengan begitu, Jendral bisa mengetahui apa yang selama ini sudah Jendral lupakan dalam hidup Jendral. Amnesia yang Jendral derita sesung
Read more

42. BACK HOME

KakekFadli, maafkan Kakek.Kakek tidak bisa menepati janji Kakek untuk mempersatukanmu kembali dengan kedua orang tuamu.Tapi, Kakek yakin, harapan itu masih bisa terwujud jika kamu dan Langit bersatu dan saling mempercayai.Langit adalah Kakak kandungmu.Kedua orang tua kalian adalah Handini dan Norman.Mereka, masih hidup.Ibu dan Ayahmu, masih hidup.Maafkan Kakek telah membohongimu selama ini. Kakek hanya menyampaikan apa yang telah dipesankan oleh Ibumu pada Kakek.Temukan Ibumu, persatukan kembali dia dengan Ayahmu.Ibumu berhak mendapatkan kebahagiaannya.Itu satu-satunya harapan terbesar Kakek selama ini.Maafkan Kakek, Fadli.Maafkan Kakek...*Pagi tadi saat terbangun dari tidur, Fadli mendapatkan pesan suara itu dari sang Kakek.Dalam suaranya si Kakek terdengar seperti orang yang sedang kesakitan.Entah apa yang terjadi
Read more

43. PERCAKAPAN DUA LELAKI

"FADLIIIII, INI AKU RHEYNA?" ucap Rheyna yang langsung berhambur ke arah Fadli, wanita itu menggenggam kedua tangan Fadli dengan senyumnya yang mengembang lebar."Rheyna?" Gumam Fadli masih tidak percaya. Hal ini seperti mimpi bagi Fadli."Iya, aku Rheyna, temen berantem dulu waktu di panti, hihihi," Rheyna tertawa geli saat kembali mengingat kekonyolan-kekonyolan yang pernah dia lakukan dahulu bersama Fadli di panti.Masih dalam keterkejutannya, Fadli menangkup wajah Rheyna dengan kedua tangannya. "MasyaAllah, jadi benar kamu Rheyna? Kamu baik-baik saja Rheyna?"Rheyna mengangguk masih dengan senyuman lebarnya.Hingga tanpa disangka-sangka, Fadli langsung meraih tubuh Rheyna ke dalam pelukannya. Lelaki itu menangis."Aku benar-benar tidak percaya ini bisa terjadi. Setelah mendengar cerita Ustadz Rakha tentang dirimu, hatiku tidak bisa tenang Rheyna, aku benar-benar mengkhawatirkanmu," ucap Fadli saat itu. "Salah satu alasan besa
Read more

44. CERITA NENEK KIRAN

Malam harinya, seperti yang sudah dikatakan Nenek Kiran sebelumnya, kini Sammy, Fadli dan Rheyna sudah berkumpul di sofa ruang keluarga.Rheyna duduk di sebelah nenek Kiran dengan penampilannya yang terlihat berbeda.Sepertinya, nenek Kiran yang meminjamkan gamis panjang dan hijabnya yang kini dipakai oleh Rheyha.Meski bukan kali pertama melihat Rheyna mengenakan hijab, tapi malam ini pesona Rheyna memang tak terelakkan.Rheyna terlihat sangat cantik dengan setelan gamis hijau tosca dan hijab putih yang menutupi kepalanya."Malam ini kita akan kedatangan tamu spesial, sambil menunggu kedatangan beliau, Nenek akan menceritakan kisah yang sebenarnya terjadi menimpa kalian dan keluarga kalian selama ini," ucap nenek Kiran membuka percakapan.Sammy dan Fadli yang saat itu duduk berhadapan dengan Nenek Kiran hanya saling menatap sekilas sebelum akhirnya mereka kembali fokus mendengarkan penjelasan Nenek Kiran."Demi menghind
Read more

45. TAMU-TAMU SPESIAL

"Cari di mana keberadaan Ibu kalian dan pertemukan Handini dengan Norman, mungkin dengan cara itu, ingatan Ayah kalian bisa kembali..."*Lagi, perkataan sang Nenek kembali terngiang di telinga Sammy.Bahkan setelah mereka selesai membahas masalah itu.Kini, Sammy sedang duduk termenung di teras belakang kediaman Fadli, sendirian.Pikirannya masih terus berputar-putar pada masalah latar belakang keluarganya yang rumit. Kisah masa lalu yang terjadi menimpa kedua orang tuanya yang begitu membingungkan.Sammy seperti berada di tengah-tengah jembatan yang hendak putus dengan dua orang berbeda di sisi kanan dan kirinya yang sama-sama mengulurkan tangan mereka untuk menolong. Sayangnya, Sammy tak tahu mana orang yang memang benar-benar tulus berpihak padanya tanpa menyembunyikan senjata di balik punggungnya.Apakah Sammy harus mempercayai Caesar, atau Nenek Kiran?Siapa sebenarnya ayah kandungnya yang asli, apakah Sky
Read more

46. KHITAN

"Perkenalkan ini Langit, Kakak Fadli dan calon suami Rheyna,"Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Nenek Kiran jelas mengejutkan sebagian orang yang kini berkumpul di dalam ruangan itu.Dari sekian tamu yang datang, hanya Ustadz Rakha dan seorang pengacara bernama Pandu yang sudah mengetahui tentang kasus yang kini sedang menimpa Sammy alias Langit.Nenek Kiran memang sudah mengenal Ustadz Rakha sejak lama.Dia menjadi salah satu penggemar sang Ustadz yang sangat senang melihat penampilan Ustadz Rakha di televisi. Semua acara ceramah yang di isi oleh Ustadz Rakha dan diabadikan di dalam channel pribadi media sosial sang Ustadz, sudah ditonton oleh Nenek Kiran.Saat dirinya mengenal Burhan, lalu Burhan menitipkan Fadli padanya, Fadli sering sekali bercerita tentang seorang gadis bernama Rheyna yang menjadi kawan dekatnya di panti. Ketika Fadli mengatakan bahwa dirinya sempat tinggal di panti asuhan Al-Amir, saat itulah Nenek Kiran tahu ba
Read more

47. IKHLAS

"Mas, kenapa belum tidur?" Tanya Laras pada sang suami yang masih asik membaca buku di teras."Kamu tidur saja duluan, aku belum mengantuk," jawab Norman."Vitaminmu sudah diminum?" Tanya Laras lagi."Oh, belum. Tolong ambilkan ya, sekalian air bening hangatnya,"Laras tersenyum dan melaksanakan perintah sang suami dengan senang hati.Dua menit kemudian Laras sudah kembali dengan sebutir pil di tangannya serta gelas berisi air bening hangat sesuai permintaan Norman.Norman langsung meminum vitaminnya yang memang sudah rutin dia konsumsi selama ini. Vitamin yang diresepkan oleh Dokter untuk membuat staminanya tetap terjaga di usia senja.Kegiatannya yang padat membuat Norman harus menjaga baik-baik kesehatannya agar tetap fit dan bisa beraktifitas normal.Laras terus memperhatikan Norman yang kini sudah selesai meminum vitamin yang dia berikan.Diam-diam, Laras tersenyum dalam hati.Persetan den
Read more

48. SEPERTI BINATANG

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah,"Seumur hidup inilah pertama kalinya Sammy merasakan ketentraman yang luar biasa hebat di dalam hatinya. Rasa haru dan bangga berbaur menjadi satu dalam benaknya saat itu.Sammy bangga pada dirinya sendiri, ketika dia berhasil mengucapkan kalimat syahadat. Kalimat yang telah lama tersimpan dalam hati dan menunggu untuk terealisasi. Tak ada lagi keraguan. Sammy sadar, bahwa ini adalah sebuah fitrah, janji seorang hamba terhadap Rabb-Nya, Allah Swt yang Esa.Dibimbing oleh Ustadz Rakha dan disaksikan oleh segenap kerabat dekat yang turut serta hadir dalam prosesi pernikahan itu, Sammy mengucapkan kalimat syahadat dengan lancar tanpa hambatan.Ustadz Rakha memberikan sedikit arahan pada Sammy. Apa-apa kewajiban yang harus dia lakukan sebagai seorang muallaf. Salah satunya adalah shalat lima waktu."Jika belum hafal seluruh bacaan shalat, cukup dengan membaca basmalah s
Read more

49. MELARIKAN DIRI, LAGI!

"Mereka menyiksaku, Rheyna... Menyiksaku seperti binatang yang tak kenal belas kasihan!" Beritahu Sammy dengan kelopak mata lelaki itu yang mulai berkaca-kaca."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membahagiakanmu, jadi mana mungkin sekarang aku harus menyerahkan diriku ke kantor polisi? Dengarkan aku baik-baik, kita pergi sekarang dari sini. Kita pergi ke tempat yang jauh, agar tidak ada satu orang pun yang bisa memisahkan kita. Bukankah ini keinginanmu juga sebelumnya? Aku suamimu sekarang, jadi sudah sepantasnya kamu mematuhi perintahku Rheyna. Kita pergi sekarang! Cepat kemasi barang-barangmu!" Sammy kembali membenahi pakaiannya. Begitu selesai, dia menarik tangan Rheyna keluar dari kamar dan kembali turun ke lantai bawah untuk mengambil pakaian Rheyna.Orang-orang tadi masih ada di sana. Menatap ke arah mereka dalam diam.Dan anehnya saat Sammy dan Rheyna sudah bersiap untuk pergi, tak ada satu pun dari mereka yang berniat menghentikan.
Read more

50. KIRIMAN BUKET BUNGA

"Hallo, lapor Nyonya Laras,""Ya, ada apa?""Nona Anna, melarikan diri dari rumah sakit jiwa,"Seorang wanita paruh baya dengan penampilannya yang elegan layaknya kaum sosialita pada umumnya tampak tertegun di sana."Bodoh!" Maki wanita itu kesal dengan wajahnya yang tampak mengerikan."Maaf atas kecerobohan saya, Nyonya. Saya sudah mengerahkan pasukan untuk mencari Nona Anna, saat ini,""Baik, segera temukan di mana Anna berada. Jika sudah ada kabar, beritahu aku secepatnya," perintah Laras kemudian.Wanita paruh baya itu menutup sambungan teleponnya.Laras mengambil sebuah ponsel lain yang  tersembunyi di salah satu sudut kamarnya dan terlihat mulai menghubungi seseorang.Laras mengetik sebuah pesan yang sudah terenkripsi pada nomor asing dengan mengatasnamakan diri suaminya.*NormanSelamat Malam Tuan Zafran.Saya hanya ingin memberitahukan pada Anda bahwa perempu
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status