Malam harinya, seperti yang sudah dikatakan Nenek Kiran sebelumnya, kini Sammy, Fadli dan Rheyna sudah berkumpul di sofa ruang keluarga.
Rheyna duduk di sebelah nenek Kiran dengan penampilannya yang terlihat berbeda.Sepertinya, nenek Kiran yang meminjamkan gamis panjang dan hijabnya yang kini dipakai oleh Rheyha.Meski bukan kali pertama melihat Rheyna mengenakan hijab, tapi malam ini pesona Rheyna memang tak terelakkan.Rheyna terlihat sangat cantik dengan setelan gamis hijau tosca dan hijab putih yang menutupi kepalanya."Malam ini kita akan kedatangan tamu spesial, sambil menunggu kedatangan beliau, Nenek akan menceritakan kisah yang sebenarnya terjadi menimpa kalian dan keluarga kalian selama ini," ucap nenek Kiran membuka percakapan.Sammy dan Fadli yang saat itu duduk berhadapan dengan Nenek Kiran hanya saling menatap sekilas sebelum akhirnya mereka kembali fokus mendengarkan penjelasan Nenek Kiran."Demi menghind"Cari di mana keberadaan Ibu kalian dan pertemukan Handini dengan Norman, mungkin dengan cara itu, ingatan Ayah kalian bisa kembali..."*Lagi, perkataan sang Nenek kembali terngiang di telinga Sammy.Bahkan setelah mereka selesai membahas masalah itu.Kini, Sammy sedang duduk termenung di teras belakang kediaman Fadli, sendirian.Pikirannya masih terus berputar-putar pada masalah latar belakang keluarganya yang rumit. Kisah masa lalu yang terjadi menimpa kedua orang tuanya yang begitu membingungkan.Sammy seperti berada di tengah-tengah jembatan yang hendak putus dengan dua orang berbeda di sisi kanan dan kirinya yang sama-sama mengulurkan tangan mereka untuk menolong. Sayangnya, Sammy tak tahu mana orang yang memang benar-benar tulus berpihak padanya tanpa menyembunyikan senjata di balik punggungnya.Apakah Sammy harus mempercayai Caesar, atau Nenek Kiran?Siapa sebenarnya ayah kandungnya yang asli, apakah Sky
"Perkenalkan ini Langit, Kakak Fadli dan calon suami Rheyna,"Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Nenek Kiran jelas mengejutkan sebagian orang yang kini berkumpul di dalam ruangan itu.Dari sekian tamu yang datang, hanya Ustadz Rakha dan seorang pengacara bernama Pandu yang sudah mengetahui tentang kasus yang kini sedang menimpa Sammy alias Langit.Nenek Kiran memang sudah mengenal Ustadz Rakha sejak lama.Dia menjadi salah satu penggemar sang Ustadz yang sangat senang melihat penampilan Ustadz Rakha di televisi. Semua acara ceramah yang di isi oleh Ustadz Rakha dan diabadikan di dalam channel pribadi media sosial sang Ustadz, sudah ditonton oleh Nenek Kiran.Saat dirinya mengenal Burhan, lalu Burhan menitipkan Fadli padanya, Fadli sering sekali bercerita tentang seorang gadis bernama Rheyna yang menjadi kawan dekatnya di panti. Ketika Fadli mengatakan bahwa dirinya sempat tinggal di panti asuhan Al-Amir, saat itulah Nenek Kiran tahu ba
"Mas, kenapa belum tidur?" Tanya Laras pada sang suami yang masih asik membaca buku di teras."Kamu tidur saja duluan, aku belum mengantuk," jawab Norman."Vitaminmu sudah diminum?" Tanya Laras lagi."Oh, belum. Tolong ambilkan ya, sekalian air bening hangatnya,"Laras tersenyum dan melaksanakan perintah sang suami dengan senang hati.Dua menit kemudian Laras sudah kembali dengan sebutir pil di tangannya serta gelas berisi air bening hangat sesuai permintaan Norman.Norman langsung meminum vitaminnya yang memang sudah rutin dia konsumsi selama ini. Vitamin yang diresepkan oleh Dokter untuk membuat staminanya tetap terjaga di usia senja.Kegiatannya yang padat membuat Norman harus menjaga baik-baik kesehatannya agar tetap fit dan bisa beraktifitas normal.Laras terus memperhatikan Norman yang kini sudah selesai meminum vitamin yang dia berikan.Diam-diam, Laras tersenyum dalam hati.Persetan den
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah,"Seumur hidup inilah pertama kalinya Sammy merasakan ketentraman yang luar biasa hebat di dalam hatinya. Rasa haru dan bangga berbaur menjadi satu dalam benaknya saat itu.Sammy bangga pada dirinya sendiri, ketika dia berhasil mengucapkan kalimat syahadat. Kalimat yang telah lama tersimpan dalam hati dan menunggu untuk terealisasi. Tak ada lagi keraguan. Sammy sadar, bahwa ini adalah sebuah fitrah, janji seorang hamba terhadap Rabb-Nya, Allah Swt yang Esa.Dibimbing oleh Ustadz Rakha dan disaksikan oleh segenap kerabat dekat yang turut serta hadir dalam prosesi pernikahan itu, Sammy mengucapkan kalimat syahadat dengan lancar tanpa hambatan.Ustadz Rakha memberikan sedikit arahan pada Sammy. Apa-apa kewajiban yang harus dia lakukan sebagai seorang muallaf. Salah satunya adalah shalat lima waktu."Jika belum hafal seluruh bacaan shalat, cukup dengan membaca basmalah s
"Mereka menyiksaku, Rheyna... Menyiksaku seperti binatang yang tak kenal belas kasihan!" Beritahu Sammy dengan kelopak mata lelaki itu yang mulai berkaca-kaca."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membahagiakanmu, jadi mana mungkin sekarang aku harus menyerahkan diriku ke kantor polisi? Dengarkan aku baik-baik, kita pergi sekarang dari sini. Kita pergi ke tempat yang jauh, agar tidak ada satu orang pun yang bisa memisahkan kita. Bukankah ini keinginanmu juga sebelumnya? Aku suamimu sekarang, jadi sudah sepantasnya kamu mematuhi perintahku Rheyna. Kita pergi sekarang! Cepat kemasi barang-barangmu!" Sammy kembali membenahi pakaiannya. Begitu selesai, dia menarik tangan Rheyna keluar dari kamar dan kembali turun ke lantai bawah untuk mengambil pakaian Rheyna.Orang-orang tadi masih ada di sana. Menatap ke arah mereka dalam diam.Dan anehnya saat Sammy dan Rheyna sudah bersiap untuk pergi, tak ada satu pun dari mereka yang berniat menghentikan.
"Hallo, lapor Nyonya Laras,""Ya, ada apa?""Nona Anna, melarikan diri dari rumah sakit jiwa,"Seorang wanita paruh baya dengan penampilannya yang elegan layaknya kaum sosialita pada umumnya tampak tertegun di sana."Bodoh!" Maki wanita itu kesal dengan wajahnya yang tampak mengerikan."Maaf atas kecerobohan saya, Nyonya. Saya sudah mengerahkan pasukan untuk mencari Nona Anna, saat ini,""Baik, segera temukan di mana Anna berada. Jika sudah ada kabar, beritahu aku secepatnya," perintah Laras kemudian.Wanita paruh baya itu menutup sambungan teleponnya.Laras mengambil sebuah ponsel lain yang tersembunyi di salah satu sudut kamarnya dan terlihat mulai menghubungi seseorang.Laras mengetik sebuah pesan yang sudah terenkripsi pada nomor asing dengan mengatasnamakan diri suaminya.*NormanSelamat Malam Tuan Zafran.Saya hanya ingin memberitahukan pada Anda bahwa perempu
Waktu hampir tengah malam ketika Sammy mendapati Rheyna yang mulai mengantuk.Sejak tadi mereka mengobrol di dek kapal sambil menikmati panorama alam di tengah laut yang indah di malam hari.Sammy mengajak Rheyna masuk ke kabin mereka karena perjalanan yang akan mereka lalui cukup lama kurang lebih hingga empat hari ke depan."Memangnya kamu mau ajak aku kemana sih? Kenapa lama sekali sampai empat hari perjalanan?" Tanya Rheyna saat mereka sedang berjalan menuju kabin."Karena kita menempuh perjalanan lewat jalur darat, makanya lama. Kalau naik pesawat pasti cepat," jawab Sammy sambil tersenyum.Rheyna jadi mencebik.Keduanya sampai di kabin peristirahatan mereka untuk penumpang kelas ekonomi.Setelah menemukan tempat sesuai dengan nomor tiketnya, Sammy dan Rheyna menaruh barang-barang mereka dan mulai merebahkan diri.Suasana di Kabin kelas ekonomi cukup ramai. Mereka tidur dengan satu kasur satu orang yang let
"Maaf, aku lupa bawa pakaian ganti tadi," ucap Rheyna dengan wajahnya yang memanas. Perempuan itu terus mengutuk kebodohannya yang sampai bisa melupakan hal penting. Rheyna sungguh malu.Sammy langsung menunduk saat Rheyna kini berdiri tak jauh darinya untuk mengambil pakaian ganti.Ukuran handuk yang begitu minim membuat tubuh mungil Rheyna terpampang begitu jelas oleh mata.Susah payah Sammy menelan salivanya sendiri, berusaha mengendalikan hasrat primitif dalam dirinya yang terus saja mendesak untuk dikeluarkan.Begitu Rheyna sudah kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berpakaian, Sammy langsung menghembuskan napas sekencang-kencangnya melalui mulut. Penampilan Rheyna membuatnya sesak napas.Setelah keduanya selesai membersihkan diri lalu menunaikan shalat secara bergantian, Rheyna mengajak Sammy duduk di balkon villa sambil menikmati suasana malam yang menjorok ke pantai.Saat itu, Rheyna sedang tidak mengenakan hijab. Ram