“Nay, kamu kembali juga.” Andra bahagia melihat wanita yang ia cari ada di depannya. Saking tak bisa menahan diri, ia pun memelak erat dan mengecup wajah kekasih yang telah hilang selama beberapa hari. “Ih, perbuatan macam apa ini?” Nay mendorong tubuh Andra. “Nay, kamu kenapa. Kamu masih nggak ingat siapa aku?” tanya Andra yang diberi tahu bahwa ingatan Nay dihapuskan. “Nay, siapa Nay?” tanya wanita di depan Andra keheranan. “Kamu Nay, Kanaya, aku Andra, kita sudah tinggal bersama kurang lebih lima tahun, kita makan bersama, tidur bersama, bahkan katanya kamu sudah hamil, itu anak aku.” “Hei, sadar, aku tidak hamil, maksudku belum hamil.” Nay menepuk pipi Andra perlahan. “Jadi, Paman Arya berbohong?” “Arya siapa lagi? Jangan bilang kau bertemu pangeran yang sudah lama hilang. Begini, kurasa kepalamu terbentur pohon maka dari itu kau lupa ingatan …” Nay terus mengoceh dan Andra merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya. Gaya bahasa perempuan pemetik bunga itu seperti Bagus.
Baca selengkapnya