"Iya, ada masalah? Hana berhak bahagia, dan aku akan melakukan segalanya untuk itu." Bersamaan aku menoleh ke arah asal suara, entah sejak kapan Mas Bima mendengar pembicaraanku dengan Mas Andrian. Antara kaget dan malu, bahkan aku tadi tak memberi jawaban apa-apa atas pertanyaannya."Aku akan menikahi Hana, secepatnya," ucap Mas Bima lagi. Dengan yakin Mas Bima mengucapkan di depan Mas Andrian. Sudah kepalang basah, bukankah aku tadi yang mengawalinya. "Hana … pikirkan anak-anak. Maafkan mas, beri kesempatan sekali lagi. Mas yakin masih bisa memperbaiki semuanya. Kalau perlu kita pergi dari sini, kita mulai hidup baru di tempat yang baru," bujuk Mas Andrian padaku.Aku menggeleng pelan, apa yang Mas Andrian lakukan sudah sangat fatal dan keterlaluan. Maaf mungkin mudah untuk diberikan secara lisan. Tapi, luka hati dan trauma yang mendalam akan sulit dilupakan."Biarkan Hana bahagia denganku, cukup dengan cara itu luka Hana akibat pengkhianatanmu akan berusaha aku sembuhkan." Mas Bim
Baca selengkapnya