Kepalaku kembali berdenyut pening. Apa gunanya memiliki dua Istri, yang pada akhirnya justru aku malah pusing seperti ini. Aku sudah puasa beberapa minggu, ditambah lagi sekarang semuanya ngambek, lengkap sudah. Kaki membawa langkahku menuju ke ruang makan, biasanya Hana sudah menyiapkan kopi untukku.Benar saja ada secangkir kopi di meja segera aku buka penutup cangkir. Kopi terasa sudah hangat alias tidak panas lagi. Perlahan kusesap, menikmati dengan membaui aroma nya. Sedikit terapi untuk penatku pagi hari ini."Mas, baju Raya habis kotor semua. Terus gimana?" Raya datang dengan kantong besar di tangannya."Ya sudah cuci sana kan tinggal masukin mesin cuci," ucapku pada Raya."Aku nggak pernah cuci, mana bisa." Raya memanyunkan bibirnya."Tinggal masukin, kasih air, kasih detergen, putar, sudah …." Aku menjelaskan, walau aku tak tau persis caranya. Mana pernah urus masalah cucian, semua hal yang berhubungan dengan rumah Hana semua yang mengerjakan."Ajarin," rengek manja Raya."Iya
Read more