Home / Romansa / Mencintai Istri Kakakku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mencintai Istri Kakakku: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Selalu Ada Untukmu

Farzan terkejut bukan main ketika melihat ibunya berada di gedung milik The Harun’s Group. Satu bulan yang lalu, dia mengantarkan Ayu ke bandara sebelum terbang ke Uluwatu. Kenapa wanita itu bisa berada di sini tepat pada hari pernikahan Alyssa?Ayu menyeringai melihat ekspresi putranya. Dia meraih tangan Farzan, tapi ditepis dengan kuat.“Mommy hanya ingin hadir di pernikahan cucu. Nggak boleh?”Farzan menarik tangan Ayu menjauh dari lift. Dia tidak ingin menarik perhatian banyak orang, karena sebentar lagi tamu undangan akan datang.“Cucu? Mommy udah nggak ada hubungan apa-apa dengan keluarga ini lagi. Jangan ganggu Papa dan Mama lagi. Hidup mereka udah tenang,” cicit Farzan tertahan. Dia berusaha menahan suara khawatir terdengar oleh orang lain.Ayu tertawa lebar, sehingga bibir tipisnya hampir tidak terlihat. “Makanya turuti Mommy. Kembali ke posisi seharusnya kamu berada. Ngapain c
Read more

Berjumpa dengan Brandon Harun

Pesta resepsi telah dimulai ketika Farzan dan Nadzifa memasuki ballroom. Alyssa dan suaminya sudah duduk di pelaminan. Begitu juga dengan Arini dan Brandon. Rupanya tamu mulai berdatangan, sehingga ruangan berukuran besar itu tampak ramai.“Kamu belum makan, ‘kan?” tanya Farzan kepada Nadzifa yang masih gugup.Gadis itu melirik ke pelaminan mencari keberadaan Brandon. Tilikan netra hitam lebarnya berhenti ketika melihat pria bercambang duduk di samping perempuan berkerudung. Genggaman tangannya semakin mengerat seiringan dengan darah yang mulai naik ke ubun-ubun.Nikmat banget hidup lo, setelah apa yang lo lakukan sama tante gue, rutuk Nadzifa di dalam hati.“Zi?” panggil Farzan menyentakkan Nadzifa.“Eh? Apa?” Gadis itu mengalihkan pandangan kepada Farzan.“Mau makan sekarang? Lapar nggak?”Nadzifa menggelengkan kepala. “Gue belum lapar.”Rasa
Read more

Reuni

Farzan dan Nadzifa terus bergerak mendekati Brandon dan Arini. Dia melihat wanita berkerudung itu menatap adik iparnya dengan penuh kerinduan. Sorot matanya tampak berbeda dari biasa.Nadzifa kembali dilanda gugup begitu jarak di antara dirinya dan Brandon terpangkas. Sejak dulu, ia ingin sekali bertemu dengan pria yang dijuluki Casanova sewaktu masih muda. Pria yang digilai oleh banyak wanita dan sering mempermainkan hati kaum hawa. Perasaannya bercampur aduk sekarang. Marah, sedih, benci dan dendam. Semua bercampur menjadi satu.Farzan bisa merasakan genggaman tangan gadis itu mengerat. Terasa basah oleh keringat, tapi tidak terlalu mempermasalahkannya.“Kebetulan Mas ada di sini,” ujar Farzan begitu tiba di dekat kakak dan kakak iparnya.Arini tersenyum lebar melihat kehadiran Farzan. “Bran. Akhirnya lo datang.”Brandon menelan ludah mendengar perkataan Arini.“Aku Farzan, bukan Mas Brandon, Kak.” Farza
Read more

Sekilas Cerita Tentang Brandon dan Indah

“Ah iya, Indah. Gue ingat tuh wajahnya secantik namanya, sama-sama indah.” Firto memantik jari semangat.“Ingat bini di samping, Bang,” komentar teman Brandon yang lain.Pria berkepala botak itu malah nyengir kuda. Dia menangkupkan kedua telapak tangan, pertanda meminta maaf kepada perempuan berkerudung yang tampak anggun di sampingnya.“Kok kamu tahu, Nadzifa?” Moza memajukan kepala ke depan, agar bisa melihat Nadzifa dengan benar.“Cuma nebak aja, Kak. Biasanya kalau yang panggilannya In, ya Indah atau Indri,” sahut Nadzifa asal, khawatir semua yang duduk di sana curiga.“Pintar juga calon istri kamu, Zan,” puji Fahmi menggoda Farzan.Farzan tersenyum lembut, kemudian mengusap puncak kepala Nadzifa untuk pertama kali. Sontak gadis itu menatap tak percaya dengan sikap manis lain yang ditunjukkannya sekarang.“Jadi gimana cerita tentang Indah, Kak?” Nadzifa menole
Read more

Perasaanku dan Perasaanmu

Farzan berdiri di depan flat Nadzifa, setelah pulang dari kantor. Satu kantong kresek berwarna hitam menggantung di tangan kanan. Dia menekan tombol bel dengan tangan yang masih bebas.Dalam hitungan detik, seorang perempuan berparas cantik dengan rambut hitam tebal telah berdiri di sela pintu. Seperti biasa Nadzifa mengenakan baju kaus oblong dengan celana jeans pendek selutut. Pakaian ‘kebesaran’ yang selalu dikenakan sehari-hari.“Bawa apaan lagi tuh?” tanya Nadzifa mengerling ke kantong hitam yang ditenteng Farzan.“Ketoprak buat makan malam,” jawab Farzan menaikkan kantong itu ke atas.“Ch! Irit tuh duit. Bentar lagi nikah, butuh biaya banyak loh,” tanggap Nadzifa seraya memutar tubuh memasuki flat.“Tenang, tabunganku cukup kok buat biaya pernikahan,” balas Farzan enteng.“Habis nikah gimana?”“Masih ada. Nggak usah terlalu dipikirkan
Read more

Mencari Tahu Kebenaran

Tiga minggu sebelum pernikahan Satu minggu ini Nadzifa tidak tenang. Keyakinan bahwa Brandon yang menghamili Indah mulai memudar. Semakin mengenal keluarga Harun dengan baik, dia menjadi ragu dengan hal yang diyakini sejak kecil. Masih segar dalam ingatan gadis itu, Brandon pernah menjemput Indah di rumahnya. Nadzifa juga belum lupa bagaimana wajah bahagia tantenya ketika menanti kedatangan pria itu. Dan, bagaimana sedihnya Indah saat tahu Brandon hanya mempermainkan hatinya. Meski Nadzifa saat itu masih kecil, tapi ia kerap dijadikan tempat curhat oleh Indah. Mereka sangat akrab, karena selalu bersama-sama setiap hari. Pandangan netra hitam Nadzifa beralih ke jam dinding kantor yang menunjukkan pukul 09.00. Dia kembali menatap lurus ke arah puluhan karyawan yang sibuk dengan mesin jahit. Gadis itu sedang mempertimbangkan pergi menemui Brandon sekarang. Tak lama, ia berdiri setelah mengambil keputusan. “Aku keluar dulu
Read more

Kesalahpahaman

Mata sayu Brandon melebar ketika mendengarkan perkataan Nadzifa barusan. Tidak pernah terbesit di pikirannya, gadis itu akan mengajukan pertanyaan tadi.“Apa maksud kamu, Nadzifa?” tanya Brandon bingung.Gadis itu berusaha menahan sesak di dada ketika ingat bagaimana Indah meregang nyawa puluhan tahun silam.“Indah, wanita yang pernah jalin hubungan sama Mas dulu, adalah tante saya.” Pandangan Nadzifa bergerak naik melihat Brandon yang masih menampilkan raut bingung. “Mas masih ingat ‘kan cerita yang dilontarkan Abang kepala botak itu?”Brandon mengangguk, karena memang belum lupa dengan percakapan panas waktu Alyssa menikah.“Tante Indah meninggal bunuh diri, karena hamil. Pria yang menghamilinya nggak bertanggung jawab, katanya belum siap komitmen,” jelas Nadzifa mulai terisak.Nadzifa memiringkan kepala ke kanan dan menatap penuh harap, agar Brandon mau menjawab jujur pertanyaan yang a
Read more

His Secret

Satu minggu menjelang pernikahanSeorang gadis mematut dirinya di cermin yang berukuran besar, lebih tinggi dari dirinya. Senyum merekah tampak cerah di wajah tirusnya. Dia melihat kebaya berwarna putih terbuka di bagian dada, tapi tidak sampai memperlihatkan aset yang selama ini terjaga. Bagian bahu ditutupi brokat yang dipadu dengan inner warna kulit. Nadzifa tampak menawan dengan balutan kebaya yang membungkus tubuh semampainya.“Kamu jangan banyak makan dulu. Bahaya kalau berat badan kamu naik lagi,” desis pria berkepala botak, desainer langganan keluarga Harun.Dulu sekali, Brandon dan Arini juga mengambil foto pernikahan dadakan di butik miliknya. Suami istri tidak menikah secara wajar. Pada awalnya mereka hanya menikah di bawah tangan, karena Brandon telah dijodohkan dengan wanita lain oleh Sandy.“Naik sedikit ya tidak apa-apa, George,” timpal Lisa yang sejak tadi berdiri di belakang, “biar terlihat l
Read more

Suasana Diselimuti Duka

Ponsel yang ada di dalam genggaman Farzan terjatuh kemudian tergeletak ke lantai. Tubuhnya langsung lemas mendapatkan kabar dari El. Kakak yang sangat disayangi mengalami kecelakaan.Nadzifa yang melihat wajah pucat Farzan, segera mengambil ponsel dan menekan tombol speaker.“Abang langsung ke kantor polisi aja. Polisi bilang mobilnya hancur, tapi Papi nggak ada di lokasi kejadian,” jelas Elfarehza setelah sedikit tenang. Namun masih terdengar getar dari suaranya.“Mas Brandon kenapa, El?” tanya Nadzifa ikut cemas.“Papi kecelakaan di jalan ke Sukabumi, Kak. Kita lagi di kantor polisi sekarang,” jawab El di sela napas yang masih sesak.“Iya, Kakak dan Farzan ke sana sekarang. Kasih alamatnya aja ya,” pinta Nadzifa sebelum panggilan berakhir.Netra hitam lebar milik Nadzifa berpindah ke arah Farzan yang tampak sangat terpukul. Wajah pria itu kusut sekarang. Dia meraih tangan yang mengep
Read more

Mencari Alasan

Seluruh keluarga Harun kembali ke Menteng Dalam setelah mendengar penjelasan dari polisi. Mereka diminta menunggu hasil pencarian dari tim yang telah dibentuk. Sesuai dengan permintaan Farzan, tidak boleh seorang pun membahas tentang kecelakaan yang menimpa Brandon di depan Arini.Karena sekarang sudah malam, Farzan memutuskan untuk menginap di rumah keluarganya. Dia juga meminta Nadzifa untuk menginap terlebih dahulu, karena tidak mungkin kembali ke Cikarang larut malam sendirian.“Aku balik pakai taksi aja, Zan,” tolak Nadzifa satu jam yang lalu.“Nggak, Zi. Kamu nginap dulu. Aku butuh kamu sekarang,” tanggap Farzan tidak ingin gadis itu beranjak dari sisinya.Akhirnya Nadzifa setuju. Dan di sinilah mereka berada sekarang. Berkumpul di ruang keluarga kediaman Harun.“Mami udah tidur, Al?” tanya Farzan kepada Alyssa yang baru saja keluar dari kamar Arini.Wanita itu menggeleng lesu menahan tangis. “
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status