Home / Romansa / Mencintai Istri Kakakku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mencintai Istri Kakakku: Chapter 21 - Chapter 30

60 Chapters

Mengetahui Fakta Tentang Arini

Farzan berusaha meyakinkan Arini bahwa dirinya bukan Brandon. Secara fisik mereka memang tampak mirip. Bedanya hanya di bagian mata, rahang, alis dan model rambut. Bandingkannya dengan Brandon seusia Farzan ya, bukan Brandon yang sekarang. Haha!Pria itu mengeluarkan ponsel dari saku celana, kemudian mencari foto Brandon di sana. Dia memperlihatkan layar gadget itu kepada Arini.“Ini Mas Brandon, Kak. Aku Farzan,” katanya menunjuk foto Brandon dan dirinya yang diambil dua tahun yang lalu.Arini mematut foto itu lama, sebelum mengalihkan pandangan lagi kepada Farzan. “Farzan adik kesayangan Kakak?”Farzan mengangguk cepat dengan sorot mata sendu.“Itu siapa, Zan?” Arini mengajukan pertanyaan ketika tilikan matanya beralih kepada gadis yang berdiri tak jauh dari sana. Gadis yang sejak tadi kebingungan dengan keadaan ini.“Oh, ya. Kenalkan ini … pacar aku, Kak,” ungkap Farzan menar
Read more

Membicarakan Pernikahan dengan Keluarga Harun

Lisa melihat putra tirinya dengan mata menyipit. Tilikan netra hitam miliknya beralih ke arah perempuan cantik bertubuh semampai yang berdiri kikuk di samping Farzan.“Kamu kemarin kenapa langsung pergi setelah acara lamaran?” Lisa mengajukan pertanyaan seraya tersenyum penuh makna. Dia berpikir Farzan cepat-cepat pergi karena ada janji dengan perempuan itu.Farzan melangkah cepat menghampiri kedua orang tuanya, lalu mencium kedua tangan mereka satu per satu.“Maaf, Ma. Kemarin urgent, jadi harus buru-buru balik ke Cikarang,” ucap pria itu berbohong.“Oh, urgent,” balas Lisa dengan bibir membulat.Sandy berdeham dua kali memberi kode kepada Farzan agar memperkenalkan gadis yang dibawanya. Pasangan lansia itu berbagi pandangan dengan senyum penuh makna. Apalagi ini pertama kali bagi Farzan membawa perempuan ke rumah.Pria bertubuh tinggi itu menarik tangan Nadzifa, lantas memperkenalkannya
Read more

Berusaha Mengakrabkan Diri

Nadzifa masih mengamati perempuan yang menutup wajahnya dengan kacamata hitam dan selendang tersebut. Sebelum motor berbelok ke kiri, dia melihat orang itu menaiki taksi. Perlahan bahunya terangkat ke atas seiringan dengan bibir melengkung ke bawah. Dia tidak lagi ambil pusing dengan wanita tadi.“Zan,” panggil Nadzifa mengeraskan suara, agar bisa mengalahkan bunyi kendaraan yang lalu lalang.Mereka sekarang sudah memasuki jalan raya.“Kenapa, Mbak?” sahut Farzan membuka penutup helm.Gadis itu berdecak seraya memukul pelan pundak Farzan. “Panggil Mbak lagi. Zizi dong, Zan.”Nadzifa tergelak menyadari nama panggilan mereka berdua sama-sama ada huruf ‘Z’.“Kita ini jangan-jangan beneran jodoh deh,” celetuk Nadzifa,“Maksudnya?” teriak Farzan dari depan.Gadis itu merapatkan tubuhnya ke depan, membuat Farzan merasa risih. Dia meletakkan dagu di atas pundaknya
Read more

After We Collided

Napas sepasang insan itu saling menderu menyapa wajah masing-masing. Aktivitas barusan membuat napas terengah. Berlari, berkejaran, cubitan dan berakhir di atas sofa dengan berbagi pandangan.Sorot mata Farzan turun ke bibir berisi milik gadis yang berada di atas tubuhnya. Begitu juga dengan netra hitam lebar yang melihat bibir tipis di bagian atas dan sedikit berisi di bagian bawah. Keduanya terdiam mencoba menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dada.Cium lagi bibirnya, Farzan. Kalian akan menikah. Kalau bisa sekalian nikmati tubuhnya, rayu setan yang ada di dalam dirinya.Jangan, dosa! Kalau mau, tahan diri dulu sampai nikah. Empat bulan nggak lama. Makanya jangan sering-sering berduaan. Nenek bilang itu berbahaya, cegah malaikat mengingatkan.Perang terjadi di dalam batin Farzan sekarang. Dia memang tidak mencintai Nadzifa, tapi berada dalam situasi ini membuatnya lemah. Benar k
Read more

After We Fell

Farzan memandang gadis yang menatapnya tidak berkedip dengan bibir ternganga. Dia ingin tertawa melihat ekspresi lucu Nadzifa, tapi ditahan. Gadis itu tidak boleh marah, agar mau memberi tumpangan kepadanya malam ini.Setelah berdebat dengan Ayu tadi siang, akhirnya dia mengizinkan sang Ibu menginap di flat miliknya. Namun Farzan enggan untuk berlama-lama di dalam ruangan yang sama dengan wanita paruh baya itu. Alhasil di sinilah pria itu sekarang. Lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan Nadzifa dibandingkan ibunya sendiri.“Lo nggak bercanda, ‘kan?” gumam Nadzifa masih belum percaya dengan apa yang baru saja didengar.Kepala Farzan bergerak ke kiri ke kanan.“Flat gue tipe studio sama kayak punya lo. Mau tidur di mana?” Gadis itu mulai panik.Ternyata seorang perempuan yang selalu bertindak nekat seperti Nadzifa, masih khawatir jika tidur dengan lelaki dalam satu ruangan.Farzan menepu
Read more

Perdebatan

Terasa kelegaan di hati Farzan setelah menceritakan sebagian tentang kisahnya kepada Nadzifa. Selama ini ia selalu berbagi dengan Arini, bahkan Bramasta tidak tahu perbuatan jahat Ayu. Dia hanya ingin teman-temannya mengetahui Lisa adalah ibu yang melahirkannya.“Makanan buat Tante Ayu udah lo pesenin belum?” tanya Nadzifa ketika mereka bersiap menonton film After.“Biar aja dicari sendiri,” jawab Farzan enggan.“Eh, nggak boleh gitu loh. Yang di sana itu nyokap lo, Zan.” Nadzifa mengurungkan niat untuk menekan tombol player di laptop. Dia duduk lagi di sofa menghadap kepada Farzan.“Lo belum pernah ngerasain kehilangan orang tua sih. Khususnya Nyokap.” Desahan pelan keluar dari sela bibir berisi milik Nadzifa. Dia menempelkan tangan ke dada sendiri. “Nih ya. Gue sebelumnya suka kesel waktu denger Nyokap bahas masalah jodoh.”“Bayangin tiap hari tanya kapan nikah? Mau sampai
Read more

Dongeng Sebelum Tidur

“Maaf jadi bikin Mbak bangun,” ucap Farzan mencairkan suasana yang sempat kaku.Nadzifa menggeleng pelan seraya memundurkan lagi kepala ke belakang. “Belum. Nggak bisa tidur.”“Aku gangguin ya?”Kepala gadis itu bergerak ke atas dan bawah. Jari Nadzifa bergerak ke depan wajah Farzan, lalu mencubit hidung mancungnya.“Mikirin lo yang dari tadi grasak-grusuk cari posisi nyaman. Syukurlah sekarang mau tidur di sini,” sahutnya menarik lagi tangan ke bawah selimut.Farzan tertawa pelan. Tidak menyangka juga kalau Nadzifa mengkhawatirkan dirinya. Di balik sikap yang cuek, ternyata gadis itu perhatian juga.“Mbak ngantuk nggak?”“Dari tadi gue belum ngantuk,” aku Nadzifa jujur.“Sama.”Mata gadis itu menyipit seketika. Tawa keluar dari sela bibir berisi miliknya ketika tahu kalau Farzan hanya pura-pura mengantuk untuk mengakhiri perdebatan. Dia
Read more

Nadzifa VS Ayu

Nadzifa berdiri di depan pintu flat Farzan selama sepuluh menit. Tangannya bergerak ragu menekan tombol bel. Sejak tadi ia berpikir apakah tindakan yang diambil ini benar? Sebentar lagi ia akan berinteraksi dengan salah satu wanita yang mungkin masih memiliki dendam dengan keluarga Harun, seperti dirinya.Gadis itu menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan. Dia harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan Ayu, karena bagaimanapun wanita itu akan menjadi calon ibu mertuanya. Kepala Nadzifa mengangguk mantap.Setelah meremas tangan sebentar, akhirnya jari telunjuk Nadzifa menekan tombol berukuran kecil yang ada di samping kosen pintu.Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya muncul di sela pintu dengan raut wajah bingung.“Siapa ya?” tanya Ayu lupa dengan wanita yang keluar dari flat putranya kemarin siang.Nadzifa tersenyum anggun seraya menunjuk flat miliknya dengan ibu jari. “Aku Nadzifa teta
Read more

Just You and Me

Farzan dan Nadzifa saling berbagi tawa. Mereka menertawakan hidup yang terasa begitu menyedihkan. Perselisihan yang kerap terjadi di antara keduanya, kini mulai menguap semakin mengenal satu sama lain.“Kayaknya beneran deh, Zan. Kita udah ditakdirkan nikah.” Nadzifa tersenyum kecut.Pria itu mengangkat bahu singkat. “Rahasia Allah, Zi. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.”“Iya juga sih,” sahut Nadzifa membenarkan. Raut usil tergambar di wajahnya sekarang. “Nah gitu dong. Enak tahu dengerin lo panggil gue Zizi. Kayaknya lebih akrab gitu.”Keduanya kembali diam lagi hingga beberapa detik.“Lo mau dibikinin apa? Belum makan pasti, ‘kan?” tanya Nadzifa memecah keheningan.“Emang bisa masak?” ledek Farzan.Mata hitam lebar Nadzifa membulat protes. Tangannya bertengger di pinggang. “Bisa dong. Sini gue tunjukkan. Mau gue bikinin apa nih? Mie
Read more

At The Wedding Day

Hari pernikahan AlyssaRumah keluarga Harun tampak begitu gaduh sejak dini hari. Semua sibuk mempersiapkan pernikahan Alyssa, putri bungsu Arini dan Brandon, yang akan digelar nanti siang. Rencananya setelah akad nikah dilaksanakan, acara resepsi langsung diselenggarakan di gedung yang sama.Farzan juga ikut sibuk mempersiapkan semua keperluan pernikahan keponakannya. Sekalian ingin belajar mempersiapkan pernikahan yang akan digelar dua bulan lagi. Pada akhirnya Brandon mengalah, setelah mendengar perkataan Lisa dan Sandy. Tidak mungkin Farzan menikah sebelum Alyssa, karena bisa menimbulkan citra buruk bagi keluarga Harun.“Abang nanti kita bareng ke gedung ya?” Elfarehza tiba-tiba datang mengagetkan. “Kak Nadzifa nggak bareng sama Abang ‘kan perginya?”Pria bertubuh tinggi itu menggeleng cepat. “Zizi nanti datang pas resepsi. Dia ada perlu dulu katanya.”El tersenyum penuh makna. “Ka
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status