Home / Fantasi / Memulai Kisah Baru / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Memulai Kisah Baru: Chapter 61 - Chapter 70

85 Chapters

Bab 61 - Peresmian

~Jonah~Aku sangat lelah dengan perjalananku berkeliling dari satu mal ke mal lain untuk memeriksa stan kami. Tetapi semuanya terbayar begitu laporan sore tadi menunjukkan kami mendapat penyewa unit lagi. Jadi, aku bisa pulang ke rumah lebih cepat dari yang aku rencanakan.“Tutup mulutmu, wanita sialan!” Terdengar jeritan dari dalam rumah begitu Pak Raihan membuka pintu untukku. Darah seolah berhenti mengalir ke kepalaku melihat kejadian di depan mataku. Jovita mengayunkan tangannya ke arah wajah Celeste.Dia baru saja mengalami kejadian buruk semalam dan aku berusaha sebaik mungkin agar dia tidak mengingat hal itu lagi. Lalu berani-beraninya perempuan ini memberinya pengalaman buruk lagi di rumah di mana seharusnya dia merasa aman dan dicintai.Istriku menangkap tangannya sebelum dia sempat menyakitinya. Lalu menepis tangannya menjauh. Aku hampir lupa bahwa gadisku bisa melindungi dirinya sendiri. Serangan dari wanita lemah itu tidak akan bis
Read more

Bab 62 - Déjà vu

“Karena itu aku bilang,” Jovita tersenyum dengan sinis, “kamu tidak pantas berada di tengah-tengah keluarga ini. Kamu bahkan tidak tahu apa yang lebih penting bagi keluarga Jarvis Putra daripada nyawa mereka sendiri. Reputasi. Selalu reputasi, Celeste.”“Dan bagi kamu itu adalah tanah kotor sehingga kamu injak-injak terus untuk menyakiti harga diri mereka? Keluarga dari suamimu sendiri? Seseorang yang sudah menjadi satu denganmu dalam ikatan yang suci? Itukah yang kamu pikirkan, Jovita?” tantang Celeste.“Sayang,” kataku mencoba melerai.“Kamu seharusnya berterima kasih karena keluarga yang baik ini masih mau menerima kamu menjadi menantu dan tidak menendang kamu keluar begitu kasus ayahmu ikut mencoreng nama mereka. Apa kamu harus menambah luka lagi dengan selingkuh dengan sepupu mereka sendiri?“Kamu selalu menyebut aku gadis miskin atau pelayan. Apa kamu lupa bahwa kamu lebih miskin dari aku s
Read more

Bab 63 - Tak Bisa Dicegah

Tidak. Aku datang kembali ke waktu ini bukan untuk mendengar berita bahwa kakakku tidak bisa aku selamatkan. Ini tidak mungkin terjadi. Lima belas Juli. Oh, Tuhan. Mengapa aku bisa lupa dengan tanggal kematian kakakku sendiri? Aku benar-benar tidak berguna.“Ja-Jace meninggal?” tanya Jovita dengan nada tidak percaya. “Itu pasti salah, Ayah. Dia pagi tadi masih baik-baik saja. Dia tidak mungkin meninggal.”“Kita harus ke rumah sakit sekarang. Mereka menghubungi kita segera setelah mereka menemukan kartu identitasnya. Kondisi wajahnya tidak bisa dikenali lagi, makanya mereka kesulitan mencari tahu siapa dia. Mobilnya masuk ke jurang dan ….” Ayah terus saja bicara hingga aku berdiri dari tempat duduknya dan segera memegang kedua lengannya.“Bernapas, Ayah.” Keluargaku membutuhkan aku. Sekarang bukan saatnya untuk mengasihani diri. “Tarik napas yang dalam, lalu keluarkan secara perlahan.” Setelah mel
Read more

Bab 64 - Konfrontasi

“Te-tenang dahulu, Jo. A-aku bisa jelaskan semuanya kepadamu.” Dia berdiri dan berjalan mundur saat aku terus melangkah mendekati dia. “Aku harus melakukan itu. Kalau aku tidak menghentikan Jace, dia akan menyakiti Vita! Dia akan membunuh istrinya sendiri, Jo!”“Jace akan menyakiti Jovita? Mengapa?” tanyaku yang tahu bahwa rencananya mengulur waktu dan meyakinkan aku tidak akan berhasil.“Karena dia curiga bahwa anak itu bukan anaknya dan dia salah duga mengenai hubungan Felix dan Vita. Tidak ada hubungan apa-apa di antara mereka, Jo. Vita tidak selingkuh dengan Felix. Dia hanya ingin Jace melihat bahwa dia wanita yang berharga yang masih diinginkan oleh banyak pria. Dia hanya ingin membuat Jace cemburu agar bisa memperbaiki hubungan mereka.”“Dan kamu percaya pada perkataan bohongnya itu?” tanyaku.“Vita tidak berbohong. Dia datang kepadaku dengan wajah ketakutan dan mengatakan bahwa Jace
Read more

Bab 65 - Hak Sejak Lahir

Hal pertama yang harus aku ketahui adalah apa yang telah kami curi darinya. Aku meminta Theo untuk memeriksa setiap transaksi, perjanjian, bahkan transfer yang pernah terjadi dalam kerja sama bisnis perusahaan Ayah dan Om Mahavir.Lalu aku meminta bantuan Agam untuk memeriksa setiap hal yang aku temukan pernah dikerjakan bersama antara kedua perusahaan tersebut selama Ayah yang memimpin perusahaan ini. Sebagian lagi, aku minta untuk diperiksa oleh Pak Omar.Aku memeriksa semua dokumen itu setelah menyelesaikan pekerjaanku. Satu tumpuk dokumen yang ada di atas mejaku telah diperiksa dan aku tidak menemukan petunjuk apa pun. Pak Omar pamit pulang lebih dahulu, aku tidak menahannya.Ketika Theo mengirim dokumen yang aku butuhkan dari perusahaan Om Mahavir pada keesokan harinya, aku meminta Fabian untuk mencetaknya. Lalu untuk pertama kalinya, aku mengundang Agam untuk datang dan membantu aku memeriksa semua itu di ruang kerjaku. Dia memang bekerja untukku, tetapi a
Read more

Bab 66 - Perpisahan

Acara pemakaman itu berjalan dengan lancar. Bunda memekik keras memanggil nama putranya saat tanah mulai dijatuhkan menutupi peti di mana jasadnya berada. Ayah memeluknya dengan erat. Jovita berusaha terlihat sedih, tetapi kali ini dia tidak bersandiwara semeyakinkan pada kehidupanku sebelumnya. Karena orang-orang tahu bahwa dia tidak setia kepada suaminya.Dia beberapa kali bersikap tidak tahu malu dengan mendekatkan dirinya kepadaku, mencoba untuk bersandar di tubuhku layaknya sikap seorang kakak ipar. Celeste dengan sigap berpindah posisi agar dia berdiri di antara aku dan wanita itu. Jadi, dia tidak punya kesempatan lagi untuk mendekati aku.Pada saat kami kembali ke rumah, sudah tidak ada siapa pun lagi yang mengunjungi kami. Semua orang sudah menyampaikan belasungkawanya di tempat peristirahat terakhir Jason dan langsung pulang ke rumah mereka masing-masing.Jovita menaiki tangga, langsung menuju kamarnya, ketika aku memberi sinyal kepada Ayah dan Bunda un
Read more

Bab 67 - Tak Ada Waktu

“Aku punya pertanyaan,” kata Bunda saat kami kembali duduk di ruang kerja Ayah setelah anak buah Theo menyatakan tidak ada tanda-tanda kamera tersembunyi di ruangan tersebut. Aku menunggu Bunda menyampaikan pertanyaannya. “Kamu tahu bahwa Yosef adalah ayah dari anak Jovita.” Aku mengangguk. “Mengapa kamu tidak memperingatkan kami?”“Jason sudah katakan bahwa itu bukan anaknya, Bunda. Mereka sudah lama tidak tidur bersama. Aku tahu karena dia pernah datang ke kantor saat Jason sedang di luar kota. Jadi, aku menyelidiki ada hubungan apa antara dia dengan Jason, yang aku temukan justru dia sedang dekat dengan Yosef. Mereka bahkan pernah tidur bersama.” Aku sudah siap untuk menjawab pertanyaan itu.“Benar-benar perempuan gila. Apa dendamnya pada Jason?” tanya Bunda lagi. Pertanyaan itu tidak ditujukan khusus kepadaku, tetapi aku tahu bahwa hanya aku yang bisa menjawabnya.“Aku mencari tahu tentang gad
Read more

Bab 68 - Terjaring Umpan

Dari rumah Om Mahavir, aku kembali ke kantor. Alangkah terkejutnya aku melihat istriku sedang berada di ruangan itu menungguku. Dia segera berdiri dan tersenyum menyambut aku. Dia tidak menjalani tes apa pun pada hari ini, lalu mengapa dia ada di sini?“Aku ingin makan siang bersamamu, jadi aku datang ke sini dengan Bunda. Ayah makan siang bersamanya, aku ingin makan siang denganmu,” katanya menjawab pertanyaan yang belum aku sampaikan. Aku mengangguk. “Jangan-jangan, kamu sudah makan siang?”“Belum.” Aku duduk di sisinya. Dia tersenyum senang, lalu memberikan sekotak nasi kepadaku. Lalu dia membuka kotak makanan lain yang berisi lauk-pauk, sayur, juga potongan buah. Walaupun aku sudah makan siang, aku tidak akan melewatkan kesempatan bisa makan bersamanya.“Apa kamu akan menunggu sampai aku selesai bekerja atau pulang ke rumah bersama Bunda?” tanyaku ingin tahu. Aku punya rencana sore ini dan aku harus mengubahnya
Read more

Bab 69 - Serangan Mendadak

Lantai yang aku pijak bergetar dan kaca jendela mengeluarkan bunyi akibat ledakan tersebut. Aku yang semula berniat menyerang istriku segera berubah pikiran dengan memeluk tubuhnya dan membawanya ke balik konter dapur.Aku meletakkan tanganku di mulutnya agar dia tidak berteriak. Celeste duduk di lantai, sedangkan aku berjongkok di belakangnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku yakin bahwa bunyi itu berasal dari pintu apartemen. Istriku menoleh ke arahku dan menyentuh tanganku yang ada di depan mulutnya. Aku menurunkan tangan itu sambil meletakkan jempolku di depan bibirku. Dia mengangguk pelan.“Cepat! Cari mereka! Jangan sakiti siapa pun. Bos mau mereka ditangkap hidup-hidup!” Terdengar suara seorang pria memenuhi apartemen diikuti dengan langkah cepat mendekati kami.Istriku menatapku dengan mata membesar. Aku melihat ketakutan pada matanya. Bukan hanya dia. Aku juga merasakan ketakutan yang sama karena aku tidak sendirian di tempat ini.
Read more

Bab 70 - Bukan Tandingan

~Celeste~Segalanya terjadi begitu cepat. Mereka terus menembaki kaca di mana Jonah berada. Aku semakin panik dan mulai berteriak memohon agar mereka semua berhenti menghujani suamiku dengan peluru. Bukan hanya pria yang berdiri di depan yang melakukannya. Pria yang ada di belakang dan samping kanan juga melakukan hal yang sama.Jantungku berdebar begitu kencang sampai aku merasakan sesak, dan tubuhku bergetar dengan hebat. Pelukan Jonah tidak mampu menenangkan aku lagi. Inikah yang dia sebut sebagai hari kami berdua akan meninggal? Tetapi aku belum hamil dan tidak ada bayi di antara kami. Atau bisa jadi ini adalah satu hal lagi yang tidak bisa dia prediksi.Jason meninggal dunia adalah hal yang sangat mengejutkan aku. Di saat semuanya damai, tenang, dan aku baru saja selesai berurusan dengan atasan yang mata keranjang, kecelakaan itu merenggut nyawa kakak iparku. Aku bahkan belum sempat memperbaiki hubungan kami. Hanya Jonah dan Jason yang kembali akrab setelah
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status