Home / Fantasi / Memulai Kisah Baru / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Memulai Kisah Baru: Chapter 41 - Chapter 50

85 Chapters

Bab 41 - Penyerangan

~Jonah~ Siapa yang menyuruh orang-orang ini untuk menghalangi jalan kami? Empat mobil, belasan laki-laki bertubuh besar, dan mereka menggunakan senjata. Ini bukan kebetulan. Mereka memang sengaja mengincar kami. Seandainya saja Celeste sedang tidak bersamaku. Tangannya yang menyentuh tanganku bergetar dengan hebat saat pria di depan mobil memukul kap mesin dengan kayu yang dibawanya. Aku tidak akan sempat memanggil bantuan. Mereka pintar memilih jalan ini untuk menghadang kami. Tetapi mereka tidak tahu bahwa aku tidak pernah sendiri. Aku menyentuh tombol untuk membuka bagasi belakang mobil. Aku meminta istriku untuk tetap berada di dalam mobil dan menguncinya. Aku keluar dan menutup pintu kembali tanpa mengurangi kewaspadaanku terhadap gerakan mereka. Bunyi klik dari dalam mobil menunjukkan bahwa Celeste menuruti perkataanku dengan mengunci mobil. Salah satu dari mereka mendekat dan melayangkan tinjunya kepadaku. Aku segera memutar pinggang menghindar
Read more

Bab 42 - Gadis dari Masa Lalu

“Aku mencintai kamu, Jonah,” katanya pelan. Begitu pelan hingga aku pikir aku salah dengar. “Apa yang terjadi tadi membuat aku nyaris pingsan. Bila sesuatu yang buruk terjadi kepadamu, aku tidak tahu bagaimana aku akan menjalani hidupku. A-aku mungkin tidak mau hidup lagi.”“Sayang, jangan sembarangan bicara.” Aku mencari wajahnya di dalam kegelapan, lalu terkejut merasakan pipinya lembap. Dia menangis.“Tolong, berbaikanlah dengan sepupumu. Bagaimana bisa kalian sebagai saudara menyakiti seperti itu? Kamu bisa saja mati tadi,” isaknya.“Maafkan aku. Aku tidak bisa berjanji hal yang tadi tidak akan terjadi lagi, tetapi aku berjanji aku akan bicara baik-baik dengan sepupuku.”“Dan besok kamu harus memeriksakan dirimu kepada Kakak. Aku melihat sendiri kamu tadi terkena pukulan mereka beberapa kali.”“Iya, sayang. Tidurlah. Kamu akan mengikuti wawancara besok.”
Read more

Bab 43 - Jauhi Masalah

“Dia hanya merasa pusing dan mual, mengapa kamu malah minta dilakukan CT Scan? Kamu ini benar-benar seorang dokter? Kamu kelihatannya masih muda. Kamu bukan seorang co-ass?” kata Naura dengan suara yang bisa terdengar sampai seluruh bilik di unit ini.“Suster, tolong bawa ibu ini keluar. Dia sudah mengganggu ketenangan di rumah sakit dan pasien menjadi gelisah karena kehadirannya.” Nevan menoleh ke arah wanita yang berbaring di dipan.“Bila sesuatu yang buruk terjadi kepada temanku karena kesalahan diagnosa yang kamu lakukan, aku akan menuntutmu!” pekik Naura. “Jonah?” ucapnya yang baru menyadari kehadiranku saat suster setengah menyeretnya keluar dari bilik tersebut. “Apa yang kamu lakukan di sini?”“Sebaiknya kita keluar. Kamu telah mengganggu seorang dokter dalam bertugas.” Aku melihat ke arah Nevan yang sedang melihat kepadaku. “Aku tunggu di depan.”
Read more

Bab 44 - Perayaan

“Aku melihat Jovita turun dari lantai atas. Felix menyusul tidak lama kemudian. Apalagi yang dilakukan oleh pria dan wanita dewasa berdua saja di lantai dua sebuah rumah mewah yang aku yakin hanya diisi oleh kamar? Aku yakin bahwa mereka yang melihat hal yang sama akan berpikir serupa denganku.” Dia mengangkat kedua bahunya.“Jangan bicarakan ini dengan siapa pun. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu bila Felix sampai tahu bahwa ada orang lain yang tahu mengenai perselingkuhan dia dengan Jovita. Dia sanggup mengirim belasan orang untuk mengeroyok aku. Aku tidak mau membayangkan apa yang sanggup dia lakukan kepadamu,” kataku serius.“Aku tahu kapan waktu yang tepat untuk diam dan bicara, Jonah. Aku sedikit banyak sudah tahu seperti apa keluarga besarmu. Aku suka Ayah dan Bunda, tetapi yang lainnya membuat aku tidak nyaman. Yosef kelihatannya baik. Sayangnya, dia suka main perempuan. Sebaiknya aku menjaga jarak dengannya.” Dia b
Read more

Bab 45 - Skandal

“Ayah? Sedang ada masalah?” Aku sedang joging ketika aku melihat Ayah sedang berdiri di teras samping. Dia hanya diam menatap jauh ke depannya sampai tidak mendengar langkahku mendekat. Ayah baru menoleh setelah aku memanggilnya.“Kamu memang paling mengerti aku,” ucapnya pelan. Aku berdiri di sampingnya dan melakukan gerakan untuk pendinginan. Aku tidak perlu bertanya, Ayah akan bercerita sendiri. “Gunawan butuh bantuan. Katanya, perusahaannya sedang dalam keadaan sulit. Aku menolak karena kita tidak punya hubungan kerja sama apa pun dengan perusahaannya.”Ayah menoleh ke arahku. “Dia mengancam akan merusak nama keluarga kita dengan memberitahu semua orang bahwa Jovita sudah hamil sebelum mereka menikah.”“Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka mau. Aku punya hal lain yang bisa menjadi bahan untuk menyerang balik.” Aku menegakkan tubuhku. “Atau Ayah mau aku bukakan skandal mereka ke media
Read more

Bab 46 - Pengakuan

Aku dan kakakku bersaing untuk hal yang tidak nyata sejak kami masih remaja. Perang dingin ini harus dihentikan sekarang bila aku ingin menyelamatkan dia dari rencana jahat yang sedang atau mungkin sudah disusun dengan baik oleh Jovita dan Felix. Dia tidak bisa terus beranggapan bahwa aku adalah musuh, rival, atau penghambatnya setiap kali aku melakukan hal yang aku anggap benar untuk melindungi keluargaku. Walaupun dia sering melakukan hal yang mengecewakan aku, dia tetaplah kakak yang aku hormati. Setiap tindakan yang aku ambil semata-mata ingin menyelamatkan dia dari kematian. Yang juga akan menyelamatkan Yosef, istriku, dan aku. Hal lainnya tidak aku pedulikan. Bahkan perusahaan yang diberikan kepadaku setelah dia meninggal pun tidak aku inginkan. Aku benar-benar ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik, dan sudah saatnya dia mengetahui ini. “Bukankah itu alasan kamu melakukan semua ini?” tanyanya menantang. “Kamu mengirim orang untuk menguntit aku sehin
Read more

Bab 47 - Benang Kusut

Celeste terlihat tidak bersemangat saat kami mengepak pakaian bersama. Selama dua malam kami akan menginap di sebuah hotel untuk mengikuti evaluasi pertengahan tahun. Ayah memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Bandung agar kami tidak menggunakan terlalu banyak waktu dalam perjalanan.Semalam dia begitu senang dengan rencana kepergian kami ini, tetapi mengapa malam ini sikapnya berubah? Hm. Selama dalam perjalanan pulang tadi, dia juga terlihat kurang bahagia. Apa yang terjadi pada hari ini? Dia senang sekali bisa bertemu dengan temannya, lalu apa yang terjadi?Sepertinya aku tahu apa yang membuat dia resah begini. “Sayang, ada apa? Pagi tadi kamu baik-baik saja, lalu mengapa kamu terlihat sedih sekarang?”Dia mendesah pelan. “Nola kembali pacaran dengan Pras.” Dia keluar dari ruang pakaian kami, dan aku membawa koper kecil kami untuk diletakkan di dekat pintu.“Itu yang kalian bicarakan saat kamu menemani dia membe
Read more

Bab 48 - Permintaan Maaf

Apa yang Jovita pikirkan sehingga berani menantang Ayah? Selama ini hubungan mereka tidak baik. Ayah bahkan belum pernah satu kali pun memberikan dukungan kepadanya setiap dia menyatakan pendapatnya di rumah ini. Lalu apa yang membuat dia berpikir Ayah akan setuju dengan sikapnya ini?Jason selama ini menjadikan kehamilannya sebagai tameng atas sikap egois dan lidah tajamnya itu. Tetapi ini sudah keterlaluan. Dia jelas sedang berusaha untuk memecah belah aku dan saudaraku. Aku tidak pernah punya rencana mengambil hak kakakku atas perusahaan kami.“Sebaiknya kamu meminta maaf kepada Ayah, Vita. Ucapanmu kali ini sudah keterlaluan,” ucap Jason yang berjalan menuruni tangga.“Aku berkata benar, untuk apa aku meminta maaf?” ucap Jovita bersikeras.“Kalimatmu yang mana yang benar? Ayah sudah mengatakan bahwa Ayah sendiri yang mengundang dia untuk menghadiri rapat ini. Lalu apa hakmu mempertanyakan keputusan Ayah? Jonah punya agend
Read more

Bab 49 - Rapat Tengah Tahun

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Celeste terduduk di lantai kamar mandi dengan tubuh meringkuk ke depan. Aku segera berlutut di dekatnya dan merasakan sesuatu yang dingin dan basah meresap ke bahan celanaku.“Sayang, kamu tidak apa-apa?” Dia menunduk dengan tangan kirinya memegang tangan kanannya. Aku melihat keadaan tangannya itu. Ada goresan panjang di bagian luar tangannya tersebut, dari pergelangan tangan nyaris ke siku. Aku menoleh ke arah kananku. Pasti dia berusaha berpegangan agar tidak jatuh, malah melukai tangannya sendiri.“Lantainya basah,” ucapnya sambil meringis pelan.“Apa ada bagian tubuh lain yang terasa sakit selain tangan dan bokongmu?” tanyaku. Dia berpikir sejenak. Lalu dia menggeleng pelan. “Ayo, aku gendong.”“Dia baik-baik saja?” tanya Jason khawatir saat aku keluar dari kamar mandi sambil membopong istriku. Dia bergerak menuju tempat tidur dan membuka selimut
Read more

Bab 50 - Mengenal Lebih Baik

~Celeste~ Aku dan Bunda sudah berencana untuk menikmati kolam renang hotel dan bersantai di tepi kolam usai berenang. Tetapi rencana itu gagal total begitu aku terpeleset di kamar mandi. Aku memang kurang berhati-hati dengan langsung berjalan masuk tanpa melihat lantai yang aku pijak. Panik dan tidak ingin terluka, aku berpegangan pada konter wastafel. Karena tangan kiri tidak berpegangan pada apa pun, aku tetap terjatuh. Rasa sakit yang pertama kali aku rasakan adalah goresan pada tanganku. Kemudian pada bokong dan telapak tanganku. Untung saja aku tidak mematahkan tulang tanganku. Kejadian ini membuat liburanku menjadi bencana. Bunda dengan sabar menemani aku di kamar. Mendengarkan instruksi dari dokter dengan baik, bahkan tidak meninggalkan aku sendiri. Kami makan kudapan dan makan malam bersama sambil menonton acara di salah satu stasiun televisi kabel yang tersedia. Jonah kembali ke kamar saat aku sudah sangat mengantuk. Lega mendengar kedatangan
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status