Home / Fantasi / Memulai Kisah Baru / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Memulai Kisah Baru: Chapter 1 - Chapter 10

85 Chapters

Bab 1 - Selamatkan Mereka

Author's Note~ Buku ini adalah lanjutan dari buku Mengukir Impian Baru, tetapi bisa dibaca tanpa membaca buku pertamanya. Meskipun cerita ini kembali ke masa lalu, tidak akan ada pengulangan bab, adegan, atau percakapan yang berlebihan yang diambil dari buku pertama. Buku ini adalah fiksi belaka dan hasil imajinasi penulis. Apa yang tertuang dalam buku ini sama sekali bukan hal yang diyakini, dipercaya, atau disaksikan penulis dalam kehidupan nyata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter, tempat, dan peristiwa, itu murni sebuah kebetulan. Sebagai peringatan, hanya beberapa bab awal saja yang bisa dibaca secara gratis. Penulis tidak menentukan mulai dari bab berapa dan jumlah koin yang dibutuhkan untuk membuka setiap bab yang terkunci. Bila ini memberatkan, semoga kita bisa bertemu pada karyaku yang lain. Jika teman-teman tetap lanjut membaca, terima kasih banyak atas dukungannya~ Selamat membaca dan terima kasih sudah memilih buku ini. ^^ ___ ~Jonah~ Aku tidak berdaya melihat
Read more

Bab 2 - Ambil Nyawaku

Mengapa dia menyebut nama Felix dan Yosef? Sepupuku sudah meninggal dunia dengan mengakhiri hidupnya sendiri. Dia tidak tahan dengan pertanyaan yang diajukan oleh wartawan dan hinaan dari para penggemar Jason selama proses pengadilan berlangsung. Siapa yang bilang bahwa kata-kata tidak bisa membunuh? Dia ditemukan meninggal dengan gantung diri di selnya. Tetapi mengapa kakak kandung Yosef marah kepadaku? Mengapa Felix mengirim orang untuk membunuhku? Aku tidak melakukan kesalahan apa pun kepada keluarga mereka. Anggota keluarga merekalah yang telah berbuat jahat kepada kami. Adiknya telah membunuh Jason, kakakku, penerus utama ayahku, anak kesayangan ibuku. Kematian Yosef bukanlah kesalahan kami. Felix berengsek. Jadi, dia jugakah yang sudah mengirim orang untuk menembaki mobilku? Siapa sebenarnya dia? Bagaimana bisa sepupuku itu mengenal orang yang tidak segan-segan mengambil nyawa orang lain seperti ini? Berikutnya adalah giliran istri dan anakmu.
Read more

Bab 3 - Kembali Lagi

“Jangan sentuh istri dan anakku!!” seruku sekuat tenaga. Setelah dari tadi telingaku tidak berfungsi, akhirnya aku bisa mendengarkan suaraku sendiri lagi. Tenggorokanku juga terasa sakit karena aku berteriak terlalu keras. Dan aku bisa berada pada posisi duduk setelah dari tadi hanya berbaring tidak berdaya. Namun mengapa aku merasakan aku sedang duduk di permukaan yang empuk? Aneh. Bukankah tadi aku sedang berbaring di lantai yang keras dan dingin? Aku menyentuh permukaan yang sangat halus. Aku membuka mata lebar-lebar dan melihat ke sekelilingku. Perabotan, dinding, pintu, jendela, ini kamarku. Bagaimana aku bisa berada di sini? Bukankah aku sedang berada di rumah sakit? Oh, Tuhan. Celeste! Bayi kami! Aku harus segera melihat keadaan mereka di rumah sakit. Setelah bergelut dengan diri sendiri, aku memutuskan untuk mandi. Dia pasti ditempatkan di ruang ICU dan itu ruangan steril. Aku tidak boleh kotor. Aku memakai kaus dan celana panjang, lalu mencar
Read more

Bab 4 - Kesempatan Kedua

“Kamu mau ke mana, Jonah?” tanya Bunda saat aku berjalan mendekati pintu depan. Aku menoleh dan melihatnya sedang memegang ponselnya di dekat telinganya. “Aku pergi sebentar, Bunda,” jawabku singkat. “Segera kembali. Kamu harus hadir dalam acara pertunangan Jason,” kata Bunda dengan tegas. Dia kembali mendekatkan ponselnya ke wajahnya. “Apa kalian sudah bersama Celeste?” Itu pasti penata rias dan rambut yang diminta Bunda untuk datang ke rumah gadis itu. Ini keputusan yang berat, tetapi aku harus melakukannya. Jovita akan datang bersama orang tuanya untuk membatalkan acara pertunangan ini. Aku tidak punya pilihan lain selain menghalangi mereka untuk datang. Dan hanya ada satu orang yang bisa mencegah hal itu terjadi. Rumah keluarga Om Mahavir selalu berhasil menunjukkan betapa sukses dan besarnya perusahaan milik mereka. Bangunan bertingkat tiga itu memiliki dua puluh kamar. Ada lagi bangunan bertingkat tiga terpisah di halaman belakang khusus untuk p
Read more

Bab 5 - Ciuman Pertama

Aku mengalihkan pandanganku agar tidak melihatnya. Seluruh keluarga kami sedang mengarahkan pandangan kepada mereka, jadi tidak ada yang melihat ekspresiku. Aku selamat untuk kali ini. Tetapi jika aku tidak bisa juga mengendalikan diriku sendiri, mereka semua bisa curiga melihat sikapku. Aku dan Celeste bukanlah siapa-siapa dalam fase kehidupan sekarang. Iya, dia adalah tunanganku, kekasihku, istriku, ibu dari anakku pada kehidupanku sebelum aku mati. Dia yang sekarang hanyalah orang yang aku kenal selama beberapa hari sejak dia datang ke kantor Ayah dan menandatangani surat perjanjian yang berujung pada pertunangannya dan Jason. Jovita dan orang tuanya tidak datang, maka aku sudah berhasil mengubah segalanya. Kakakku yang akan menjadi suaminya. Meskipun aku akan sangat menderita karena perubahan keadaan ini, tetapi hidupku dan Jason akan lebih panjang. Itu pertukaran yang adil. Dan aku salah duga. Ternyata Jason hanya membisikkan sesuatu kepada Celeste, buka
Read more

Bab 6 - Bertanggung Jawab

“Sore ini kalian akan mengepas pakaian, jadi kamu jangan datang terlambat. Lokasi butiknya dekat dengan kantor. Aku akan menjemput Celeste agar kita langsung bertemu di sana saja,” ucap Bunda. “Baik, Bunda,” jawab Jason menurut. Suasana sarapan pada pagi ini sangat berbeda dengan suasana sebelumnya. Aku mulai merasa ada yang tidak beres. Apakah keputusanku untuk menyelamatkan Jason adalah keputusan yang tepat? Yang membuatku curiga adalah sikap diam Jovita. Dia bukan wanita yang mudah menyerah. Aku tidak akan tenang sebelum pernikahannya dengan Yosef dilangsungkan. Tetapi wanita itu tidak pernah memiliki perasaan apa pun kepada sepupuku, apa mungkin dalam kehidupan kali ini dia akan berubah sikap kepadanya? Sial. Ciuman yang tidak sengaja terjadi semalam membuatku bimbang dengan keputusanku sendiri. Aku tidak boleh begini. Meskipun apa yang akan terjadi ke depan masih tanda tanya, aku tidak boleh meragukan pilihan yang aku buat sendiri. “Jonah, apa ka
Read more

Bab 7 - Kencan Pertama

Seharusnya aku tahu bahwa Jovita dan keluarganya tidak akan menyerah begitu saja. Lagi pula Yosef juga tidak bisa membuktikan bahwa anak dalam kandungan Jovita benar adalah anaknya. Maka satu-satunya jalan adalah menunggu sampai anak itu lahir. Terlalu lama untuk menunggu sampai dia lahir, tetapi aku tidak bisa menyarankan dilakukan tes DNA sekarang. Yang aku dengar, tes itu bisa membahayakan janin. Aku tidak peduli jika hal yang buruk terjadi kepada wanita ini. Dia terlalu jahat untuk mendapatkan simpati. Namun bayi itu tidak ada hubungannya dengan sikap ibunya, aku tidak bisa membahayakan nyawanya. “Aku tahu mengapa kalian menolak untuk menikahkan aku dengan Jason. Dia sudah bertunangan dengan Celeste, anak seorang pemilik restoran kecil. Bagaimana bisa keluarga Jarvis Putra yang terhormat memilih seorang pelayan untuk menjadi seorang menantu? Bukankah akan lebih baik bila kalian memilih aku? “Tetapi tidak apa-apa. Pada akhirnya nanti, akulah yang akan menj
Read more

Bab 8 - Terlahir Cerdas

“Karena itulah aku tidak akan pernah selingkuh,” kataku lagi. “Dia ada benarnya, Cel. Dia belum pernah berpacaran. Berbeda dengan Jason yang sudah beberapa kali terlihat dekat dengan perempuan.” Nola meletakkan kedua tangannya di atas meja, lalu memajukan tubuhnya. “Dilihat dari dekat begini, kamu ganteng juga. Tetapi mengapa kamu tidak disukai banyak orang?” “Apa kamu tidak lihat tatapan dingin dan ekspresi sombongnya itu? Wajar saja tidak ada yang suka dengannya,” ucap Celeste berbisik tetapi cukup keras untuk aku dengar. “Wow, Cel. Apakah kamu ada masalah dengan Jonah? Kita baru duduk, berapa, lima menit, dan kamu sudah mengejeknya dua kali?” tanya Nola tidak percaya. “Kalian punya hubungan apa?” Seorang pelayan datang mengantarkan pesanan kami, menyelamatkan Celeste dari menjawab pertanyaan sahabatnya. Minuman, sup, sayuran segar, dan daging mentah diletakkan di atas meja. Wanita itu membantu meletakkan beberapa potong daging sehingga memenuhi ala
Read more

Bab 9 - Menjaga Hati

Celeste segera merapikan gaun yang dikenakannya dan menegakkan tubuhnya, aku menjauhkan diri darinya begitu melihat dia tidak lagi membutuhkan bantuanku. Aku melihat ke arah Bunda dan mendesah lega dia yang datang, bukan yang lain. “Ma-maafkan aku, Tante. Aku tadi memanggil-manggil orang untuk meminta tolong, tetapi tidak ada yang menyahut. Jadi, Jonah yang mendengar seruanku datang. Aku yang mengizinkannya masuk ke sini untuk membantuku melepas ritsleting gaun yang macet.” Celeste segera menjelaskan apa yang terjadi kepada Bunda. Dia tidak perlu melakukannya. Bunda bukan tipe orang yang mudah curiga. “Untung saja aku yang datang. Kalau sampai Jason melihat ini, aku tidak mau membayangkan berapa lama kalian akan meributkan hal ini.” Bunda mendekati Celeste. “Pergilah. Mereka mencarimu untuk mengukur tubuhmu.” Aku menurut. Setelah urusan di butik selesai, kami makan malam bersama. Aku merasa seperti orang yang tidak seharusnya berada di tempat ini. Ayah memili
Read more

Bab 10 - Ini Salah

~Celeste~ Aku tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan, tetapi aku tidak bisa berhenti memikirkannya dan kesulitan tidur pada malam hari sejak ciuman pertama kami. Itu bukanlah ciuman penuh perasaan seperti yang aku saksikan pada film-film. Hanya sebuah kecelakaan. Tetapi kepalaku tidak berhenti mengulang adegan itu sampai aku mulai mempertanyakan apakah aku jatuh cinta kepada Jonah? Tidak mungkin. Aku tidak pernah punya perasaan apa pun kepada laki-laki mana pun. Aku terpaksa menikah demi menyelamatkan restoran Papa dan semua pegawai yang bekerja di sini. Aku tidak boleh jatuh cinta kepada laki-laki lain. Seharusnya aku belajar untuk mencintai Jason, tunanganku. Aaarrghh …! Aku membenci laki-laki itu. Ini tidak mungkin cinta. Aku, Celeste Renjana, tidak akan jatuh cinta semudah itu kepada laki-laki mana pun. Tetapi jika ini bukan cinta, apa yang membuat bayangan wajahnya saat menciumku tidak bisa keluar dari kepalaku? Dan setelah berhari-hari tidak
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status