Home / Romansa / Akhirnya Aku Kembali / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Akhirnya Aku Kembali: Chapter 191 - Chapter 200

255 Chapters

191. Pernyataan Mencengangkan

..."Memangnya siapa yang akan bercerai?" Pria tampan dengan setelan jas karya Brioni Vanquis II itu terlihat memasukkan satu tangan ke saku celananya seraya dia menunggu jawaban dari orang-orang disana. Tok! Tok! Tok!"Permisi...," Dibelakang Mu Shenan, seorang pengacara sewaan Shen Haoran telah datang.Mu Shenan sedikit menoleh dan dahinya tampak berkerut saat dirinya menangkap judul dokumen dalam map berwarna hitam yang dibawa oleh orang itu."Selamat pagi, Tuan Shen dan semuanya," sapa pengacara Tang sembari memberikan penghormatan pada semua orang yang ada disana."Selamat datang pengacara Tang. Apakah anda sudah membawa suratnya?" tanya Shen Haoran."Oh, surat permohonan perceraiannya sudah jadi, Tuan. Pasangan yang akan bercerai hanya tinggal menanda-tanganinya saja," terang pengacara itu yang seketika membuat Nyonya besar tua mengalami sesak nafas. "Aduh, dadaku..." keluh sang nyonya besar tua."Nenek... Nenek... Kau kenapa?" Shen Yiyi lekas-lekas membantu nyonya besar tua.
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

192. Pernyataan Mencengangkan (2)

...'Aku sudah menghamilimu. Memangnya dengan siapa lagi kau akan hidup, jika tidak denganku' Kata-kata Mu Shenan kepada Shen Yiyi dapat didengar jelas oleh Wei Yuna yang tidak sengaja juga ada tidak jauh dari mereka.Hati Wei Yuna langsung pecah! Berita kehamilan itu bagaikan sebuah petir yang menyambar jantungnya begitu saja. Memundurkan langkahnya, wanita itu meremas dadanya yang terasa begitu sakit. Pilu dan pedih hingga Wei Yuna tidak mampu untuk bernafas. Mu Shenan dan Shen Yiyi... ternyata mereka berdua telah...?! batinnya dengan kedua mata memerah.Dada Wei Yuna sangat sesak. Letupan-letupan emosi dalam sekejap menjalar ke seluruh tubuhnya hingga dia-pun bergetar hebat. “Wei Yuna, pulanglah.” Sebuah suara terdengar dari belakangnya. Sesosok wanita paruh baya dengan gaun tebal dari bahan wol terlihat berjalan kesampingnya dan menepuk pundaknya untuk menenangkannya. “Itu adalah alasanmu untuk membunuhnya,” tambah wanita paruh baya itu menegaskan.Wei Yuna menolehkan wajahnya
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

193. Gagal Mendekati Isterinya

...Mu Shenan pada akhirnya ikut masuk ke dalam ruang makan itu meskipun tanpa disuruh. Disana, semua orang nampaknya telah duduk di depan meja persegi panjang besar yang sudah penuh dengan makanan.Kakek Shen duduk diujung meja kanan, Shen Haoran duduk diujung meja sebelah kiri. Sementara pasangan nenek dan cucu menantu tidak terpisahkan itu duduk saling berdampingan di salah satu sisinya.Kedatangan Mu Shenan membuat kepala pelayan langsung bereaksi. Posisi meja makan itu sudah membentuk huruf 'n'. Jadi secara reflek, pelayan itu menarik kursi di sisi meja yang kosong dan mempersilahkan Mu Shenan untuk duduk sendirian disana."Tuan Mu, silahkan duduk," ucap kepala pelayan berbaju hitam itu.Mu Shenan memajukan langkahnya. Tangannya saat ini telah memegang kepala kursi namun dia merasa enggan untuk duduk dibagian yang disediakan oleh bibi Zhang.Bukan tanpa alasan. Mu Shenan hari ini memang khusus datang untuk dekat-dekat dengan Shen Yiyi. Karena setelah ini, dia akan melakukan age
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

194. Maukah Kau Jadi Pacarku?

...Untuk sesaat, Mu Shenan berpikir bahwa tidak akan ada perhatian yang akan didapatkannya. Hatinya sudah sedih dan raut wajahnya sudah sangat mendung. Namun, tepat disaat dia berpikir untuk membalik alat makannya, tiba-tiba saja sebuah tangan seputih salju menahan pergelangannya."Kenapa kau mau membalik piringnya? Bukankah kau belum makan?"Suara itu menyejukkan telinga Mu Shenan. Oh! Tidak hanya telinga, tetapi suara itu juga sanggup menyejukkan hatinya hingga tulang-tulang sumsumnya melemas seketika.Mu Shenan menolehkan wajahnya. Disampingnya saat ini, gadis cantik dengan bibir semerah delima itu tampak mengambilkannya sepotong dimsum dan memotong-motongnya kecil-kecil. Ukuran yang tepat bagi CEO pemilih makanan itu untuk memasukkannya ke dalam mulutnya."Shen Yiyi, aku bisa sendiri," ucap Mu Shenan berpura-pura menolak perhatian berlebih itu, meskipun sebenarnya hatinya terlampau senang."Bahumu masih belum benar-benar sembuh. Biarkan aku membantumu," sahut Shen Yiyi.Sebuah
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

195. Diterima atau Ditolak?

..."Maukah kau jadi pacarku?" Shen Yiyi mengira mungkin ada yang salah dengan pendengarannya. Dia cukup meragukan kata-kata itu karena saat ini mereka sedang berada di ruang makan dan tidak sedang dalam suasana yang romantis. Ah, mana mungkin Mu Shenan mengatakan hal itu saat ini! Batinnya berpikir-pikir."Mu Shenan, coba ulangi. Apa yang kau katakan tadi?" Setelah berbicara, Shen Yiyi lalu duduk disebelah Mu Shenan. Dengan santai, dia membuka piring di depannya dan mulai mengambil makanan untuk dinikmatinya.Shen Yiyi benar-benar tidak paham arti ucapan Mu Shenan barusan. Dia berpikir dengan dia duduk, Mu Shenan akan memperjelas perkataannya sehingga Shen Yiyi tidak menjadi salah sangka dengan kalimat yang bisa saja 'Maukah kau ambilkan acar itu?'Tapi sepertinya, hal itu ditangkap berbeda oleh pria disebelahnya. Wajah Mu Shenan langsung menjadi mendung. Dan dahinya tampak mengkerut karena pernyataan cintanya seakan diacuhkan oleh wanita disebelahnya."Aku tidak berselera makan,"
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

196. Kenyataan akan Lan Yuo (1)

...Shen Ara membawa Wei Yuna pergi ke suatu tempat di wilayah pegunungan Qinling, wilayah pinggiran perbatasan berjarak 4 jam dari pusat kota.Sudah sore hari ketika mereka sampai disana, lebih tepatnya di depan sebuah rumah panggung sederhana dari bahan kayu pinus yang sudah cukup reot."Ibu, kita dimana?" ucap Wei Yuna sesaat setelah dia turun dari mobilnya. Wajah Wei Yuna masih sembab karena terlalu banyak menangis. Tetapi setelah cukup lama ditenangkan oleh ibunya, saat ini dia sudah mulai bisa mengendalikan kemarahannya. "Ibu?" tanya Wei Yuna lagi."Kau akan lihat sendiri nanti." Shen Ara tidak menjelaskan detail. Wanita paruh baya itu langsung berjalan untuk membuka pagar bambu di depannya dan menyuruh Wei Yuna untuk mengikutinya.Ada banyak ayam disekitaran halaman itu. Sebagian besar adalah ayam buras bertubuh gemuk dan juga ada ayam-ayam kampung lainnya yang memang sudah wajar dimiliki oleh para orang desa pada umumnya.Wei Yuna sedikit bingung dengan alasan sang ibu memb
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

197. Kenyataan akan Lan Yuo (2)

. . . Pria tua itu memandangi kebun mentimunnya disebelah kanan. Disana, sebagian mentimun yang ditanamnya seminggu yang lalu telah tampak mulai tumbuh. "Fan-fan...," kata Lan Yuo langsung disela oleh putrinya. "Ayah, tinggal di tempat ini tidak aman. Kau harus pindah supaya-" terang Shen Ara terjeda. "Tidak aman karena apa?!" potong Lan Yuo. "Uhuk! Uhuk!" Lan Yuo terbatuk-batuk. Pria tua itu tidak tahu menahu alasan dia harus berpindah tempat. Sebelumnya, dia sudah cukup nyaman menjadi tukang sapu di panti asuhan kelopak Teratai. Tapi, dia heran, Shen Ara malah memaksanya untuk pindah dan pindah lagi. Tanpa alasan yang jelas! Melihat ayahnya tidak senang, Shen Ara terdiam sejenak. Sejujurnya, dia tidak ingin memaksa mengingat orang tua itu sudah sangat tua. Tapi, mau bagaimana lagi, situasinya sekarang berbeda! Beberapa bawahannya yang biasa mengawasi Lan Yuo dan juga mengawasi panti asuhan Kelopak Teratai telah ditangkap oleh kepolisian Chang' An. Tentu saja, Shen Ara meras
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

198. Ucapan Selamat

..."Ibu, jadi selama ini kau menyembunyikan kakek Lan disana?" tanya Wei Yuna sesaat setelah mereka melajukan mobil mereka.Jalanan disana berliku-liku. Ada begitu banyak pohon rimbun dan juga semak-semak disekitar jalanannya. Wei Yuna hanya berpikir tentang bagaimana mungkin ibunya bisa mendapatkan tempat persembunyian begitu terpencil seperti itu.Pantas saja, selama ini ketika Wei Yuna berusaha mencari tahu keberadaan kakek Lan, dia tidak pernah mendapatkannya."Memangnya, kau kira ibu bodoh sehingga membiarkan kakekmu berada di tempat terbuka?!" sahut Shen Ara."Ah, tidak. Maksudku bukan begitu-" kata Wei Yuna terpotong oleh perkataan Shen Ara berikutnya."Yuna." Shen Ara menatap putrinya. "Situasi kita sedang terpojok. Ayahmu sedang menjalani proses persidangan dan Shen Yiyi pasti akan mengejar untuk membongkar semua rahasia keluarga kita," tambahnya."Ibu benar. Aku merasa Shen Yiyi yang sekarang sangatlah berbeda dengan Shen Yiyi yang dulu. Dia tidak bodoh lagi." Kemarahan t
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

199. Ucapan Selamat (2)

...Shen Haoran masih tidak tahu apa-apa akan siapa sebenarnya Shen Ara. Di dalam pikiran pria lurus itu, Shen Ara adalah adiknya dan termasuk anggota keluarganya. Sehingga meskipun Wei Dong tertangkap, Shen Haoran tidak akan serta merta menyalahkan adiknya yang disangkanya tidak tahu menahu akan tindakan suaminya"Yiyi, ayah senang kau mengerti," ucap pria paruh baya itu. "Baiklah. Kalau begitu beristirahatlah. Ayah akan kembali mengurusi pekerjaan yang masih tertunda," terang Shen Haoran.Shen Yiyi langsung mengangguk dan menampilkan senyum terbaiknya. Meskipun ya, setelah ayahnya itu pergi, dia langsung menarik kembali senyumnya itu dan menggantinya dengan raut wajah datar setelah dia kembali melihat hadiah parcel disana.Penuh warna merah keemasan! Warna yang begitu terkenal di daratan China mengandung doa dan harapan akan keberuntungan dan kegembiraan.Bagi siapapun yang menerima doa semacam itu, pasti mereka akan sangat bahagia. Namun, itu hanya berlaku bagi mereka yang tidak
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

200. Tuan Mu yang Murung!

...Shen Yiyi tahu bahwa kemungkinan besar sekotak kue cantik itu memang tidak beracun. Meskipun begitu, jika dia harus memakan makanan pemberian dari musuhnya, Shen Yiyi jelas tidak sudi!“Bibi, berikan saja pada para kucing liar itu esok hari. Aku kira kucing itu pasti akan lebih menyukai makanan enak yang kau pegang dari pada aku,” ucap Shen Yiyi sambil berlalu ke dalam kamar mandinya.“Baik, Nona.”Bibi Zhang menghela nafasnya. Benar juga perkataan sang nona. Semua makanan disana adalah pemberian dari musuh bebuyutan sang nona. Bagaimana mungkin nona-nya itu mau memakannya?! Batinnya sambil berjalan untuk mengambil parcel besar disana guna membuang seluruh isinya.Namun, ada hal yang menarik perhatian kepala pelayan Zhang. Di atas ranjang, lebih tepatnya disamping bantal, bibi Zhang bisa melihat kotak perhiasan yang tadi siang ditinggalkan oleh Tuan Mu. Kotak perhiasan itu telah terbuka. Tapi anehnya, sudah tidak ada kalung didalamnya. Apakah itu berarti bahwa sang nona… mungkin
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status