. . . Pria tua itu memandangi kebun mentimunnya disebelah kanan. Disana, sebagian mentimun yang ditanamnya seminggu yang lalu telah tampak mulai tumbuh. "Fan-fan...," kata Lan Yuo langsung disela oleh putrinya. "Ayah, tinggal di tempat ini tidak aman. Kau harus pindah supaya-" terang Shen Ara terjeda. "Tidak aman karena apa?!" potong Lan Yuo. "Uhuk! Uhuk!" Lan Yuo terbatuk-batuk. Pria tua itu tidak tahu menahu alasan dia harus berpindah tempat. Sebelumnya, dia sudah cukup nyaman menjadi tukang sapu di panti asuhan kelopak Teratai. Tapi, dia heran, Shen Ara malah memaksanya untuk pindah dan pindah lagi. Tanpa alasan yang jelas! Melihat ayahnya tidak senang, Shen Ara terdiam sejenak. Sejujurnya, dia tidak ingin memaksa mengingat orang tua itu sudah sangat tua. Tapi, mau bagaimana lagi, situasinya sekarang berbeda! Beberapa bawahannya yang biasa mengawasi Lan Yuo dan juga mengawasi panti asuhan Kelopak Teratai telah ditangkap oleh kepolisian Chang' An. Tentu saja, Shen Ara meras
..."Ibu, jadi selama ini kau menyembunyikan kakek Lan disana?" tanya Wei Yuna sesaat setelah mereka melajukan mobil mereka.Jalanan disana berliku-liku. Ada begitu banyak pohon rimbun dan juga semak-semak disekitar jalanannya. Wei Yuna hanya berpikir tentang bagaimana mungkin ibunya bisa mendapatkan tempat persembunyian begitu terpencil seperti itu.Pantas saja, selama ini ketika Wei Yuna berusaha mencari tahu keberadaan kakek Lan, dia tidak pernah mendapatkannya."Memangnya, kau kira ibu bodoh sehingga membiarkan kakekmu berada di tempat terbuka?!" sahut Shen Ara."Ah, tidak. Maksudku bukan begitu-" kata Wei Yuna terpotong oleh perkataan Shen Ara berikutnya."Yuna." Shen Ara menatap putrinya. "Situasi kita sedang terpojok. Ayahmu sedang menjalani proses persidangan dan Shen Yiyi pasti akan mengejar untuk membongkar semua rahasia keluarga kita," tambahnya."Ibu benar. Aku merasa Shen Yiyi yang sekarang sangatlah berbeda dengan Shen Yiyi yang dulu. Dia tidak bodoh lagi." Kemarahan t
...Shen Haoran masih tidak tahu apa-apa akan siapa sebenarnya Shen Ara. Di dalam pikiran pria lurus itu, Shen Ara adalah adiknya dan termasuk anggota keluarganya. Sehingga meskipun Wei Dong tertangkap, Shen Haoran tidak akan serta merta menyalahkan adiknya yang disangkanya tidak tahu menahu akan tindakan suaminya"Yiyi, ayah senang kau mengerti," ucap pria paruh baya itu. "Baiklah. Kalau begitu beristirahatlah. Ayah akan kembali mengurusi pekerjaan yang masih tertunda," terang Shen Haoran.Shen Yiyi langsung mengangguk dan menampilkan senyum terbaiknya. Meskipun ya, setelah ayahnya itu pergi, dia langsung menarik kembali senyumnya itu dan menggantinya dengan raut wajah datar setelah dia kembali melihat hadiah parcel disana.Penuh warna merah keemasan! Warna yang begitu terkenal di daratan China mengandung doa dan harapan akan keberuntungan dan kegembiraan.Bagi siapapun yang menerima doa semacam itu, pasti mereka akan sangat bahagia. Namun, itu hanya berlaku bagi mereka yang tidak
...Shen Yiyi tahu bahwa kemungkinan besar sekotak kue cantik itu memang tidak beracun. Meskipun begitu, jika dia harus memakan makanan pemberian dari musuhnya, Shen Yiyi jelas tidak sudi!“Bibi, berikan saja pada para kucing liar itu esok hari. Aku kira kucing itu pasti akan lebih menyukai makanan enak yang kau pegang dari pada aku,” ucap Shen Yiyi sambil berlalu ke dalam kamar mandinya.“Baik, Nona.”Bibi Zhang menghela nafasnya. Benar juga perkataan sang nona. Semua makanan disana adalah pemberian dari musuh bebuyutan sang nona. Bagaimana mungkin nona-nya itu mau memakannya?! Batinnya sambil berjalan untuk mengambil parcel besar disana guna membuang seluruh isinya.Namun, ada hal yang menarik perhatian kepala pelayan Zhang. Di atas ranjang, lebih tepatnya disamping bantal, bibi Zhang bisa melihat kotak perhiasan yang tadi siang ditinggalkan oleh Tuan Mu. Kotak perhiasan itu telah terbuka. Tapi anehnya, sudah tidak ada kalung didalamnya. Apakah itu berarti bahwa sang nona… mungkin
...Shen Yiyi memilih untuk menyelesaikan misteri kasusnya terlebih dahulu sebelum nantinya dia membalas perasaan Mu Shenan.Untuk itu, pagi-pagi buta, gadis itu telah pergi ke Chang 'An ditemani oleh sopir Ding guna menggali informasi lebih dalam mengenai hubungan Shen Ara dengan Lan Yuo, serta kemungkinan-kemungkinan yang bisa diketahui disana.Lagipula, sudah hampir 2 Minggu Shen Yiyi belum mengunjungi panti asuhan Kelopak Teratai. Terakhir kali dia kesana, mungkin adalah pada saat dia menyelinap dari rumah sakit ketika dia dan suaminya itu masih dirawat."Nona, kita sudah sampai," ucap sopir pribadi kediaman Shen kepada Shen Yiyi."Oh. Baiklah, paman. Parkirlah disebelah sana dulu karena aku masih belum selesai dengan riasanku," terang Shen Yiyi."Baik, Nona." Sopir itu lalu memasuki halaman panti asuhan dan memarkirkan mobilnya di bawah pohon beringin tua sesuai arahan sang nona.Tidak ada mobil lain disana, kecuali sebuah mobil sport berwarna merah yang terlihat begitu mencolo
....Astaga! Mengapa dia bisa tidak tahu? Dan juga mengapa sang ayah juga tidak memberitahunya?! batinnya sebelum dia menyadari posisinya di perusahaan Shen.'Shen Yiyi, dasar kau bodoh sekali! Tentu saja, ayah tidak memberitahumu' ucapnya pada dirinya sendiri yang lengah itu.Ya. Selama ini, Shen Yiyi tidak pernah bekerja di Perusahaan Shen dan tidak pernah terlibat dalam hal apapun mengenai segala hal didalamnya. Jadi, sudah pasti Shen Haoran tidak akan meminta pendapat apapun darinya."Nona, kenapa anda melamun?" kata petugas panti membuyarkan pikiran Shen Yiyi."Oh, maaf... Maaf... Saya lupa bahwa ada sesuatu yang tertinggal diluar," ucap Shen Yiyi. "Jadi saya mohon ijin untuk keluar sebentar," tambahnya."Oh. Silahkan, Nona."Shen Yiyi lalu berjalan keluar dengan wajah kebingungannya. Setelah dia duduk di bangku taman yang ada disana, dia lalu merogoh ponsel miliknya dari dalam tas untuk menghubungi seseorang yang ada di Perusahan Shen."Halo, selamat pagi sekretaris Tan," uca
...Shen Yiyi menunjuk pria tampan dengan satu lesung pipi itu. Begitupun dengan pria tampan itu, dia juga menunjuk Shen Yiyi dengan tulunjuk tangannya yang panjang. "Jadi, kau adalah si 'Tuan Han' yang membeli panti ini?" tanya Shen Yiyi dengan dahi yang sudah berkerut. Ya, pria tampan itu adalah pria yang dahulu suka memakai jaket hoodie. Mereka beberapa kali tidak sengaja bertemu baik di convenient store di depan Perusahaan Mu, lalu di kedai bakmi, dan juga Shen Yiyi pernah bertemu pria berjaket hoodie itu berada disekitaran rumahnya dengan mengendarai mobil sport. Eh? Mobil sport? batin Shen Yiyi sedikit melirik mobil sport di bawah pohon rindang disana. "Hey, Nona kecil. Mengapa kau bisa kemari?" tanya pria tampan itu menarik kembali jari telunjuknya. "Eh, aku?" jawab Shen Yiyi. "Aku kemari karena ingin menyumbangkan beberapa baju pada anak-anak," kilahnya. Han Suo lalu mengangguk pertanda mengerti perkataan gadis kecil yang ada di depannya. Lalu setelahnya, dia kembali me
...Shen Yiyi pulang dengan tangan hampa. Kepergiannya ke Chang ‘An rupanya tidak membuahkan hasil apa-apa. Panti itu sudah dijual dan berkas-berkas lama-pun dipindah ke tempat yang baru oleh pemiliknya. Apakah memang sebegitu sulitnya untuk membongkar kejahatan Shen Ara? Batin Shen Yiyi sembari menahan sesak di dadanya.“Nona, setelah ini. Anda mau kemana? Apakah kita langsung pulang ke Kediaman Shen ataukah…,” tanya sopir Ding.“Em, aku ingin ke kedai Rainbow. Antarkan aku kesana,” ucap Shen Yiyi.Mobil itu memang sudah berada di jalanan menuju kota S. Sopir Ding langsung membelokkan mobil mereka ke jalan utama Huansang, karena jalan itu adalah lebih dekat untuk menuju ke kedai itu.Hingga akhirnya, tidak lebih dari satu jam, mobil itu-pun berhenti ditepian jalan, tepat di depan sebuah kedai yang tampak lumayan besar.“Nona, kita sudah sampai,” kata sopir Ding.“Hm.”Shen Yiyi lalu menoleh dan melihat papan besar dengan gambar pelangi penuh warna itu. Sejujurnya, dia tidak begitu