Tubuhnya terasa ringan, sangat ringan. Tangannya menggenggam benda solid, menggenggamnya erat, begitu erat, mungkin jika benda itu melukainya, ia tidak akan sadar. Perasaan hangat memenuhi setiap tubuhnya, perasaan hangat nan nyaman, terasa familiar namun di saat bersamaan juga asing. Tubuhnya seperti melayang, tenggelam ke jurang tak berdasar. ‘Aret..’ seseorang memanggil namanya, jauh, begitu jauh namun juga terdengar dekat. Samar namun begitu jelas. ‘Aret..’ suara itu begitu pelan namun setiap katanya tertangkap sempurna, memanggil namanya. Kemudian kedua kelopaknya terbuka, menampilkan merah menyala yang perlahan padam, meninggalkan onyx gelap miliknya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam orang berdiri di depannya. Wajah mereka tidak jelas karena cahaya yang bersinar terang di belakang mereka. Tangan mereka terangkat, seolah memintanya menggapai tangan-tangan itu. Tidak ada
Baca selengkapnya