...
Kening Aret berkerut karena semua anak telah berkumpul di halaman belakang. Halaman yang diselimuti oleh rumput-rumput hijau beserta pohon-pohon rindang yang melindungil mereka dari sengatan matahari. Namun itu di siang hari, sedangkan saat ini matahari telah tenggelam sejak satu jam yang lalu, meninggalkan langit gelap dengan beberapa bintang di sana.
"Ayo kak! tangan Conrad terbentang di depannya, tidak ingin berlama-lama, ia meraih tangan Conrad yang menggiringnya ke tengah halaman. Anak-anak itu berkumpul saling berpegangan tangan satu dan yang lain membentuk lingkaran. Ia tidak pernah tau berapa jumlah semua anak, hingga saat mendapati halaman belakang yang padat, Aret tidak bisa berkomentar apapun.
Semua anak berwajah senang, senyuman merekah dari wajah masing-masing anak. Aret tidak bisa tidak memperhatikan Senyuman mencurigakan yang diperlihatkan Conrad padanya. Saat tangan kanannya belum dilepaskan Conrad, tangankannya yang lain tiba-tiba diraih
Tuan Greenwood melihatnya dari atas ke bawah, berkomentar bahwa pakaian yang ia gunakan tidak begitu buruk. Padahal ia hanya menggunakan kemeja putih dan celana hitam, pakaian yang biasa anak-anak yayasan gunakan. Sepertinya tuan Viridy dan Ventchi tidak perlu menyiapkan apapun, mereka membawanya menuju mobil yang sudah menunggu di halaman. Tidak lama berselang tuan Viernix kembali muncul, tidak ada yang berbeda darinya, bukankah dia bilang untuk bersiap-siap? Kenapa dia masih megenakan pakaian sebelumnya? Aret ingin bertanya ketika mobil yang mereka tumpangi melewati gerbang istana. Crystal Beam Palace adalah istana kristal yang berdiri di pusat ibu kota, tidak banyak yang bisa keluar masuk istana seenaknya, karena tentu saja, mereka percaya jika para kaisar tinggal dan hidup di dalamnya. Kenyataannya tidak demikian. Setelah turun dari mobil, Aret tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, matanya tidak berhenti meneliti setiap sudut istana megah yang se
"Storain?" "Dia sudah mengetahui jati diri Aret, mereka pernah bertarung bersama, dan juga keluarga Storain sejak lama mengabdi kepada kerajaan. Jika tidak salah perdana menteri Storain adalah pamannya. Aku tidak akan mempertanyakan kemampuannya karena sebagai prajurit dia adalah yang terbaik." Biodata dan identitas Storain muncul seketika di depan mereka. Sepertinya semua berjalan mulus karena tidak ada pertentangan di sana. Pembicaraan selanjutnya berjalan damai meskipun masih di warnai dengan bantahan, tetapi tidak ada yang keluar kendali. Nona Luxia bahkan tidak lagi banyak bicara, sedangkan tuan Viernix tidak lagi mengeluarkan sepatah katapun hingga pertemuan itu berakhir. Saat semua orang sudah keluar dari ruangan, kini hanya tersisa empat orang di sana, Aret seperti anak hilang yang tidak tahu harus melakukan apa. Karena sejak awal ia datang bersama tuan muda Imperlight. Ia hanya duduk di dalam ruangan ketika tidak ada seorangpun dari mereka bertiga ya
Aret gugup di sepanjang pagi. Antron Greenwood memberikan penjelasan singkat tentang pelatihan beserta jadwal mereka selama berada di sana. Beberapa kata mengenai peraturan beserta hukuman yang mereka terima jika melanggarnya. Semua prajurit pelatihan diam memperhatikan. Setelah Greenwood selesai, Perdana Mentri Michael juga menyampaikan beberapa patah kata. Tak urung Aret selalu bertemu dengan tatapan sang perdana menteri. Disaat ia mengalihkan pandangannya, ia malah dihadapkan dengan sepasang manik abu-abu yang juga memberinya tatapan intimidasi. Ini buruk, mereka akan menghabisinya di hari pertama. Setelah Viernix Imperlight, sekarang bertambah orang lain yang tidak menyukainya. Mereka membubarkan prajurit pelatihan seraya meninggalkan aula. Aret terpaku di tempat, masih belum bisa bergerak karena terlalu gugup. Setelah punggung tiga orang dewasa itu benar-benar tidak lagi terlihat, akhirnya Aret bisa bernafas lega. Seaeorang di sebelahnya saling berbisik,
Setelah makan siang, kegiatan mereka berikutnya adalah latihan kekuatan yang dilakukan di Arena C. Menuju tempat latihan, Aret melempar pertanyaan kepada dua penjaga merangkap temannya. "Apa kalian sudah tahu tentang Dark Obscure dan sejarah kristal adalah satu?" Dengan nada sombong, Storain menjawab, "kristal adalah satu, tidak. Tetapi aku pernah mendengar paman atau ayahku menyebut tentang Dark Obscure, biasanya mereka memanggil mereka dengan kode D.O. Hanya sekedar mendengar tanpa tahu apa itu D.O ini. Mereka menjaga rahasia sangat rapat." Pernyataan Storain masuk akal. Keluarga Storain sudah mengabdi kepada kerajaan dari generasi ke generasi, tentu saja tuan muda Storain ini mendengar satu atau dua rahasia. Di lain sisi ketidaktahuan Storain juga menunjukkan betapa royalnya mereka kepada kerajaan, menjaga rahasia bahkan dari keluarga sendiri. Storain melanjutkan, dagunya menunjuk Zander yang berjalan sambil menautkan tangannya di belakang kepala, "kau bisa tanya
Bukan pertama kali mengalami ini, Aret masih belum terbiasa. Ah, jangan sampai ia terbiasa. Perasaan yang ia rasakan setelah bangun adalah perasaan yang sama persis dengan apa yang ia rasakan sebulan lalu, namun tidak seperti sebelumnya, kali ini tidak diiringi dengan kebingungan melainkan diikuti oleh perasaan de javu.Aret mengerjapkan matanya beberapa kali, wajah seseorang tepat berada di hadapannya, “Ah!” ia terlonjak dari tempat tidur, namun gadis yang berdiri terlalu dekat dengannya malah tertawa, “Aret! Selamat pagi!” Magnify Imperlight memamerkan gigi rapi miliknya, gadis berambut perak panjang dengan kepribadian ramah itu menyodorkan gelas padanya. Aret agak ragu karena warna air itu terlihat mencurigakan, tetapi ia harus meminumnya.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya.“Aku rasa pertanyaan itu lebih tepat kau tanyakan kepada dirimu sendiri, Aret. Kau pikir apa yang kau lakukan di sini?” Magnify memba
Malam itu, lagi-lagi Aret tidak bisa tidur. Seharusnya dengan aktifitas yang ia lakukan tadi pagi ditambah luka yang tidak lagi terasa sakit setelah mendapat perawatan dari Ify, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aret berguling-guling di atas kasurnya, Zonycos dan Zander sudah tertidur dengan lelap, suara dengkuran ringan beserta helaan nafas mereka terdengar begitu jelas di dalam ruangan yang sunyi. Aret memandang langit-langit yang gelap, di dalam kepala ia mencoba menghitung anak domba satu persatu, namun ketika hitungan itu sudah mencapai ratusan, matanya masih belum juga mengantuk. Mulai muak dan merasa terganggu dengan dua orang yang tertidur sangat pulas, Aret turun dari tempat tidur. Ia mengambil jaket dan menyelinap keluar dari kamar. Lorong yang sepi menyambutnya, pintu-pintu kamar bernomor tertutup, tidak ada seorangpun di lorong itu, bahkan penjaga sendiripun sudah terlelap. Aret membiarkan kakinya melangkah tanpa arah, tidak ada larangan bagi para pra
Saat sarapan, Aret tidak berhenti menguap. Zander memberinya tatapan malas, tidak berbicara apapun lagi setelah mengetahui insomnia yang ia derita. Zonycos berada di meja yang berbeda dengan mereka, pemuda itu mengklaim bahwa ia masih bisa mengawasi Aret meskipun berada di meja yang berbeda dengannya, pemuda itu juga bergumam tentang lingkungan sosialnya yang tidak boleh berubah apalagi jatuh ke kelas bawah.Aret yang menahan kantuk dikejutkan dengan nampan makanan yang diletakkan di atas meja, kursi di depannya kosong, tidak banyak orang yang ingin berteman dengannya, palingan ia dan pemula lainnya hanya saling bertegur sapa tanpa pernah berbincang lama seperti teman dekat. Apalagi setelah kejadian tempo hari.Ia bahkan tidak lagi bisa terkejut mendapati Aloysia Bruna duduk dengan sangat cuek di depannya. Zander yang melihat itu menggoda gadis berambut cokelat bergelombang, wajah liciknya terlihat, hanya saja Aloysia malah melihat pada Aret.Aret bukanlah orang
Tanpa terasa waktu berlalu begitu saja hingga tanpa Aret sadari saat ini ia bersama tiga orang lainnya sedang berada di barak untuk menunggu prajurit yang menjadi kapten dan pemimpin mereka. Sebulan telah berlalu, beberapa pelajaran dasar dan adaptasi telah mereka peroleh selama sebulan ini. Jika Aret pikirkan lagi, saat pertarungan satu vs satu, ia masih belum memenangkan satupun pertandingan. Baik melawan Zander, Storain mainpun prajurit muda lainnya. Aret tidak pernah lagi lepas kendali, bayang-bayang yang seolah mencoba merasuki dirinya juga tidak lagi datang di setiap waktu dan pikirannya menjadi lebih jernih. Saat ia tidak lepas kendali, Aret juga tidak bisa mengeluarkan seluruh kekuatannya, hingga rekan-rekannya tidak segan memberinya julukan ‘orang yang tidak pernah menang’. Mereka yang sebelumnya takut, kini berbalik mengejek. Aret juga tidak lagi mengeluarkan isi perutnya saat latihan pagi. Meskipun ia masih menjadi prajurit yang berlari palin