Saat sarapan, Aret tidak berhenti menguap. Zander memberinya tatapan malas, tidak berbicara apapun lagi setelah mengetahui insomnia yang ia derita. Zonycos berada di meja yang berbeda dengan mereka, pemuda itu mengklaim bahwa ia masih bisa mengawasi Aret meskipun berada di meja yang berbeda dengannya, pemuda itu juga bergumam tentang lingkungan sosialnya yang tidak boleh berubah apalagi jatuh ke kelas bawah.
Aret yang menahan kantuk dikejutkan dengan nampan makanan yang diletakkan di atas meja, kursi di depannya kosong, tidak banyak orang yang ingin berteman dengannya, palingan ia dan pemula lainnya hanya saling bertegur sapa tanpa pernah berbincang lama seperti teman dekat. Apalagi setelah kejadian tempo hari.
Ia bahkan tidak lagi bisa terkejut mendapati Aloysia Bruna duduk dengan sangat cuek di depannya. Zander yang melihat itu menggoda gadis berambut cokelat bergelombang, wajah liciknya terlihat, hanya saja Aloysia malah melihat pada Aret.
Aret bukanlah orang
Tanpa terasa waktu berlalu begitu saja hingga tanpa Aret sadari saat ini ia bersama tiga orang lainnya sedang berada di barak untuk menunggu prajurit yang menjadi kapten dan pemimpin mereka. Sebulan telah berlalu, beberapa pelajaran dasar dan adaptasi telah mereka peroleh selama sebulan ini. Jika Aret pikirkan lagi, saat pertarungan satu vs satu, ia masih belum memenangkan satupun pertandingan. Baik melawan Zander, Storain mainpun prajurit muda lainnya. Aret tidak pernah lagi lepas kendali, bayang-bayang yang seolah mencoba merasuki dirinya juga tidak lagi datang di setiap waktu dan pikirannya menjadi lebih jernih. Saat ia tidak lepas kendali, Aret juga tidak bisa mengeluarkan seluruh kekuatannya, hingga rekan-rekannya tidak segan memberinya julukan ‘orang yang tidak pernah menang’. Mereka yang sebelumnya takut, kini berbalik mengejek. Aret juga tidak lagi mengeluarkan isi perutnya saat latihan pagi. Meskipun ia masih menjadi prajurit yang berlari palin
Saat Aloysia berjalan, Aret mengikuti di belakang. Ia meminta gadis itu berjalan di depan bukan karena takut, namun menurutnya tidak sopan berjalan di depan seorang gadis, juga, siapa yang bisa menebak apa saja yang bisa terjadi ketika ia tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya? Setelah mengetahui cerita tentang hutan ini, Aret seolah mendengar gemerisik lebih jelas serta lebih aneh dari pada sebelumnya. Langkahnya ia percepat, tidak ingin tertinggal begitu jauh dari Aloysia.“Mereka masih belum sadar dengan kehadiran kita. Jika satu bangun, maka yang lainnya juga akan bangun.” nada suara Aloysia tidak berubah. Masih serius tanpa terdengar sedikitpun rasa cemas.“Lalu a—” Aret menelan ludahnya untuk membasahi kerongkongannya yang kering, “apa yang harus kita lakukan agar mereka tidak bangun?” kedua telapak tangan Aret basah oleh keringat. Ia berusaha untuk tidak takut, akan tetapi, adrenalinnya sudah lebih dahulu aktif y
Di penghujung nafasnya, kilasan-kilasan kenangan berputar di kepala Aret, wajah-wajah yang ia kenal, senyuman-senyuman seluruh keluarganya di yayasan hingga teman-teman beserta orang-orang yang baru ia kenal. Setitik air muncul dari sudut matanya.Ia tidak rela dengan akhirnya yang seperti ini.Secara tiba-tiba, kesadaran yang hampir menghilang beserta udara yang menipis itu menghilang. Aret mengambil nafas dalam dan panjang, membiarkan paru-parunya menghirup semua oksigen yang ada.Seseorang memegangi bahunya, Aret mengangkat kepala di saat kesadarannya mulai pulih. Di depannya, seseorang berbaju putih berdiri seperti pelindung.“Aret. Kau bisa mendengarku? Bernafas dengan perlahan.” Aret mengikuti suara itu, beberapa saat kemudian ia bisa melihat wajah itu lebih jelas.“Tuan Viridy.” pria yang lebih tua mengangguk. Tangannya menghasilkan cahaya hijau yang menjalar ke tubuhnya, membuat rasa sakit di tubuhnya berkurang.
Kaisar Emerald dan Kaisar Sapphire masih harus berhadapan dengan musuh yang terus berdatangan, tidak pernah habis. Para Kaisar sangat kuat, akan tetapi, musuh seperti mengetahui titik lemah mereka hingga dapat bertarung dengan imbang tanpa menunjukkan kekalahan. Aret dengan kaki yang masih terikat kuat pada tanah di bawahnya tidak dapat melakukan apapun selain melihat dari kejauhan. Ignis— seseorang yang berperan sebagai pemimpin Dark Obscure tertawa, tawanya begitu keras membelah langit, menggema di seluruh hutan yang campur aduk. Rasa senang tidak terduga terpencar dari matanya yang berkilau merah. Pedangnya masih tertancap di dada Viernix, memandang rendah pada Kaisar Aquamarine yang sudah terluka. Senyum di wajahnya hilang, ketika raut yang ia inginkan tidak terlihat di wajah Viernix. Meskipun rambut putihnya tidak lagi seperti biasa dengan noda darah dan pedang yang masih tertancap di dadanya, bukan ringisan atau teriakan sakit yang ia dengar, melainkan seringai
'Aret....' 'Aret....' "Aret...' Aret berdiri di ruang hampa, sekelilingnya hanyalah kekosongan yang kabur. Suara silih berganti bergema di telinganya, wanita, pria, memanggil namanya. Suara mereka bercampur aduk di ruangan yang buram. 'Aret...' sesuatu yang dingin menyentuh tangannya. Aret terlonjak kaget sebelum ia sadar dirinya berada di salah satu kamar di Krescier. Sudah seminggu sejak mereka bersembunyi di Krescier, banyak prajurit yang terluka dan berada dalam perawatan, Viridy beserta Ventchi selalu sibuk, sedangkan tuan muda ke-dua Imperlight, Viernix tidak terlihat di manapun. Ini sudah seminggu tetapi mereka masih belum mengatakan apapun padanya. Untuk apa mereka di sana? Mereka bersembunyi dari apa? Apa yang terjadi di luar sana? Kenapa semua orang terluka? Serta, pria bertopeng itu, Aret menduga jika mereka mengenal pria itu dengan baik, lalu apa yang terjadi padanya? Kenapa ia berada di sana sebagai musuh? Menyerang dan me
Hal pertama yang Aret sadari adalah ia berada di tempat pelatihan. Lebih tepatnya arena B Krescire. Tempat itu terlihat sedikit berbeda dari yang ia ingat. Warna yang berbeda serta suasana yang berbeda. Di tepi arena, sekelompok pemuda-pemudi berseragam prajurit pelatihan bersorak riuh. Hanya dari suara sorakan mereka, Aret sudah merasa berbeda, karena biasanya di saat mereka berlatih tanding, prajurit yang menonton tidak bersorak sekeras itu. Di lapangan, dua orang prajurit berdiri di sisi yang berlawanan. Rambut perak yang menyilaukan, semua cahaya yang mengenai si kepala perak seperti di pantulkan ke semua arah. Di sisi lain arena, pemuda berambut hitam membuat seluruh arena di penuhi oleh kobaran api. Penonton bersorak semakin keras, entah siapa yang mereka semangati. Aret hanya bisa terpaku di tempatnya berdiri. Api pemuda itu sangat hebat juga kuat, serta si pengendali memiliki kendali penuh akan kekuatannya. Ia tidak bisa melihat apapun karena wa
Tidak lama kemudian, Aret ditarik ke dalam dimensi yang berbeda. Sebuah ruangan besar berlantai kaca, langit-langit tinggi dengan lampu gantung di tengah ruangan. Di sebuah kursi di dalam ruangan, duduklah orang-orang yang ia kenal. Viridy, Viernix dan Quillon, lalu tuan Greenwood yang berdiri di belakang tuan Viridy, wajah mereka masih jauh lebih muda dari yang ia ingat, juga lebih tenang dari yang Aret kenal. Aret mendudukkan diri di kursi yang kosong, dia duduk seraya memperhatikan pembicaraan mereka. Mereka tidak bisa melihatnya, bukan? Dia hanya ingin tahu hal apa lagi yang dipilih kristal Aquamarine untuk diperlihatkan padanya. “Eh? Mr. Storain akan berhenti? Tetapi aku bahkan belum resmi memegang seluruh pemerintahan.” Viridy membolak balikkan buku virtual yang ia baca, tanpa menoleh ia menjawab, “Mr. Storain sudah melayani kerajaan sejak kaisar sebelum dirimu. Di tambah beliau harus mengurusi semuanya hingga kau berumur 20 tahun dan siap untuk mengamb
Tempat kali ini adalah tempat paling manakutkan dari semua tempat yang ia masuki di dalam memori kristal Aquamarine. Aret dikelilingi oleh hutan pepohonan tinggi yang gelap. Beberapa pohon itu tumbang dan terbakar. Tanah yang injak berlubang, jejak-jejak pertarungan tertinggal. Sesuatu sedang terjadi di sini. Refleks, Aret menghindar saat melihat cahaya biru di atas kepalanya. Ujung-ujung es nan tajam berjatuhan dari langit. Di antara kegelapan, seseorang berteriak di bawah, dekat kakinya. Aret terkejut. Viernix mendarat dari ketinggian. Sayap putih berbias biru di punggungnya membentang lebar. Rambut peraknya telah berubah warna menjadi biru muda, kedua irisnya juga telah berubah menjadi biru yang senada. Ia melemparkan pandangan yang sangat dingin dan kejam. Viernix sedang marah. Busur perak di tangannya menghilang, digantikan oleh anak panah yang langsung dihunuskan kepada tangan orang yang sudah tidak berdaya. “Serahkan kembali benda yang kau ambi
Di dalam ruangan yang tertutup, satu-satunya cahaya yang dapat menyinari seluruh ruangan itu adalah cahaya yang berasal dari sebuah jendela yang terbuka lebar di dinding yang gelap. Seorang wanita, berambut pirang bergelombang tengah duduk memasang raut wajah serius di belakang meja kerjanya. Matanya begitu fokus meneliti setiap kata demi kata yang tertulis di lembar kertas putih. Aloysia Bruna, mengangkat wajahnya lelah. Pekerjaan di balik meja menarik energinya jauh lebih banyak daripada perkerjaan lapangan yang sering ia lakukan. Terlalu serius menekuni pekerjaannya, Aloysia tidak sada jika matahari mulai turun. Ia menoleh ke balik jendela. Metal Land tidak pernah seterang ini sebelumnya. Kota yang berada di bawah pegunungan padang pasir yang dikelilingi dinding-dinding baja beserta bebatuan berat yang mengisolasi mereka dari dunia luar. Setidaknya, kali ini, Metal Land memiliki reputasi yang tidak lagi sama seperti sebelumnya. Dinding itu masih ad
Lima tahun kemudian. “Oh sial, aku gugup sekali. Apa aku terlihat aneh? Apa rambutku berantakan? oh sial, tanganku berkeringat.” di dalam ruangan yang telah di hias dengan warna putih beserta rangkaian-rangkaian bunga di setiap pilar dan dindingnya, seorang pria dengan setelan putih rapi tidak berhenti berputar-putar di depan cermin. Tiga pria yang juga berada di dalam ruangan itu memutar bola mata mereka secara bersamaan, sudah tidak peduli lagi memberikan kata-kata penenang untuknya. “Perutmu terlihat buncit. Kau pasti menikmati pekerjaan barumu, bukan?” “Hmm, ya. Hanya berhati-hati, jangan sampai kau terjatuh dihadapan semua orang.” Storain memandangi dua orang berwajah menyebalkan. Kenapa dia harus mempunyai teman seperti mereka? “Kau bercanda, aku tidak buncit.” “Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya kepada Gio.” pria perak yang tidak banyak bicara mengangguk sambil bergumam. Saat melihat Gio yang tidak pernah menggoda orang l
Amarah membuncah dari William. Sambil menggeram marah, dua mata berbeda warna bertemu. William mengangkat pedang yang bersarang pada tubuh sang makhluk, menghempaskannya ke arah Aret yang masih memeluk Magnify erat. Tangan lainnya yang tidak memeluk Ify terangkat menahan serangan William yang dikuasai oleh ketujuh elemen. Percikan muncul dari dua kekuatan yang bertemu. Sambil tetap mengeratkan dekapannya kepada tubuh yang lemah, Aret tetap bertahan. Seperti mendapat angin segar, senyum William membuncah ketika pelindung yang dibuat Aret retak, kemenangan telah ia dapatkan, sayangnya, ketika pelindung itu hancur di udara, kekuatan lain menahannya. Viernix menahan serangan William, dari belakang, kilatan petir menyambar, rantai gelap menahan pergelangan tangannya, bongkahan tanah yang berbaur dengan tanaman berduri menahan dan sapuan pisau angin menghantamnya dari atas. Viridy membawa Aret dan Magnify menjauh, matanya melirik Viernix dan juga Ventchi, dengan ge
Makhluk besar mengerikan muncul dari dalam kegelapan, menggeram marah, menggetarkan tanah. Makhluk itu berwarna hitam, besar melebihi Crystal Clear, wajahnya dipenuhi sisik dan bulu, kepalanya ditumbuhi tanduk, dua taringnya keluar dari bibirnya, matanya begitu gelap seperti lubang tiada akhir. “Kau! Darah sipencuri, apa yang kau inginkan dariku?” seperti geramannya yang menggetarkan, suaranya bahkan jauh lebih mengerikan. William berdiri di hadapan sang monster, mahkota Raja Jupiter bersinar di kepalanya. “Tunduklah kau kepadaku, wahai makhluk dari dunia kegelapan!” “Hahaha! Kau darah sipencuri ingin aku tunduk padamu?! ha ha ha ha!” monster itu mendekat, menampilkan giginya yang besar di hadapan William. “Siapkan dirimu karena aku juga akan mengambil jiwamu!” seluruh tubuh sang makhluk mengeluarkan asap yang di sapu dengan angin. Bau tidak mengenakan mencuat dari tubuh makhluk itu. “Aku telah membebaskanmu dari kurungan ini! Sebagai gantinya kau har
“Kau muncul lagi.” Aret menyadari jika tempat itu adalah tempat yang sama dengan tempat Quillon menemuinya di dalam mimpi. Seluruh tubuhnya terikat pada sebuah tiang, tidak bisa digerakan. “Apa tubuhku terikat?” tanya Aret lagi.Quillon melipat kedua tangannya di depan dada, matanya tidak terlihat senang. “Mungkin aku hanyalah sebuah residu yang tersimpan di dalam kristal Ruby sebagai pemandu Kaisar Ruby setelahku, tetapi apa kau tahu, aku juga bisa mengetahui apa yang terjadi denganmu.” Quillon tidak senang, wajahnya yang biasanya santai dengan sifat easy going berganti dengan raut serius nan menyeramkan.“Kau sangat-sangat tidak…” Quillon tidak menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan kekecewaannya. “Membiarkan Dark Obscure mengenaimu dengan benda itu sebanyak dua kali, dan sekarang kau membiarkan penerus Raja Jupiter menyerangmu dengan sekali serangan. Aku sebagai pendahulumu malu untuk menemui kaisar
Waktu berjalan cepat di saat kau tidak menginginkannya. Rencana telah mereka susun, persiapan juga sudah sempurna, hanya perlu melakukan eksekusi. Aret memandangi dua kristal yang bersinar terang di tangannya. Keberadaan kristal Ruby telah merubah hidupnya. Ia hanya seorang anak yang tinggal di yayasan, ingin bertemu dengan kaisar Ruby untuk membangun kota mereka lagi, sayangnya apa yang terjadi tidak sesederhana yang ia pikirkan. Tidak ada kasiar ruby, adanya Dark Obscure, terdapat dua kubu yang saling berlawanan. Di satu sisi, meskipun terpisah dari pemiliknya, cahaya kristal Aquamarine tidak kalah dari kristal Ruby. Bukankah saat itu tuan Viernix mengatakan jika ia percaya Aret akan menjaga kristal ini dengan baik? Lalu mentornya itu juga berkata apapun yang terjadi, apapun yang Aret lakukan, dia mempercayakan semua padanya. Percaya. Gene yang keras kepalapun menaruh kepercayaan padanya. “Hei Yang Mulia, semua orang menunggu.” sang Kaisar Rub
Gene, begitulah Aret menebak siapa wanita ini. Meskipun tanpa rambut keluarga Imperlight, tetapi fitur wajahnya mengingatkan Aret kepada keluarga Imperlight. Siapa lagi yang bisa mengetahui semua informasi berharga itu selain keluarga Imperlight? Ekspresi wajah Gene masih tetap sama dalam beberapa saat sebelum wanita itu tertawa, “Hahaha, how great, Aret. How great! Bagaimana kau bisa menebak dengan benar? Ini adalah pertemuan pertama kita, apa ayahku yang tercinta sering berbicara tentangku? Atau Zander? Hahah” “Tidak, Mr. Viridy tidak pernah menyebut namamu, tidak Mr. Viernix atau Mr. Ventchi, bahkan Ify tidak pernah menyebut namamu sekalipun. Tidak juga dengan Zander.” wanita itu berhenti tertawa, meletakan kakinya di sebelah kepala Aret, “lalu, jangan bilang ada hantu yang lewat dan membisikan sebuah nama kepadamu.” Aret tidak takut pada perubahan wajah Gene, “aku mengenalimu dari memori saat Fire Flame hancur.” dengan alis yang bertaut, wanita itu membaw
“Apa yang terjadi?” bisik Aret pada dirinya sendiri. Sesuatu menjadi janggal ketika ia tidak melihat satupun orang di sana. Apa terjadi ledakan di bawah tanah atau semacam bencana alam yang menimpa Brown Topaz? “Oh sial! Darimana mereka datang?” Aret berlari ke arah kursi kemudi, duduk bersebelahan dengan Zander. Dua hingga tiga kapal milik musuh muncul entah dari mana, menembaki mereka secara membabi buta. “Mereka muncul tiba-tiba, tanpa terdeteksi radar.” pesawat melesat, berputar menghindari setiap peluru yang di lancarkan. Musuh tidak berhenti menyerang, dua dari tiga pesawat mengapit pesawat yang ditumpangi Aret dari sisi kiri dan kanan. “Sial! Pegangan, Aret!” pesawat berputar, melewati dua serangan musuh tanpa henti, pesawat merendah, berbalik dan menembakan peluru kepada musuh. Serangan yang dilancarkan Zander mengenai salah satu pesawat yang berhenti dan memilih menepi. Sayang sekali pesawat itu tidak meledak. Pesawat kembali bermanuver, menembaki mu
Esoknya Aret menunjukan video yang ia lihat. “Maafkan aku Yang Mulia, tetapi aku tidak tahu mengenai ini. Aku hanya mengurusi ibukota Sapphire, pembicaraanku dengan Kaisar Sapphire hanya sebatas ibukota Sapphire atau Wind Land." Fakta Perdana Mentri Michael dulunya adalah seorang Dark Obscure sudah mengejutkannya, sekarang dengan adanya informasi baru bahwa adanya orang lain selain Ignis yang mewarisi darah Raja Jupiter menjadikan Aret lebih waspada. Bukan hanya mengumpulkan dan memiliki semua kristal, kini keinginan musuh untuk membangkitkan monster dari zaman purba akan terwujud. “Para kaisar percaya bahwa mereka telah menutup semua garis keturunan Raja Jupiter.” “Apa maskudmu?” tanya Aret pada Zander. “Selama ini aku tinggal bersama keluarga Imperlight. Terkadang tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan mereka.” “Kau meguping?” Zander tidak mengindahkan. “Perdana menteri Michael sering ke kediaman Imperlight. Saat itu aku tidak tahu