Home / Fantasi / GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU: Chapter 171 - Chapter 180

265 Chapters

BAB 171

"Jangan khawatirkan hal itu. Nanti, jika saatnya tiba Kamu akan tahu dengan sendirinya. Sekarang Kita fokus untuk meningkatkan kemampuan terlebih dahulu. Jika Aku tidak salah, Hei'An pernah menunjukan kilasan memory tentang pertarungan Ayahmu dengan salah satu Five God. Kejadiannya belasan tahun yang lalu.""Hah! Ayah pernah bertarung dengan mereka ? Bagaimana hasilnya ?""Ayahmu kalah. Mungkin Kamu tidak melihatnya, tapi Aku bisa melihat dengan jelas. Sisa dari pertarungan itu meinggalkan bekas luka ditubuh Ayahmu, tepatnya dibagian dada dan perutnya. Untung Hei'An dengan kekuatan kegelapannya berhasil membawa pergi Ayahmu tepat waktu.""Hei'an, kegelapan. Sebentar, namamu Huo, bukankah itu artinya api ? Apa, penamaan Zhansen berdasarkan elemen yang menyertainya ?" Tanyaku baru sadar begitu Huo menyebutkan kata kegelapan milik Zhansen Ayah."Iya, benar! Kami tercipta dari unsur elemen-elemen yang ada didunia ini, tapi ada juga yang berasal dari ketiadaan, seperti halnya milik Ayahmu
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 172

POV Author.Pagi itu, Siswa-Siswi sudah mulai tampak berdatangan. Banyak wajah tegang karena akan menghadapi Ujian Nasional yang akan menentukan kelulusan mereka nantinya. Apalagi sekolah mereka yang berstandar Internasional dan menuntut prestisius tinggi. Namun tidak sedikit juga yang terlihat santai, terutama mereka yang sudah biasa menjadi langganan nilai peringkat atas di Sekolahan tersebut.Diantara para siswa tersebut, tampak Renata yang baru saja datang bersama dengan Zidan. Kedua sahabat Renata yang sudah datang duluan, tampak sangat senang menyambut karena seminggu sebelumnya merupakan minggu tenang dan membuat mereka jadi tidak pernah berkumpul lagi seperti sebelumnya."Nataaa.." Sambut Mivi dan Reni.Ketiganya saling peluk dan cipika-cipiki tanpa canggung sedikitpun walaupun ada Zidan yang berdiri disebelahnya Renata."Kok lu kelihatan agak pucatan Nat ?" Tanya Mivi begitu melihat wajah Ren lebih dekat. Kedua sahabatnya itu sudah mengetahui tentang penyakit Renata, sehingga
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 173

Awan benar-benar sudah berubah, tidak ada lagi Awan yang dulu. Awan yang ramah dan selalu care dengan orang lain. Awan yang dulunya terlihat polos dan ramah kini telah berubah jadi sangat cuek dan dingin. Setidaknya itulah asumsi yang melekat dibenak teman-teman Renata terhadap dirinya. Tidak sedikit yang merasa heran dengan perubahan Awan, apalagi sosok Awan telah menjadi perbincangan di sekolah sejak Renata memeluknya di Kantin waktu itu. Ditunjang pembawaannya yang ramah, sosoknya yang ganteng dan ditambah kepintarannya yang jadi buah bibir di Sekolah itu, khususnya cewek-cewek.Saat jam istirahat setelah sesi ujian yang pertama, banyak cewek yang nimbrung di dekatnya. Sekedar say hello ataupun yang nekat mengajaknya makan bareng ke kantin, namun Awan hanya menanggapinya dengan cuek. Sampai akhirnya mereka pun menyerah dengan sendirinya.Herannya, bahkan Angel yang yang menjadi salah satu primadona di sekolah mereka pun tidak diliriknya sama sekali. Siapa yang tidak kenal dengan se
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 174

Hari kedua ujian ada sedikit insiden yang melibatkan Awan dan Renata. Sesaat sebelum ujian pertama dimulai. Awan baru saja keluar dari toilet, secara tidak sengaja berpapasan dengan Renata yang kebetulan baru keluar dari toilet perempuan yang terdapat di sebelah toilet cowok di lantai tiga.BughTanpa sengaja Renata yang sedang tidak konsentrasi, kembali menabrak Awan yang baru saja melintas. Untung saja, Awan dengan sigap menangkap tubuhnya sehingga Renata tidak terjatuh ke lantai."Kamu gak apa-apa ?" Tanya Awan kalem sambil memperhatikan Renata.Seperti dejavu dengan kejadian sehari sebelumnya, tapi tetap saja Renata selalu gugup ketika berada di dekat Awan seperti saat ini, membuat tubuhnya seakan menggigil kedinginan."Eh, hidungmu berdarah Ren." Kata Awan dengan refleknya mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan darah yang mengalir keluar dari hidung Renata."Eh, i-ini.." Ucap Renata terbata dan salah tingkah sambil melepaskan diri dari pelukan Awan. Suasana jadi sangat canggu
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 175

Malam itu, Awan kembali berkunjung ke rumahnya Hanna yang berada disebelah rumahnya Renata. Setelah seminggu sebelumnya Ia disibukan dengan persiapan ujian dan baru saja melepaskan segel dalam dirinya. Awan ingin menghabiskan waktunya bersama gadis innocent itu dulu sebelum 2 hari ke depan akan berangkat ke Kampungnya untuk menyempurnakan ritual keluarganya, pas malam purnama yang bertepatan lima hari lagi.Namun belum saja Ia masuk ke dalam rumah, Ia sudah ditahan lebih dulu oleh Rachel dan dicerca berbagai pertanyaan."Napa Chel ?" Tanya Awan heran melihat Rachel menatapnya sambil berdecak pinggang."Seharusnya Gue yang tanya begitu ke lu. Kenapa dengan Lu, Awan ?""Aku ? Gak apa-apa. Biasa aja perasaan." Jawab Awan sambil melihat ke tubuhnya, siapa tahu ada yang aneh, atau mungkin saja Dia salah membawa pakaian. Tapi, tidak ada yang aneh dari dirinya, bathin Awan."Lu dah nyakitin perasaan perempuan dan lu masih bilang gak kenapa-kenapa ?" Ujar Rachel dengan nada sedikit tinggi."M
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 176

Tidak jauh dari gerbang komplek perumahan mewah tempat Renata tinggal, tampak Devi sudah menunggu Awan dengan motor sport R6-nya."Bagaimana ?" Tanya Awan to the point, begitu melihat wajah yang terlihat tegang ditambah ada bekas lebam di pipi sebelah kanannya dan juga darah yang masih tersisa di sudut bibirnya."Mereka menunju puncak. Disana markas mereka, walau tidak sebanyak dulu. Tapi, Disana ada Karta dan beberapa pengawal terbaiknya. Tadi, Aku ketahuan oleh Zidan sebelum dia datang ke rumahnya Renata. Dia sangat mengerikan, beruntung Aku bisa cepat menyelamatkan diri. Sebaiknya Kita menghubungi yang lain dulu.""Tidak ada waktu. Kita kesana sekarang." Ucap Awan tegas karena lebih mencemaskan keadaan Renata."Tapi..""Tidak ada tapi-tapi.. Kita berangkat sekarang. Kamu naik dibelakangku.." Perintah Awan lagi."Motor ini ?" Tanya Devi heran."NEO.." Panggil Awan entah ditujukan kemana.Tiba-tiba Neo sudah berada disamping tempat Awan berdiri. Devi sendiri cukup terkejut karena tid
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 177

"Ma, lihat Ibunya Kak Awan Ma." Ujar Luna sambil menarik tangan Mamanya yang saat itu sedang duduk santai di ruang tamu. Wajah cemas anak bungsunya membuat sang Mama penasaran dengan apa yang membuat Luna sampai khawatir seperti itu."Ada apa toh Na? Jangan buru-buru begitu."Saat sampai di kamar tempat sepupunya dirawat, baru Rini tahu kenapa Luna sampai buru-buru mengajaknya barusan. Arini, Ibunya Awan untuk pertama kalinya bergerak, namun dalam keadaan gelisah seperti orang yang sedang bermimpi buruk. Dari bibirnya berulang kali menyebut nama Awan, tidak lama ada butiran airmata mengalir keluar dari sudut matanya."Astaga! Mbak, sadar Mbak.""Luna, cepat hubungi Papa dan Kakakmu. Perasaan Mama kok gak enak begini yah! Hubungi juga Kak Awanmu, suruh kesini." Ujar Rini ikut senang karena saudara sepupunya itu sudah ada kemajuan, sekaligus juga tegang karena melihat Arini yang gelisah di alam bawah sadarnya, biasanya membawa pertanda buruk. Apalagi Ia berulang kali menyebut nama Awan
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 178

Bagian tengah mata Awan sudah berwarna merah sepenuhnya dan dari tubuhnya memancar hawa yang sangat panas. Neo saja yang berdiri beberapa meter darinya bisa merasakan betapa panas hawa yang dikeluarkan dari tubuh Awan.Begitu selesai menumpas lawan Neo langsung beralih ke tempat Devi yang saat itu sudah terluka cukup parah. Tidak hanya itu, pakaian bagian atas terbuka beberapa bagian. Rupanya lawan Devi tidak berniat untuk menundukannya tapi juga hendak melecehkan dirinya.BaaammmPukulan lawan berhasil ditahan oleh Devi, tapi tetap saja Ia jatuh terhempas diatas tanah. Merasa diatas angin, lawannya langsung mencengkram leher Devi dari atas."Arrghhh.." Devi kesulitan bernapas akibat cekikan lawan pada lehernya.Lawannya sendiri seperti sengaja membuat Devi seperti itu dan tidak langsung menghabisinya."Hehehe.." Lawannya tersenyum mesum sambil menatap tubuh mulus Devi yang terbuka bagian atasnya dan hanya menyisakan BH dan tanktop yang sudah terkoyak."Lepas.kan.." Lirih Devi sambil
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 179

Karta keluar dari dalam Villa dengan kemurkaan yang terpapar jelas diwajahnya, apalagi kesenangannya yang sedang bersama wanita cantik dalam sebuah kamar ketika itu jadi terganggu. Siapa yang berani membuat keributan ditempatnya malam-malam begini ? Sebesar apa nyali orang yang berani cari gara-gara dengannya, sehingga sampai berani menyerang tempatnya secara langsung seperti itu. Ditambah, melihat keadaan murid terbaiknya yang sudah tanpa kepala, digunakan untuk mendobrak pintu masuk.Begitu melihat siapa yang berdiri didepan Villanya, Karta sampai menyipitkan matanya dan tersenyum bengis menatap ke arah Awan dengan Devi dan Neo yang berdiri di kiri kanannya."Dasar bocah tengik! Berani sekali Kau datang kesini. Apa Kau sudah bosan hidup ? Hah!" Ujar Karta dengan suara menggelegar dengan diiringi tenaga dalam membuat siapapun yang mendenganya pasti akan langsung menciut nyalinya. Bahkan Devi dan Neo yang berdiri disamping Awan sempat berdiri gemetar karena tekanan dari suara yang mer
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more

BAB 180

Benar saja, Awan tampak terlonjak kaget mendengarnya dan ekspresinya langsung terlihat berubah, sampai-sampai Zhansen yang ada di dalam tubuhnya ikut bergejolak, "Jangan terpancing Brother, Dia coba mengacaukan emosimu.""Coba saja Kamu bisa mendengar rintihan kenikmatan dari Renata, hmnnn..." Ujar Zidan sambil mengecapkan lidahnya."Uhh rintihannya itu.. Andai lu gak menganggu Kami, mungkin Gue akan menikmati ronde kedua dengan Ree malam ini.." Lanjut Zidan lagi dengan senyum kesombongannya.Berhasil membuat Awan terpancing emosinya, Zidan semakin memainkan kata-katanya untuk membakar emosi Awan."Dan Lu tahu! Dia tadi sempat-sempatnya nyebut nama Lu dalam rintihan nikmatnya.. hahaha." Kata Zidan lagi tertawa puas.Emosi Awan semakin membara mendengar Renata yang sudah dinodai oleh Zidan, gigi-giginya sampai menggeletuk karena saking marahnya mendengar Zidan menyebut Renata dengan serendah itu. Seorang wanita yang sangat dicintainya harus di nodai oleh orang seperti Zidan. Membayangk
last updateLast Updated : 2022-11-11
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
27
DMCA.com Protection Status