Share

BAB 171

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-11 11:01:38

"Jangan khawatirkan hal itu. Nanti, jika saatnya tiba Kamu akan tahu dengan sendirinya. Sekarang Kita fokus untuk meningkatkan kemampuan terlebih dahulu. Jika Aku tidak salah, Hei'An pernah menunjukan kilasan memory tentang pertarungan Ayahmu dengan salah satu Five God. Kejadiannya belasan tahun yang lalu."

"Hah! Ayah pernah bertarung dengan mereka ? Bagaimana hasilnya ?"

"Ayahmu kalah. Mungkin Kamu tidak melihatnya, tapi Aku bisa melihat dengan jelas. Sisa dari pertarungan itu meinggalkan bekas luka ditubuh Ayahmu, tepatnya dibagian dada dan perutnya. Untung Hei'An dengan kekuatan kegelapannya berhasil membawa pergi Ayahmu tepat waktu."

"Hei'an, kegelapan. Sebentar, namamu Huo, bukankah itu artinya api ? Apa, penamaan Zhansen berdasarkan elemen yang menyertainya ?" Tanyaku baru sadar begitu Huo menyebutkan kata kegelapan milik Zhansen Ayah.

"Iya, benar! Kami tercipta dari unsur elemen-elemen yang ada didunia ini, tapi ada juga yang berasal dari ketiadaan, seperti halnya milik Ayahmu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 172

    POV Author.Pagi itu, Siswa-Siswi sudah mulai tampak berdatangan. Banyak wajah tegang karena akan menghadapi Ujian Nasional yang akan menentukan kelulusan mereka nantinya. Apalagi sekolah mereka yang berstandar Internasional dan menuntut prestisius tinggi. Namun tidak sedikit juga yang terlihat santai, terutama mereka yang sudah biasa menjadi langganan nilai peringkat atas di Sekolahan tersebut.Diantara para siswa tersebut, tampak Renata yang baru saja datang bersama dengan Zidan. Kedua sahabat Renata yang sudah datang duluan, tampak sangat senang menyambut karena seminggu sebelumnya merupakan minggu tenang dan membuat mereka jadi tidak pernah berkumpul lagi seperti sebelumnya."Nataaa.." Sambut Mivi dan Reni.Ketiganya saling peluk dan cipika-cipiki tanpa canggung sedikitpun walaupun ada Zidan yang berdiri disebelahnya Renata."Kok lu kelihatan agak pucatan Nat ?" Tanya Mivi begitu melihat wajah Ren lebih dekat. Kedua sahabatnya itu sudah mengetahui tentang penyakit Renata, sehingga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 173

    Awan benar-benar sudah berubah, tidak ada lagi Awan yang dulu. Awan yang ramah dan selalu care dengan orang lain. Awan yang dulunya terlihat polos dan ramah kini telah berubah jadi sangat cuek dan dingin. Setidaknya itulah asumsi yang melekat dibenak teman-teman Renata terhadap dirinya. Tidak sedikit yang merasa heran dengan perubahan Awan, apalagi sosok Awan telah menjadi perbincangan di sekolah sejak Renata memeluknya di Kantin waktu itu. Ditunjang pembawaannya yang ramah, sosoknya yang ganteng dan ditambah kepintarannya yang jadi buah bibir di Sekolah itu, khususnya cewek-cewek.Saat jam istirahat setelah sesi ujian yang pertama, banyak cewek yang nimbrung di dekatnya. Sekedar say hello ataupun yang nekat mengajaknya makan bareng ke kantin, namun Awan hanya menanggapinya dengan cuek. Sampai akhirnya mereka pun menyerah dengan sendirinya.Herannya, bahkan Angel yang yang menjadi salah satu primadona di sekolah mereka pun tidak diliriknya sama sekali. Siapa yang tidak kenal dengan se

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 174

    Hari kedua ujian ada sedikit insiden yang melibatkan Awan dan Renata. Sesaat sebelum ujian pertama dimulai. Awan baru saja keluar dari toilet, secara tidak sengaja berpapasan dengan Renata yang kebetulan baru keluar dari toilet perempuan yang terdapat di sebelah toilet cowok di lantai tiga.BughTanpa sengaja Renata yang sedang tidak konsentrasi, kembali menabrak Awan yang baru saja melintas. Untung saja, Awan dengan sigap menangkap tubuhnya sehingga Renata tidak terjatuh ke lantai."Kamu gak apa-apa ?" Tanya Awan kalem sambil memperhatikan Renata.Seperti dejavu dengan kejadian sehari sebelumnya, tapi tetap saja Renata selalu gugup ketika berada di dekat Awan seperti saat ini, membuat tubuhnya seakan menggigil kedinginan."Eh, hidungmu berdarah Ren." Kata Awan dengan refleknya mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan darah yang mengalir keluar dari hidung Renata."Eh, i-ini.." Ucap Renata terbata dan salah tingkah sambil melepaskan diri dari pelukan Awan. Suasana jadi sangat canggu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 175

    Malam itu, Awan kembali berkunjung ke rumahnya Hanna yang berada disebelah rumahnya Renata. Setelah seminggu sebelumnya Ia disibukan dengan persiapan ujian dan baru saja melepaskan segel dalam dirinya. Awan ingin menghabiskan waktunya bersama gadis innocent itu dulu sebelum 2 hari ke depan akan berangkat ke Kampungnya untuk menyempurnakan ritual keluarganya, pas malam purnama yang bertepatan lima hari lagi.Namun belum saja Ia masuk ke dalam rumah, Ia sudah ditahan lebih dulu oleh Rachel dan dicerca berbagai pertanyaan."Napa Chel ?" Tanya Awan heran melihat Rachel menatapnya sambil berdecak pinggang."Seharusnya Gue yang tanya begitu ke lu. Kenapa dengan Lu, Awan ?""Aku ? Gak apa-apa. Biasa aja perasaan." Jawab Awan sambil melihat ke tubuhnya, siapa tahu ada yang aneh, atau mungkin saja Dia salah membawa pakaian. Tapi, tidak ada yang aneh dari dirinya, bathin Awan."Lu dah nyakitin perasaan perempuan dan lu masih bilang gak kenapa-kenapa ?" Ujar Rachel dengan nada sedikit tinggi."M

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 176

    Tidak jauh dari gerbang komplek perumahan mewah tempat Renata tinggal, tampak Devi sudah menunggu Awan dengan motor sport R6-nya."Bagaimana ?" Tanya Awan to the point, begitu melihat wajah yang terlihat tegang ditambah ada bekas lebam di pipi sebelah kanannya dan juga darah yang masih tersisa di sudut bibirnya."Mereka menunju puncak. Disana markas mereka, walau tidak sebanyak dulu. Tapi, Disana ada Karta dan beberapa pengawal terbaiknya. Tadi, Aku ketahuan oleh Zidan sebelum dia datang ke rumahnya Renata. Dia sangat mengerikan, beruntung Aku bisa cepat menyelamatkan diri. Sebaiknya Kita menghubungi yang lain dulu.""Tidak ada waktu. Kita kesana sekarang." Ucap Awan tegas karena lebih mencemaskan keadaan Renata."Tapi..""Tidak ada tapi-tapi.. Kita berangkat sekarang. Kamu naik dibelakangku.." Perintah Awan lagi."Motor ini ?" Tanya Devi heran."NEO.." Panggil Awan entah ditujukan kemana.Tiba-tiba Neo sudah berada disamping tempat Awan berdiri. Devi sendiri cukup terkejut karena tid

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 177

    "Ma, lihat Ibunya Kak Awan Ma." Ujar Luna sambil menarik tangan Mamanya yang saat itu sedang duduk santai di ruang tamu. Wajah cemas anak bungsunya membuat sang Mama penasaran dengan apa yang membuat Luna sampai khawatir seperti itu."Ada apa toh Na? Jangan buru-buru begitu."Saat sampai di kamar tempat sepupunya dirawat, baru Rini tahu kenapa Luna sampai buru-buru mengajaknya barusan. Arini, Ibunya Awan untuk pertama kalinya bergerak, namun dalam keadaan gelisah seperti orang yang sedang bermimpi buruk. Dari bibirnya berulang kali menyebut nama Awan, tidak lama ada butiran airmata mengalir keluar dari sudut matanya."Astaga! Mbak, sadar Mbak.""Luna, cepat hubungi Papa dan Kakakmu. Perasaan Mama kok gak enak begini yah! Hubungi juga Kak Awanmu, suruh kesini." Ujar Rini ikut senang karena saudara sepupunya itu sudah ada kemajuan, sekaligus juga tegang karena melihat Arini yang gelisah di alam bawah sadarnya, biasanya membawa pertanda buruk. Apalagi Ia berulang kali menyebut nama Awan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 178

    Bagian tengah mata Awan sudah berwarna merah sepenuhnya dan dari tubuhnya memancar hawa yang sangat panas. Neo saja yang berdiri beberapa meter darinya bisa merasakan betapa panas hawa yang dikeluarkan dari tubuh Awan.Begitu selesai menumpas lawan Neo langsung beralih ke tempat Devi yang saat itu sudah terluka cukup parah. Tidak hanya itu, pakaian bagian atas terbuka beberapa bagian. Rupanya lawan Devi tidak berniat untuk menundukannya tapi juga hendak melecehkan dirinya.BaaammmPukulan lawan berhasil ditahan oleh Devi, tapi tetap saja Ia jatuh terhempas diatas tanah. Merasa diatas angin, lawannya langsung mencengkram leher Devi dari atas."Arrghhh.." Devi kesulitan bernapas akibat cekikan lawan pada lehernya.Lawannya sendiri seperti sengaja membuat Devi seperti itu dan tidak langsung menghabisinya."Hehehe.." Lawannya tersenyum mesum sambil menatap tubuh mulus Devi yang terbuka bagian atasnya dan hanya menyisakan BH dan tanktop yang sudah terkoyak."Lepas.kan.." Lirih Devi sambil

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 179

    Karta keluar dari dalam Villa dengan kemurkaan yang terpapar jelas diwajahnya, apalagi kesenangannya yang sedang bersama wanita cantik dalam sebuah kamar ketika itu jadi terganggu. Siapa yang berani membuat keributan ditempatnya malam-malam begini ? Sebesar apa nyali orang yang berani cari gara-gara dengannya, sehingga sampai berani menyerang tempatnya secara langsung seperti itu. Ditambah, melihat keadaan murid terbaiknya yang sudah tanpa kepala, digunakan untuk mendobrak pintu masuk.Begitu melihat siapa yang berdiri didepan Villanya, Karta sampai menyipitkan matanya dan tersenyum bengis menatap ke arah Awan dengan Devi dan Neo yang berdiri di kiri kanannya."Dasar bocah tengik! Berani sekali Kau datang kesini. Apa Kau sudah bosan hidup ? Hah!" Ujar Karta dengan suara menggelegar dengan diiringi tenaga dalam membuat siapapun yang mendenganya pasti akan langsung menciut nyalinya. Bahkan Devi dan Neo yang berdiri disamping Awan sempat berdiri gemetar karena tekanan dari suara yang mer

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11

Bab terbaru

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 265

    Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 264

    "Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 263

    "Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 262

    "Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 261

    "Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 260

    Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 259

    Mikha memikirkan hendak menerima tawaran dari Mpok Rina. Awan sudah membaca gelagat Mikha, sehingga Ia cepat bicara, "Mikha akan tinggal bersama saya, Mpok."Mikha dan Mpok Rina sama terkejut dengan pernyataan Awan barusan."Maaf, Mas ini siapa yah?" Mpok Rina bertanya dengan menyimpan kecurigaan pada Awan. Ia melihat Awan semenjak tadi dan bahkan menemani mereka sampai ke tempat pemakaman. Cuma karena Ia fokus pada Mikha sebelumnya, sehingga tidak menghiraukan keberadaan Awan."Ia teman saya, Mpok. Namanya, Awan. Ia juga yang telah menyelamatkan Mikha sebelumnya." Mika khawatir jika Mpok Rina akan mencurigai Awan tidak baik, sehingga Ia cepat menjelaskan siapa Awan untuk menghindari kesalahpahaman."Oh, begitu. Terimakasih banyak, Nak. Kamu telah menyelamatkan Mikha, kasihan Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang." Ujar Mpok Rina ramah dan telah mengubah penilaiannya terhadap Awan."Tidak usah sungkan, Mpok. Mikha juga teman saya, sudah kewajiban saya menolong seorang teman.

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 258

    2 jam kemudian, Awan dan Mikha sudah sampai disalah satu daerah pinggiran Ibu Kota. Disana Awan baru sadar, betapa besarnya ketimpangan antara lingkungan Apartemen yang ditinggalinya dengan tempat yang sedang dilaluinya bersama Mikha sekarang. Kebanyakan bangunan yang ada disini bersifat semi permanen dan bahkan ada sebagian rumah yang hanya berdindingkan seng dan kardus bekas.Ditambah jumlah penduduk yang begitu padat membuat tempat ini sebenarnya sangat tidak layak untuk dihuni.Menurut keterangan Mikha, rata-rata mereka yang tinggal disana adalah pendatang yang datang dari luar daerah untuk mengadu nasib di ibu kota. Tapi, karena biya hidup yang begitu tinggi sehingga mereka hanya sanggup untuk menyewa rumah-rumah liar seperti itu.Belum lagi, resiko digusur oleh satpol PP yang bisa datang kapan saja.Awan dan Mikha melewati beberapa gang, sebelum menuju salah satu rumah yang sangat-sangat sederhana. Itu adalah rumah kontrakan Mikha, namun herannya rumah itu begitu sepi. Mikha me

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 257

    Karena situasinya yang sudah tenang dan mencair diantara mereka, tapi karena pelukan Mikha yang sekarang sudah tenang dan tidak takut lagi seperti sebelumnya. Belum lagi, kenyataan jika kulit mereka bersentuhan secara langsung, justru membuat Awan yang tidak tenang jadinya. Bagaimanapun Ia masih muda, memeluk wanita cantik dalam keadaan terbuka membuat begitu hasratnya mudah tergoda."Hmnn.. itunya bangun lagi." Tunjuk Mikha malu begitu sadar bagian bawah tubuh Awan bergerak. Ia tidak menyangka jika benda yang semalam telah mengoyaknya itu akan kembali terbangun, sehingga wajah Mikha kembali tersipu."Hmn, dia terbangun karena dipeluk wanita cantik.""Apaan sih." Ucap Mikha tersipu sambil mencubit pelan pinggang Awan.Setelah Mikha tertidur pulas disampingnya, Awan bergegas mencari informasi tentang geng Kapak Merah melalu jaringannya di Klan Atmaja. Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi tentang gengster manapun dalam Negeri, karena Ia sendiri sudah punya kendaraan besar Klan

DMCA.com Protection Status