"Bu, apa aku terlalu berlebihan dalam menyikapi Ilham?" tanyaku saat kami sudah berada di dalam mobil, yang mulai dilajukan oleh Mas Faris. Aku duduk di barisan kedua bersama Bu Fatimah. Sedangkan Mas Faris dibagian kemudi. "Gimana ya, Ibu juga bingung. Ibu memang kurang setuju jika kamu akhirnya bersama dia, tapi, Ilham orang yang pertama kali membantumu saat kesusahan, apalagi selama ini dia begitu baik denganmu." "Tapi menurut Syifa, Ilham sudah keterlaluan, Bu. Apa coba maksudnya mengirimkan foto bayiku ke nomor Mas Prabu," ucapku dengan bibir mengerucut. "Ya mungkin maksud Ilham itu baik. Kita kan belum mendengarkan penjelasan Ilham. Mungkin niatnya gini, ini loh anakmu, darah dagingmu, lihatlah wajahnya begitu mirip denganmu, jadi bayi ini anakmu, gitu mungkin maksudnya!" "Justru itu yang Syifa takutkan, Bu. Lelaki itu a
Baca selengkapnya