Rumah Roy yang dulu dianggap Sahara bagai sangkar emas, kini belum berubah. Tempat itu tetap menjadi sangkar emas baginya. Perbedaannya hanya dengan apa yang dirasakannya. Ketakutan disakiti, tak dipedulikan, juga kesepian, perlahan namun pasti meninggalkan pikiran Sahara. Dia tengah berbahagia menikmati banyak cinta yang dilimpahkan Roy padanya. Sejak di ranjang tadi, dia sudah mendengar pintu kamar dibuka dan Roy langsung menuju kamar mandi. Seperti biasa pria itu berlama-lama di bawah pancuran air hangat. Roy memang tak pernah bisa sebentar di kamar mandi. Sahara sudah paham kenapa pria itu bangun sangat pagi untuk bersiap ke kantor. Roy perlu memastikan bahwa tak ada orang yang akan mengganggunya saat berada di dalam. Mata Sahara masih memejam, tapi telinganya menyimak tiap bunyi di kamar. Langkah kaki Roy melintasi ruangan, suara handuk Roy yang jatuh ke lantai, semprotan body scent, bahkan suara telapak tangan Roy menepuk-nepukkan after shaving ke
Read more