Novan mendorong mulut Rini yang terbuka di puncak kemaskulinannya untuk membimbing bergerak ke atas dan ke bawah. Walau Rini sebenarnya tidak membutuhkan panduan dari Novan. Erotisme Rini pagi itu, membuatnya bergairah melebihi apapun yang bisa dibayangkannya. Rini membawa bagian tubuh Novan lebih dalam, lalu sedikit lebih dalam lagi. Menyukai fakta bahwa dia tidak akan pernah bisa membawa kemaskulinan suaminya itu utuh ke mulutnya. "Rin, ya, Tuhan ...." Novan mengencangkan pegangannya di rambut Rini dan dengan lembut menarik Rini menjauh. Rini mengerang sedikit merasa kecewa. Seperti seorang anak kecil yang baru saja diambil mainannya. "Berdiri," pinta Novan, memegangi tangan Rini. "Duduk di pangkuanku," sambungnya, menepuk pelan pahanya. Tanpa berpikir lagi, Rini merentangkan kaki dan meletakkan bokongnya di paha Novan. Rini melakukan seperti yang diminta, bergerak
Read more