Roy merogoh saku kiri piyamanya dan mengeluarkan ponsel. “Orang-orangmu? Orang-orangmu kau bilang? Aku akan tunjukkan padamu bahwa aku tak perlu orang-orangku hanya untuk menyingkirkan seekor serangga sepertimu.” Nama seseorang yang sudah dihubunginya beberapa saat yang lalu seusai mandi, tertera di layar. “Halo? Donald? Sebentar,” ucap Roy, kembali menekan lutut Dony dengan kakinya. “Bersuaralah,” pinta Roy. “Aaarrrghhh,” pekik Dony. “Bagus,” sahut Roy. “Kau dengar? Semoga sekarang kau sudah percaya. Setelah menelepon beberapa orang, akhirnya aku tahu siapa yang memegang bisnis harammu itu. Karena kebetulan dia bawahanmu, dan kau membutuhkan sesuatu dariku, bagaimana kalau kita menjalankan kesepakatan yang kita bicarakan tadi?” Roy mengangkat kakinya dari lutut Dony dan mundur beberapa langkah. “Beri jaminan bahwa bawahanmu ini tidak mengganggu orang-orangku lagi. Kala
Baca selengkapnya