Home / Urban / TWINS PUNYA CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of TWINS PUNYA CEO: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

DI PELUK?

Zeta berlari menuju ruang kerja Albi, setelah ditelepon Cakra ia langsung bergegas menuju ke sini tanpa memperhatikan apapaun. Akhirnya ia sampai tepat di depan ruangan Albi, dengan rasa bersalah ia masuk ke dalam. Namun tak menemukan siapapun. Beberapa kali ia memanggil Albi namun tak ada sahutan. Sampai akhirnya ia mendengar suara pintu dibuka, ia melihat ke belakang dan melihat Cakra. Laki-laki itu mendekat ke arahnya dengan nafas terengah-engah.  "Di mana, Albi?" tanya Zeta.  "Dia pergi enggak tau ke mana," jawab Cakra setelah nafasnya teratur.  "Aku harus gimana?" tanyaku panik.  "Susul dia," jawab Cakra yang juga ikut panik.  "Ke mana?" tanya Zeta dengan nada tak santai.  "Enggak tau!" jawab Cakra juga dengan nada tak santai.  Jujur saja, ia ingin memakan Cakra hidup-hidup, akh
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

SEMUANYA HANCUR!

Zeta dan Albi berada di dalam proyek hotel yang kini sudah hancur rata dengan tanah. Suara ambulan dan mobil pemadam kebakaran saling bersahutan seolah tak ada yang mau mengalah. Mereka berdua berdiri berjejer, jarak 100 meter ke depan mereka melihat para korban yang silih berganti di temukan.  Zeta meringis melihat secara langsung luka para korban yang bisa di bilang cukup parah. Di sudut sana para pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api, asapnya hitam pekat dan abunya berkeliaran di udara. Tak ada yang tersisa selain puing-puing bangunan.  "Semua sudah hancur, tak ada yang bisa di selamatkan atau di perbaiki," ucap Albi.  "Aku takut melihat mereka," balas Zeta dengan suara cukup pelan, apalagi baru saja dirinya melihat seorang pekerja dipapah dengan darah mengalir dari beberapa anggota tubuhnya.  "Kau pulang saja, biar saya yang mengurus masalah di sini," ujar Albi. 
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

MENYELAMATKAN

Zeta terkejut mendapati teriakan Albi, ia melihat ke arah Albi yang saat ini berlari ke arahnya. Hingga akhirnya ia melihat ke atas. Ada puing besar hendak jatuh, ingin melangkah pergi namun puing itu keburu jatuh ke bawah. Hingga tiba-tiba tubuhnya di dorong oleh seseorang hingga jatuh ke samping.  Pelakunya ialah Albi, namun saat dia ingin berlari menghindar ada sebuah kawat besi menghalangi jalannya. Seketika ia tersandung, karena permukaan tanah yang miring ia berguling-guling ke bawah. Kepalanya membentur bongkahan batu yang cukup besar.  "ALBI!" Suara nyaring benturan di kepalanya, bebarengan dengan suara teriakan Zeta.  Albi tergeletak dengan mata sayu, ia menikmati rasa sakit di kepalanya. Ia masih sadar, dan melihat Zeta duduk di sampingnya. Dirinya tersenyum kecil melihat Zeta menangis, semua orang mengerubungi dirinya. Ia berdiri di bantu dengan Cakra, bajunya sudah kotor.  
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

TAK KUNJUNG USAI

Albi bertemu dengan pihak-pihak yang ikut andil dalam pembuatan proyek ini. Semua orang menyudutkan dirinya, dan ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Ia duduk di meja paling ujung, di sini juga ada Zeta yang menemanimu dirinya. Untuk sekarang ia mencoba untuk tak tersulut emosi. "Bapak kalau ada masalah pribadi jangan melibatkan proyek kerja sama kita!" "Kami semua kecewa dengan hal ini. Sangat disayangkan Pak Albi berbuat se ceroboh ini!" "Berita ini sudah jelas jika penghancuran proyek ada unsur kesengajaan. Saya tidak bisa menoleransi sikap bapak yang seperti ini!" "Jika seperti ini saya menyesal bekerja sama dengan bapak!" "Mohon untuk tidak menyudutkan satu pihak saja, di sini kita akan membicarakan baik-baik. Tolong pahami posisi atasan saya!" ucap Zeta yang membuat susana kembali hening.  Albi menghela nafas, ia mencoba menghilangkan rasa pusing
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

SAKIT

Zeta dan Albi berada di rumah, lebih tepatnya rumah Albi. Masing-masing dari mereka menggendong twins, tadi Zeta mendapatkan telepon jika twins menangis. Alhasil ia dan Albi langsung pulang tanpa pikir panjang, ia menggendong Syika yang rewel dan mengeluh pusing.  Sedari tadi ia menyuruh Syika minum obat, namun di balas celengan oleh sang empu. Sedangkan Albi sendiri menggendong Nathan sembari memejamkan matanya. Ia masih pusing dengan masalah di kantor, sekarang sampai rumah kedua anaknya menangis.  "Pusing mama," ucap Syika dengan suara para.  Zeta menurunkan Syika dan berjongkok di depannya. Ia mengelap keringat dingin yang mengalir di pelipis Syika.  "Tidur ya," ucap Zeta sebab merasakan suhu badan Syika naik.  "Yuk, mama gendong," tawar Zeta.  "Mau tidur sama mama," balas Syika.  Zeta menggendong Sy
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

SAMA-SAMA SAKIT

Malam harinya Albi terbangun, ia melihat jam yang tergantung di tembok. Sudah pukul 7 malam, ia tertidur lebih dari 5 jam. Segera ia bangkit dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Setelah selesai ia keluar kamar, sebenarnya tubuhnya masih sakit namun ia mencoba untuk menahnnya.  Albi berjalan menuju kamar twins, ia mendengar suara bising. Dengan langkah cepat ia masuk ke dalam, pemandangan pertama yang dirinya lihat ialah Cakra dan Zeta mengompres Nathan dan Syika. Ia segera menghampiri twins dengan perasaan khawatir.  "Mereka kenapa?" tanya Albi tak sabaran.  "Kau tenang dulu, mereka demam," jawab Cakra.  "Anak saya demam dan kalian tak membangunkan saya sama sekali?!" bentak Albi marah.  "Tenang dulu, jangan buat twins bangun," cegah Zeta.  Albi memijat pelipisnya pelan, ia duduk di tepi kasur dan mengelus kepal
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

MASALAH SELESAI

3 Hari kemudian, masalah di kantor sudah selesai. Keputusan yang tepat ialah Albi yang harus ganti rugi semuanya baik secara materi maupun tenaga. Saat ini Albi dan Zeta berada ditempat proyek yang hancur. Suasana sepi, semuanya sudah ditemukan hanya tersia puing-puing bangunan saja.  Selama 3 hari ini Albi bekerja keras menyelesaikan semua ini, bahkan dia hanya tidur 3 jam dalam satu hari. Satu hal yang pasti, ia sudah tau jika penyebab dari ini semua ialah bawahan Alex yang tak terima akan keadaan Alex sekarang. Akibat masalah ini, ia harus bekerja lebih keras lagi untuk mengembalikan semua yang sudah lenyap.  "Apakah kau berencana akan membuat bangunan lagi di sini?" tanya Zeta.  "Entahlah," jawab Albi yang saat ini memakai kacamata guna menutupi mata pandanya.  "Yuk kita pulang," ajak Zeta dan diangguki oleh Albi.  Namun saat ingin melangkah, tiba-tib
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

DROP

Zeta menemani Albi berada di rumah sakit, ia duduk di sebelah tempat tidur Albi. Ternyata Albi kecapean dan harus istirahat di rumah sakit untuk memulihkan kembali kondisinya. Di tangan Albi sudah ada jarum infus, semoga setelah infusnya habis Albi sudah sembuh.  Dari 2 jam yang lalu Albi tertidur, mukanya masih pucat. Dia kebanyakan pikiran dan stress berat, mungkin masalah beberapa hari lalu membuat Albi menjadi seperti ini. Lama melihat wajah Albi, Tiba-tiba pintu ruang rawat Albi terbuka. masuk lah Cakra dengan menggandeng tangan twins.  Zeta menaruh jari telunjuknya di bibir. "Jangan berisik, dia baru aja tidur," kode Zeta dengan suara pelan.  "Bagaimana keadannya?" tanya Cakra.  "Kecapean dan harus masukin beberapa vitamin ke tubuhnya," jawab Zeta lalu melepaskan sepatu twins.  Sekarang twins duduk di sofa yang tersedia di sana, untung saja ruangan
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

DIJAGA OLEH ZETA

Albi terbangun, ia melihat Zeta yang tidur di kursi sampingnya dengan tangan yang digunakan sebagai bantalan. Dia tertidur dalam posisi duduk, pandangannya beralih ke samping. Di sana Cakra tertidur, kedua anaknya pun tertidur di sofa. Ia menjadi merasa merepotkan mereka.  Tubuhnya sendiri sudah enakan, hanya saja pusing yang kadang ada kadang tidak dan itu cukup menggangu. Lebih dari 5 jam ia tidur, pasti mereka capek menjaga dirinya di sini. Sampai akhirnya ia mengelus pundak Zeta, detik itu juga Zeta terbangun.  "Kamu udah bangun?" tanya Zeta dengan suara khas orang bangun tidur.  Albi mengangguk. "Maafkan saya yang merepotkan kamu," ujarnya.  "Tidak apa-apa," balas Zeta.  "Kamu mau makan?" tanya Zeta.  Albi menggeleng pelan. "Saya ingin pulang saja," ujarnya.  "Tapi kata dokter kamu harus tetap di si
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more

SEKARAT?!

Zio berada di dalam ruangan kantornya, ia berdiri berhadapan dengan neneknya. Entah angin dari mana neneknya datang ke sini tanpa dirinya undang. Kalian tau tujuan dia berada di sini? Untuk membujuk dirinya agar mau mencarikan donor jantung untuk pria tua itu.    Dia datang kepada dirinya saat butuh saja, lentas ke mana saja mereka ketika ia terpuruk? Sekalinya datang meminta pertolongan seperti itu, benar-benar konyol dan sangat tak pantas juga tak tau malu! Sedari tadi wanita tua itu terus menjelaskan bagaimana kondisi suaminya yang saat ini berada di rumah sakit ternama.    "Silakan pergi dari sini!" usir Zio dengan nada pelan.    "Berikan adikmu kepada kita, jantung dia yang akan kita donorkan untuk kakekmu," ucap Leni tanpa beban.    "Anda gila?" Zio menatap ke arah neneknya itu. "Anda membujuk saya supaya mau menyerahkan adik saya kepada kalian, dan kalian mengambil nyawa ad
last updateLast Updated : 2021-12-21
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status