Home / Urban / TWINS PUNYA CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of TWINS PUNYA CEO: Chapter 101 - Chapter 110

116 Chapters

DIAM-DIAM

Albi belum juga kembali setelah berpamitan tadi, Zeta memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak Nathan bertemu dengan Hilda di rumah sakit. Tentu saja butuh perjuangan yang ekstra agar bisa sampai di rumah sakit, sebab bawahan Albi yang terus bertanya kemana ia akan pergi. Dengan berbagai alasan mereka semua membiarkan dirinya pergi membawa Nathan.  Saat ini ia menggandeng tangan Nathan berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Sampai akhirnya ia sampai di depan ruang tempat di mana Hilda di rawat. Ia pun masuk tanpa menunggu lama-lama lagi, Nathan tampak ragu. Tapi ia menyakinkan anak itu agar mau mendekat ke arah Hilda yang masih tertidur dengan tenang.  "Tante Hilda kenapa?" tanya Nathan setelah melihat kondisi Hilda yang memprihatinkan. "Mama kamu sakit," jawab Zeta sembari tersenyum kecil.  "Tapi kenapa tangannya di ikat? Tante Hilda enggak apa-apa 'kan?" tanya Nathan de
last updateLast Updated : 2022-01-17
Read more

ZETA BUKAN SIAPA-SIAPA

Zeta di marahi habis-habisan oleh Albi di halaman belakang, Zeta hanya bisa menunduk ketika suara nyaring Albi melaju kepada indra pendengaranya. Ini memang salahnya, jadi ia harus menerima konsekuensinya. Untung saja Nathan dan Syika di lantai paling atas, jadi besar kemungkinan mereka tak mendengarkan Albi.  Kemarahan Albi kali ini memang mengerikan, bahkan bodyguard di sini juga turut takut dengan Albi. Seolah-olah mereka juga kena imbas akibat perbuatan yang Zeta lakukan, intinya Albi itu mengerikan. Segala bentuk bentakan Zeta terima dengan lapang dada, jika ia berbicara sedikit saja maka katakan selamat tinggal pada dunia.  "Kau itu! Sudah saya peringatan untuk tak membawa Nathan ke sana! Tapi kau malah membawanya!" bentak Albi dengan suara rendah.  "Kau benar-benar keterlaluan Zeta! Kau itu sama sekali tak berhak dengan mereka! Itu semua kewajiban saya! Bukan kamu!" hardik Albi.  
last updateLast Updated : 2022-01-17
Read more

APA YANG TERJADI SBENARNYA?

Setelah perdebatan tadi dengan Zeta, Albi berada di ruang kerjanya yang ada di dalam rumah. Ia memijat pelipisnya, Zeta benar-benar membuatnya marah. Sampai sekarang pun ia enggan untuk bertemu dengan Zeta, mungkin saja perempuan itu juga tak ingin bertemu dengan dirinya. Tiba-tiba saja pintunya dibuka, ia menatap ke arah pintu. Melihat siapa yang datang ia memundurkan kursinya dan berdiri, ia melihat Syika yang berjalan ke arahnya sembari membawa boneka. Lantas ia menghampiri Syika dan berjongkok guna mensejajarkan tingginya dengan anak perempuannya itu. "Syika kenapa ke ruang kerja Papa?" tanya Albi.  "Kenapa Papa enggak keluar main sama Syik, Mama, dan juga Kakak?" tanya Syika dengan kepala sengaja dimiringkan. "Kerjaan Papa masih banyak, adek main aja sama mereka," balas Albi. "Enggak mau, Syika mau main sama Papa dan Mama," jawab Syika. "Maafin Papa
last updateLast Updated : 2022-01-31
Read more

TERNYATA DIA YANG MENCULIK ZETA!

Masih di dalam taksi, sekarang kedua tangan Zeta diikat di belakang. Mulutnya disumpal oleh kain, bahkan kedua kakinya juga turut di ikat. Ia meronta-ronta namun tak dipedulikan oleh supir itu, ia lelah. Keringat mengalir dari pelipisnya, berteriak namun suaranya tak terdengar. Itu sangat menyakitkan.  Bahkan ia sudah menangis karena takut, tadi ponselnya dibuang ke luar. Tenaganya tak sebanding dengan orang itu, tapi ia bisa sedikit bernafas lega karena sudah menghubungi Zio. Walaupun suara Zio sempat tak terdengar di telinganya. Tiba-tiba saja mobil ini berhenti, ia mengeluarkan suara tapi suaranya teredam.  "Jika tidak ingin di ikat menurutlah!" "Mudah sekali menangkap dirimu, bayaran banyak akan segera saya dapatkan." Mendengar hal itu membuat Zeta semakin takut. "Tuhan, tolong," batin Zeta menjerit. Supir itu keluar, lantas dia menarik tubuhnya dan mengeluarkan dir
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

DATANG UNTUK MENYELAMATKAN

Albi berada di dalam mobil, baru saja ia mendapatkan kabar bahwa Zeta diculik oleh seseorang. Itupun ia tahu dari bawahannya yang ia tugaskan untuk mengikuti Zeta pulang, tapi mereka kehilangan jejak taksi yang membawa Zeta pulang. Langsung saja ia datang ke tempat yang sudah bawahannya lacak.  Tentu saja ia tak sendirian, ia bersama dengan Cakra. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, jika ditanya ia sangat panik dengan keadaan Zeta. Apalagi jadi ia habis bertengkar kecil dengan dia dan belum baikan hingga sampai sekarang. Yang jelas ia akan memastikan Zeta baik-baik saja dan dia akan pulang dengan selamat. "Mengapa bodyguard bodoh itu masih berada di belakang? Apakah mereka tidak bisa menyalip dan sampai di sana terlebih dahulu?!" tanya Albi tak habis pikir sembari melihat mobil bodyguard di belakang dari spion.  "Kecepatan mobilmu ini tak bisa dicapai oleh mereka, jadi sedikit kurangi k
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

RINTIHAN ZETA?

Zio sudah sampai di tempat di mana Zeta disandera, ia segera turun dari dalam mobil bodyguardnya. Detik itu juga banyak sekali bodyguard Lixston yang berdiri mengelilinginya. Ia menatap mereka satu persatu, tubuh yang gagah dengan tatapan tajam. Sepertinya ia akan berolahraga melawan mereka.  Bukan musuh yang terlalu berat untuknya, lantas ia memberikan kode kepada yang lainnya untuk melawan mereka semua. Terjadilah aksi saking adu fisik, tak ada yang mau mengalah. Begitu juga dengan Zio, yang sangat brutal melawan mereka semua. Hans juga membantu Zio, banyak sekali orang yang sudah tumbang di sini.  Bugh Bugh Bugh "DI MANA ZETA SIALAN?" tanya Zio saat sudah berhasil melumpuhkan mereka.  "Saya tidak akan memberitahu! Saya sudah janji dengan Nyonya." "JANJI DENGAN WANITA TUA ITU? APAKAH KALIAN BERCANDA?" tanya Zio dengan nad
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

ALBI DATANG MEMBAWA BUKTI

Zeta melihat Zio yang dipukuli oleh mereka, ia mencoba untuk bangkit dari posisinya walau tak bisa. Bahkan sekarang Zio melawan mereka semua seorang diri, tentu saja Zio tak bisa melawan karena jumlahnya yang tak sepadan. Ia merasa menjadi orang yang paling tak berguna di sini.  Bertubi-tubi Zio mendapatkan pukulan dan dirinya melihatnya secara langsung, sampai akhirnya ia berhasil berdiri. Ia mengambil balok kayu di sudut ruangan, kebetulan Ratna dan Feli tak ada di sini. Itu artinya ada kemungkinan untuk dirinya dan Zio selamat dari sini. Setelah mendapatkan balok kayu itu ia mendekat ke arah orang-orang yang memukuli Zio.  Bugh Bugh Bugh Bugh Bugh Bugh Ia memukuli mereka semua hingga membuat mereka tersungkur, ia membuang balok kayu itu dan mendekat ke arah Zio. "Kau tak apa?" tanya Zeta sembari membantu
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

DIKEPUNG POLISI

Polisi benar-benar datang, mereka berdiri di pinggir dengan posisi melingkar. Albi, Zeta, Ratna dan juga Feli berada di tengah-tengah. Polisi itu membawa pistol semua, tentu saja itu di arahkan kepada Feli dan Ratna. Bahkan bodyguard Zio dan Albi yang masih tersisa turut berada di sini. Zeta masih dalam posisi bersandar, kesadarannya benar-benar menipis.  Tiba-tiba saja Ratna berlari ke arah Albi dan dengan gerakan singkat dia mengunci tangan Albi ke belakang. Tentu saja Albi tak siap dengan serangan yang tiba-tiba itu, polisi ingin mendekat tapi Albi menggeleng dan memberikan kode mata agar polisi tetap dalam tempatnya. Satu tangan Ratna memegang tangan Albi, sementara satu tangannya yang lain mencekik leher Albi dengan sikutnya  "Kalian semua pergi dari sini atau dia yang mati?" tanya Ratna menatap satu persatu dari polisi itu. Ratna menyuruh Feli untuk berjalan ke arah Zeta dan langsung dituruti oleh Feli.  
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

APAKAH INI AKHIR?

Hari ini tepat 3 hari setelah kejadian di mana Zeta di culik oleh Feli dan juga Ratna, Zeta sendiri sempat tak sadar selama dua hari karena ada luka serius di beberapa bagian tubuhnya. Saat ini Zio berada di ruang rawat Zeta, selama tiga hari Zio tetap menemani dan menunggu adiknya itu bangun.  Zio sendiri tak mengalami luka serius, hanya tinggal menyembuhkan luka luar di wajahnya. Zeta sendiri sudah bangun, dia hanya bersandar di ujung kasur tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Hal itu membuat Zio khawatir, tapi dokter bilang Zeta hanya trauma saja dan dia akan kembali seperti semula.  "Zeta, bicara sama kakak. Tolong jangan diam saja," ujar Zio yang mulai frustasi.  "Kenapa aku masih hidup? Aku enggak mau hidup kalau hanya menyusahkan kalian, kenapa papa dan mama melarang ku untuk ikut bersama dengan mereka?" tanya Zeta dengan pandangan kosong.  "Enggak, kamu enggak pergi. Tolon
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

BELUM JUGA SADAR

Sementara di sebuah ruang rawat terdapat Albi yang belum kunjung bangun dari tidur panjangnya setelah kejadian penembakan itu. Untung saja Albi bisa di selamatkan dan itu membuat semuanya bernafas lega. Di sini ada Cakra dan kedua orang tua Albi, mereka menunggu Albi bangun. Syika berada di dalam gendongan Cakra.  Sampai akhirnya Cakra memuaskan untuk mengajak Syika keluar dari ruangan ini dan mendapatkan izin dari kedua orang tua Albi. Ia berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Ia baru saja mendapatkan informasi bahwa Zeta juga di rawat di sini, dan dirinya juga belum menjenguk Zeta karena tak tau ruangannya di mana.  "Mama di mana om?" tanya Syika dalam gendongan Cakra.  "Kamu rindu dengan Zeta?" tanya Cakra balik.  "Iya, Syi mau ketemu mama. Syi mau aduin ke mama kalau papa enggak mau bangun," jawab Syika polos.  "Syika turun dulu, om mau te
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status