Aku berlutut, menempatkan bibir di antara kakinya, lalu menanamkan gigi pada benda lunak itu. Seketika Alex menjerit jeri. Mendorong kepalaku menjauh sambil mengumpat keras."Kau, wanita jalang, berani-beraninya menggigit pusakaku." Alex memegang benda berharganya yang kini menitikkan darah segar.Aku tertawa geli, meludahkan sejumput rambut keriting ke lantai. "Rasamu sangat tidak enak.""Kau! Siapa kau sebenarnya?" Ia mulai mundur, tapi bisa kulihat matanya berlabuh pada nakas di samping tempat tidur, di mana ponselnya tergeletak.Tanpa peringatan, ia berlari ke sana, berusaha menggapai ponselnya. Namun terlambat, dalam sekali lompatan, aku menyarangkan tendangan berputar ke sisi kepalanya. Pria itu tersungkur, tubuhnya menabrak tempat tidur."Aku, malaikat maut yang dikirim untuk menghabisimu." Senyum miringku membuatnya ngeri setengah mati.Pria itu merangkak mundur, m
Baca selengkapnya