"Axel, keluar!" Gedoran kuat di pintu kamar membangunkan kami."Axel, Axel, bangun!" Suara Leona terdengar sangat marah.Aku mengucek mata, melepaskan diri dari Axel dan berniat untuk membuka pintu. Pemuda tampan itu menghentikan aksiku, kembali memeluk erat sambil menyarangkan ciuman di pipi."Biarkan dia," lirih Axel."Aku tak tahan mendengar keributan.""Dia hanya cemburu." Tangannya membelai rambutku.Kadang aku berpikir perlakuan Axel pada Leona sangat kejam. Berkali-kali dia membawa wanita lain ke dalam hidupnya, tahu pasti hal itu akan menyakiti Leona.Namun, ada satu sisi aku mendukung keputusan Axel. Leona memang pantas diperlakukan begini, wanita seksi itu tak mengenal kata menyerah, jelas dia sudah ditolak, tetapi tetap menempel ketat pada Axel.Cinta membutakan Leona, sama sepertiku. Hanya saja sepertinya aku lebih beruntung se
Read more