Home / Pernikahan / Yang Ternoda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Yang Ternoda: Chapter 21 - Chapter 30

131 Chapters

Bab 21

 Bab 21Gilang merasa kesal karena diacuhkan Zafira ketika dia mencoba bercanda. Zafira malah memilih pergi dari sana dan menuju ke arah pintu. Perasaan kesal Gilang mendorongnya menyusul langkah Zafira yang sudah di depan pintu dan kemudian mendorong kasar pintu yang sudah terbuka sedikit. Gilang merasa kaget ketika Zafira membalikkan tubuhnya menghadap kepadanya. Baru kali ini Gilang melihat dari dekat wajah gadis itu.‘Ternyata cantik juga gadis batu ini!’ batin Gilang.Harum aroma shampo dari rambut basah Zafira yang masih terbungkus handuk membuat gairah lelaki Gilang terusik. Perlahan didekatkannya hidungnya menyentuh ujung hidung Zafira namun gadis itu tiba-tiba saja memalingkan wajahnya membuat mata Gilang tepat berhadapan dengan leher putih jenjang milik Zafira. Gairah lelaki Gilang semakin terpancing melihat leher putih jenjang Zafira ditambah dengan aroma tubuh Zafira yang memang sangat disukainya. Maka ketika
Read more

Bab 22

 Bab 22“Congratulation, Gilang! Om kaget sekali waktu papamu mengirimkan undangan pada Om. Om enggak nyangka kamu mau menikah secepat ini. Selama ini Om pikir kamu menunggu Claudia selesai kuliah dan akan mempersuntingnya. Tenyata Om salah, kamu menemukan jodohmu terlebih dulu. Sekali lagi selamat untuk kalian,” ucap seorang pria yang berpenampilan elegan terkekeh sambil menggandeng tangan seorang wanita yang terus menatap sinis pada Zafira. Dari ucapannya, Zafira yakin jika sepasang tamu VVIP yang sedang berdiri di hadapannya itu adalah orang tua dari Caludia.“Thanks, Om Alex,” jawab Gilang.“Gilang, Tante boleh bicara sebentar?” ucap wanita yang berada di sebelah pria yang dipanggil Om Alex oleh Gilang itu. Wanita itu tersenyum pada Gilang, namun segera menguraikan senyumnya ketika menatap Zafira.“Boleh, Tante Rosa,” sahut Gilang.Gilang menoleh pada Zafira dan melep
Read more

Bab 23

 Bab 23.Zafira tersenyum mendengar ocehan petugas WO itu dan berjalan ke arah belakang yang ditunjuk oleh Mas Bella tadi. Zafira mengehentikan langkahnya ketika dari balik tembok dia mendengar suara isak tangis seorang wanita.“Aku janji nggak akan berubah, Cla.”“Pasti ada yang berubah, Gilang. Semua tak akan sama lagi. Kamu sudah menikah!”Terdengar suara isak tangis.“Kamu akan selalu jadi prioritasku, Cla. Kamu tetap wanita yang istimewa bagiku.”“I had to live my life without you, Gilang! Bagaimana aku sanggup?”“Cla, you now how much i love you! Wait me! Aku akan kembali tapi bukan sekarang, suatu saat aku pasti kembali untukmu. Aku hanya harus mempertanggungjawabkan perbuatanku padanya.”“Apa sebenarnya yang terjadi, Gilang?”“Sudah kubilang jangan tanyakan itu. Itu akan membuatku membuka
Read more

Bab 24

Bab 24Ballroom hotel tempat pesta berlangsung sudah berangsur-angsur sepi. Para tamu yang tadinya memadati ballroom satu persatu mulai pulang. Tinggal beberapa petugas yang membereskan sisa-sisa pesta meriah yang baru saja digelar. Zafira duduk sambil memijit-mijit kakinya yang terasa pegal setelah berjam-jam berdiri menyambut tamu yang datang.“Pegel, Nak?” tanya Sinta.“Iya, Bu. Fira capek banget.”“Nanti setelah sampai rumah kakimu rendam air hangat ya, Nak. Itu akan mengurangi sedikit pegalnya,” ucap Sinta sambil duduk di samping putrinya.“Iya, Bu. Ayah mana? Boleh nggak Fira ikut pulang ke rumah?”“Kamu ini gimana sih, Nak. Rumahmu sekarang adalah rumah di mana suamimu berada, Nak. Itu ayahmu sedang memesan transportasi online,” jawab Sinta menunjuk Juan di dekat pintu masuk hotel.“Transportasi online? Kenapa pesan transport online, Bu?” T
Read more

Bab 25

 Gilang menurunkan Zafira dengan kasar. “Kau memang gadis yang nggak tau terima kasih ya. Aku hanya iba melihatmu terlihat sangat kelelahan.”Zafira tak menjawab, dia segera berjalan menuju kamar mandi ketika Gilang menurunkannya. Zafira keluar dari kamar mandi dengan piyama lengan panjangnya dan rambut panjangnya digulung keatas. Dia mencari-cari sesuatu di dalam tasnya kemudian kembali masuk ke dalam kamar mandi.Gilang tau gadis itu pasti sedang berusaha menghapus sisa-sisa make up diwajahnya sama seperti yang dulu pernah dilakukannya saat pertama kalinya menginap di kamarnya ini.“Sini, kubantu bersihin biar kamu  bisa istirahat.” Gilang kembali berdiri ketika melihat Zafira keluar dari kamar mandi.“Nggak usah.”“Kamu memang dilahirin untuk membantah ya! Apa kamu tau apa dosanya membantah suami? Sini kapasnya kubantu bersihin!”Zafira terpaku mendengar an
Read more

Bab 26

Gilang masih memikirkan apa yang tadi terjadi pada Zafira. Gilang merasa heran dengan gadis itu, di saat-saat tertentu Zafira terlihat seperti orang yang sedang ketakutan dengan tubuh gemetaran ketika melihatnya.  Gilang melirik ke arah sofa dan tersenyum melihat Zafira yang tampaknya sudah tertidur pulas. Perlahan Gilang meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu di mesin pencarian.“Apa? Trauma?” pekik Gilang ternganga melihat apa yang tersaji di layar ponselnya ketika dia mencari tau apa yang terjadi pada Zafira.Gilang pun membaca semua artikel di sana, bahkan mencari beberapa sumber lain yang terkait. Matanya terbelalak ketika salah satu artikel di ponselnya menyajikan informasi tentang berbagai penyebab seseorang mengalami tremor, salah satunya adalah wanita korban pemerkosaan.Gilang meremas rambutnya dan mengusap kasar wajahnya. Sekarang dia mengerti kenapa sejak awal Zafira masuk ke rumah ini, beberapa kali Zafira mengalami keadaan sepert
Read more

Bab 28

 Maria pun meceritakan semua kejadiaan di apartemen Gilang saat dia menyeka dan membersihkan tubuh Zafira dan menggantinya dengan baju yang baru. Termasuk menceritakan keadaan Zafira yang tak berdaya dengan sisa-sisa darah di area selangkangannya. Isakan lirih Zafira saat mendengar cerita dari Maria membuat Maria panik sekaligus iba padanya.“Maafkan saya, Nyonya. Harusnya saya tidak menceritakan ini.” Maria tertunduk menyesal di hadapan Zafira.Zafira berusaha menghentikan tangisannya dan mengulas senyum tipis pada Maria.“Tidak maria. Jangan meminta maaf. Harusnya aku berterima kasih padamu karena kamu telah mengurusku waktu itu, di saat ragaku tak berdaya menerima perlakuan keji itu. Jadi apa baju ungu yang kukenakan waktu itu adalah punyamu? Aku akan menggantinya.”“Tidak, Nyonya. Saya hanya mampir mengambil gamis itu di butik. Semua sudah diatur oleh Tuan Gilang.”“Apa yan
Read more

Bab 28

 Zafira memacu motornya menuju klinik dr. Hesti. Meskipun Irawan sudah melarangnya untuk mengendarai motor maticnya lagi. Sejak kemarin Zafira belum bertemu dengan Gilang. Sepertinya lelaki itu tak pulang kerumah tadi malam karena tempat tidurnya tetap kelihatan rapi ketika Zafira bangun tadi subuh. Ya, Zafira memilih tetap tidur di sofa sesuai dengan perjanjian awal mereka meskipun Gilang mengirim pesan padanya dan menyuruhnya untuk tidur di temapt tidurnya.Semalam Zafira sendiri merasa gelisah dan tak bisa tidur. Entah mengapa Zafira merasa ada yang hilang ketika Gilang tak ada di kamar itu. Akibatnya baru beberapa menit berada di meja kerjanya Zafira sudah terkulai dan tertidur di meja kerjanya.Felix berjalan memasuki klinik dan kemudian berhenti didepan ruangan accounting ketika tak sengaja matanya menangkap sosok Zafira yang terkulai di mejanya. Felix mengangkat bahunya acuh.‘Mungkin memang semua pengantin bar
Read more

Bab 29

 Bab 29“Masih mau mendengarku, Fira?” suara Gilang mengagetkan Zafira.“Eh ... iya, Mas!”Gilang menatap tajam ke dalam mata Zafira.“Yang kedua, aku mau meminta maaf dengan benar padamu atas perbuatanku waktu itu. Aku tau mungkin kamu nggak akan pernah memaafkanku, tapi aku hanya ingin meminta maaf dengan tulus. Maafkan aku, Fira!” Suara Gilang lembut penuh ketulusan.Butir bening berlompatan keluar dari kelopak mata Zafira ketika mendengar permintaan maaf yang diucapkan dengan tulus dan penuh perasaan oleh Gilang.“Maafkan aku, karena perbuatanku kamu mengalami trauma berkepanjangan ketika berada di dekatku. Maafkan aku, aku baru sadar jika reaksi tubuhmu yang gemetar saat kudekati adalah bentuk reaksi traumatik dari kejadian itu. Maafkan aku, sudah berkali-kali membuat traumamu kambuh. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan menyentuhmu lagi tanpa izin darimu.”
Read more

Bab 30

Bab 30.Zafira mulai berusaha tersenyum pada Gilang ketika bangun di pagi hari. Semua isi hatinya yang diungkapkannya pada Gilang kemarin membuat dada Zafira terasa sedikit plong. Paling tidak, mereka berdua sudah sepakat untuk menjalani semua dengan baik hingga saatnya nanti Zafira mundur dari hidup Gilang.“Selamat pagi, Fira.”“Selamat pagi juga, Mas.”“Ingat ya hari ini biar aku yang anterin kamu.”“Iya, Mas. Fira ingat kok. Fira ke bawah dulu ya nyiapin sarapan.”“Jangan lupa nasi gorengnya ya, Sayang!”Fira bergidik dan mengangkat bahunya ketika mendengar kata sayang dari bibir Gilang. Sedangkan Gilang terkekeh melihat reaksi Zafira karena ia memang sengaja ingin menggoda Zafira.Setelah selesai membuat nasi goreng dan menyajikannya di meja makan, Zafira kembali naik ke lantai dua hendak memanggil Gilang untuk sarapan bersama. Zafira membuka kama
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status