Home / Romansa / Noktah Merah Pernikahan Firda / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Noktah Merah Pernikahan Firda: Chapter 1 - Chapter 10

21 Chapters

BAB 1 Telephone Aneh

  BAB 1  TELEPHONE ANEH Drttt ... drttt ... drttttt.Ponselku bergetar, nada sambung lagu putus atau terus dari Judika, penyanyi yang terkenal itu terus mengalun syahdu. Netraku bergerak  ke layar ponsel  yang berada disebelah buku kerja di samping gelas kopi yang tinggal separuh ini.  Aku melihat nomer yang tak kukenal masuk ke ponsel kesayanganku.  Aku terkejut  saat menatap profil nomer aplikasi hijau itu tertera gambar  mas Gunarso.  Apakah Lelaki yang menjadi suamiku saat ini berganti nomer pikirku dalam hati.  Aku buru-buru mengangkatnya khawatir ada sesuatu  yang penting, belum sempat ku buka mulut ini, aku mendengar seorang wanita. “Mas Gun, ih … jangan ditekan dengan keras Mas. Sakit Mas, pelan-pelan Mas,” kata suara
Read more

BAB 2 Dirumah Ibu

    Perlahan  ku setir sepeda motorku keluar dari kantor sekolahku menembus jalan raya yang padat merayap.  Hawa yang panas dijalan semakin memperkuat rasaku hari ini. Ya Alloh  apakah yang harus kulakukan, rasa amarah ini benar benar tak bisa kubendung tak terasa airmata mengalir. Pikiranku terus mengembara dengan ponsel yang salah kuterima tadi. Entah kesengajaan atau tidak aku tak tahu, dihati dan pikiranku berkembang berbagai rasa yang berkecamuk.  “Tin!"  tiba - tiba suara bel mobil dari belakangku berbunyi sangat keras yang mengagetkan lamunanku yang sedang menjulang tinggi keangkasa  “Hoe!" "Mbak kalau nyetir jangan sambil ngelamun!” jerit sopir truk dari belakangku yang membua
Read more

BAB 3 Emosi Jiwa

    BAB 3 EMOSI JIWA  "Maaf pak jika berkenan tolong sebutkan nama bapak, agar saya tak menduga duga jika tidak berkenan telpon saya tutup. Aku berpura-tak mengenal nomer ponsel ini. "Tunggu ... tunggu jangan ditutup dulu telponnya, Benarkah kamu nggak mengingat suaraku lagi Miana?" jelas orang itu. Mak jleb sekali rasanya mendengar nama akhirku disebut. Selama ini yang memanggil nama akhirku hanya satu orang yaitu Mas Bion saja.Mengapa ia masih memanggilku seperti itu?Apa maksudnya? Tiba tiba mataku gelap sekali rasanya, keringat dingin mengucur diseluruh tubuhku. Aku tak mampu mengangkat telpon. "Miana, Miana kamu masih mendengarku kan? Aku minta maaf miana jika aku mengejutkanmu. Aku dapat nomer telp
Read more

BAB 4 Kenangan Pahit

  BAB 4  KENANGAN PAHIT  Firda beranjak dari tempat duduknya, ia buka almari tuanya itu. Matanya celingukan mencari sesuatu, tangannya pun ikut menyibak tumpukan buku  "Ya ,ini yang kucari ." Firda mengambil buku diary warna merah jambu kenangannya dulu. Satu persatu ia buka baris kenangannya itu hingga terhenti pada tulisan sembilan belas tahun yang berbaris rapi Surabaya,  13 Desember 2000 Benarkah ia datang dalam kesunyian?Menemuiku dalam ribuan mimpiWajahmu yang sendu bersahaja Tutur katamu lembut nan bijaksanaGerak gerikmu yang selalu melindungikuSelalu membiusku dalam kerinduanKemanakah Engkau pergi? Serasa waktu belum berlalu Kau ucap janji setia
Read more

BAB 5 Kuhantam Pelan-Pelan

  #Kuhantam Pelan-Pelan Subhanalloh, aku sungguh malu mendengar penuturan pak Soleh, sungguh nggak pantes melihat perejengannya yang seperti juragan tapi bergaya hidup pelit seperti itu. Aku pamit pak Sholeh sambil membawa nasi goreng dalam kresek. Aku berjalan sambil menenteng satu bungkus nasi goreng lawar kearah mobil suamiku yang berjarak dua puluh meter dari warungnya pak Soleh. "Ayo Mas, kita pulang," kataku singkat sambil menutup pintu mobil dengan keras. Sepanjang jalan aku diam, dan tak berusaha mencari perhatian lagi dari mas Gunarso. Dia melirik, aku pura-pura tidur sambil bersandar di kursi mobil. Sesampai dirumah, mas Gunarso memarkirkan mobil dan aku langsung lari kedapur mengambil satu piring untuk meletakkan nasi goreng. Kugeletakkan begitu saja diatas meja makan tanpa ku buka,  disam
Read more

BAB 6 GUNARSO SALAH KAPRAH

 BAB 6GUNARSO SALAH KAPRAHTiba-tiba bola mata ini melihat kertas kuitansi terselip diantara tumpukan buku dekat meja riasku yang menggantung seperti mau jatuh.Mata ini serasa tak percaya melihat isi kuitansi ini tertanggal bulan lalu, pengeluaran sejumlah seratus lima puluh juta untuk keperluan umroh dua orang atas nama Zana Karunia dan Maftukha dibawah  tanda tangan penyetornya atas nama Gunarso Hadi Prayoga . Dalam hatiku penuh tanya siapa gerangan mereka berdua ini. Harus kuselidiki mereka hari ini mumpung hari minggu.Secepatnya aku bersolek didepan cermin dan berganti pakaian olahraga yang nyaman untuk jogging  pagi ini. Pintu kamar ku buka, mas Gunarso kuperhatikan  masih tertidur pulas diatas sofa berselimut kain tebal milik Randi.“Mau kemana Ma ?” Tiba-tiba suamiku terbangun mungkin karena terdengar handel pintu yang kubuka tadi.“Mau jalan-jalan Pa, mumpung ha
Read more

BAB 7 MENGUNTIT MAS GUNARSO

Dia buka ponselnya di aplikasi hijau itu, rentetan pesan masuk sangat banyak. Laporan panggilan tak terjawab bertubi-tubi. Satu persatu pesan Gunarso jawab hingga berhenti di pesan dari kontak nama Bidadari,[Mas Hadi, cepat datang kerumah kita , Aina Mas … Aina]Gunarso lingak-linguk melihat istrinya yang masih di kamar sibuk membersihkan kamar. Dengan cepat dia keluar  rumah dan menelpon Zana Kirania, gadis penjual rokok yang dinikahi secara siri oleh Gunarso tujuh bulan lalu. ["Ada apa Yang dengan Aina?"] dengan mesra memanggil istri sirinya.[Aina badannya panas Mas Hadi, terus ada ruam-ruam merah  hampir diseluruh tubuhnya] dengan nada penuh kecemasan.[Bawa dulu kerumah sakit sayang, nanti Mas Hadi langsung kesana sehabis kerja][Apa nggak bisa ijin nggak masuk Mas?][Jatah cutiku sudah habis, Sayang dan aku sudah sering nggak masuk karena mendampingimu.][Nggak mau, pokoknya Mas Hadi harus dampingi aku unt
Read more

BAB 8 KARANGAN BUNGA

#Karangan Bunga Untuk Si CandikAku tertegun, bagaimana uang tidak habis dalam sekejap jika gaya hidupnya seperti ini. Kuingat tujuh bulan terakhir ini mas Gun mengurangi anggaran uang belanjaku sangat banyak. Ternyata di buat untuk si ganjen itu.drttAlunan suara panggilan ponselku mengalun merdu, terbaca dilayar ponsel nama Tristan.[Bos sedang di mana, laporan yang kau minta sudah kukirim via email] [Dirumah sakit, lagi jadi detektif conan][Lagakmu Bos seperti lagi menggarap mission impossible saja, emang lagi buntuti siapa Mrs Bean] Tristan tertawa ngakak sedikit mengejek ke Firda teman kuliahnya dulu itu.[Anak candiknya mas Gun sakit] seloroh firda pelan[Hah, sebaik itu kah dirimu hingga harus mengurus anak tirimu] kata Tristan dengan nada tinggi.[Aku ingin menangkap basah mereka, tapi kalau terlalu cepat kok enak betul, aku ingin mas Gun merasakan puting beliung dalam hidu
Read more

BAB 9 PERGULATAN AMARAH

#Pergulatan Amarah Bu Zahra tiba-tiba melepas pegangan tangan Firda. Dia melangkahkan kakinya kearah anak lelakinya itu  dengan gontai, air mata yang meleleh dia sapu dengan tangannya. Gejolak bathinnya bergemuruh meluap-luap didada mertua Firda ituFirda hanya memandangi mertuanya yang telah pergi dari sampingnya itu. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan mertuanya itu."Plak!"Tamparan keras dilayangkan bu Zahra di pipi Gunarso hingga empat kali. Laki-laki itu sangat kaget karena tiba-tiba ibu yang melahirkan  ada didepannya. Dia tidak menyadari jika ibunya mengawasi sejak tadi . Gunarso pasrah tak berkutik dihadapan ibunya."Lho siapa kamu kok tiba-tiba menampar suamiku, dasar wanita tua nggak tahu adat," teriak Zana melihat suaminya ditampar tanpa melawan."Apa katamu, coba ulangi!" Bu Zahra menatap tajam penuh dengan emosi yang menguasai hatinya, mencoba mengenali perempuan yang memakai rok seksi pendek
Read more

BAB 10 KERESAHAN DUA INSAN

#POV FIRDAKelopak mata ini serasa berat kubuka seakan ada beban yang menindih diatasnya. Lamat-lamat ada sinar putih yang masuk di netra mata ini. Begitu mata terbuka seribu tanya dalam pikiran yang terus mengembara. Atap putih ini, jendela besar warna hijau toska yang beda dengan kamarku dirumah.  Selang infus yang menggantung diatasku  serta tangan yang begitu sulit kugerakkan."Dimanakah  aku, disurgakah ini? Kenapa sepi sekali?""Kenapa badanku terasa sakit seperti ini, mengapa ada infus yang menggantung di atasku. Apa yang terjadi padaku ?" Batinku terus bertanya."Kau sudah sadar  Miana sayang ?" Aku menoleh perlahan pada suara yang menanyaiku."Mas Bion?" pekikku kaget melihat lelaki berseragam dokter itu berdiri disamping ranjang."Ia aku, Sayang," ujar mas Bion sambil terus menatapku.Aku merasa risih dipanggil sayang seperti itu seakan-akan aku masih pujaan hatinya sa
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status